Senin, 03 April 2017

INI ALASAN KENAPA UMAT ISLAM & KRISTEN TAK BISA SALING MEMAHAMI

Bagi orang islam, orang kristen adalah kafir. Dapat dipastikan banyak umat islam tak paham kenapa orang kristiani disebut demikian. Yang mereka tahu adalah Allah sudah mengatakan demikian. Karena sudah tertulis begitu di Al Quran, maka orang islam pun menyebut para murid Kristus itu sebagai kafir, tak peduli bahwa kata “kafir” merupakan bentuk penghinaan yang luar biasa kasar. Umat islam juga tidak mau bertanya kenapa pada satu bagian Al Quran orang kristen disebut sebagai ahli kitab, sedangkan pada bagian yang lain berubah menjadi kafir.
Ada banyak hal yang tidak bisa dipahami oleh orang islam terhadap orang kristen. Salah satunya adalah sosok Yesus Kristus, yang bagi umat kristiani diyakini sebagai Tuhan Allah tapi tidak bagi umat muslim. Karena tidak bisa memahami, pada akhirnya mereka “menyerang” atau menyalahkan orang kristen. Umat islam tidak bisa memahami kenapa orang kristen menganggap Yesus itu Allah/Tuhan (karena masalah inilah orang kristen disebut kafir).
Umat islam menolak keallahan Yesus karena didasari pada argumen bahwa Yesus sendiri tak pernah menyebut diri-Nya Allah/Tuhan. Sumber yang dipakai adalah Kitab Suci Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil. Malah umat islam sering menggunakan teks Kitab Suci yang seakan “melawan” keallahan Yesus. Misalnya, Markus 12: 29, yang merupakan pengulangan dari Kitab Ulangan 6: 4. Karena itu, umat islam tidak mengerti kenapa orang kristen mengimani Dia sebagai Allah?
Orang kristen dapat memaklumi kenapa umat islam tak bisa memahami mereka. Dasar utamanya adalah beda cara pandang. Umat islam memakai cara pandangnya, sedangkan orang kristen punya cara pandang tersendiri. Terkait dengan persoalan keallahan Yesus, umat islam bukan cuma mendasarkan diri pada firman Allah dalam Al Quran, tetapi juga berdasarkan pada cara pandang mereka. Seperti yang sudah diungkapkan di atas, umat islam menolak klaim keallahan Yesus karena Yesus sendiri tidak pernah menyebut diri-Nya demikian. Orang islam baru dapat menerima klaim itu jika ada pengakuan dari yang bersangkutan. Oleh karena itu, dengan pola pikir seperti ini, umat islam merasa aneh dengan klaim keallahan Yesus.
Pola pikir inilah yang sering dipakai oleh orang islam. Kebenaran didasarkan pada pengakuan pribadi, bukan berdasarkan kriteria tertentu. Karena itu, umat islam akan percaya bahwa Hj Irene Handono adalah pakar kristologi karena dia sendiri menyatakan demikian. Atau, umat islam percaya pada seorang ustadz mualaf, ketika memberi ceramah, yang mengaku sebagai mantan pastor, karena yang bersangkutan memperkenalkan demikian. Masih ada banyak contoh lain lagi. Prinsipnya, umat islam percaya pada kebenaran karena memang sudah dinyatakan demikian.