Renungan
Peringatan St. Marta, Maria, Lazarus
Bac I
1Yoh 4: 7 16; Injil Yoh 11: 19 – 27
Hari ini Gereja Semesta
memperingati orang kudusnya, yakni Marta, Maria dan Lazarus. Mereka bertiga
bersaudara. Injil hari ini menceritakan kisah duka yang dialami Marta dan
Maria. Lazarus saudara mereka meninggal. Mereka banyak mendapat simpati dari
warga sekitar yang mengunjungi dan menghibur mereka (ay. 19). Di antara sekian
banyak yang datang, hadir juga Tuhan Yesus bersama para murid-Nya. Sangat menarik
jika memperhatikan dialog antara Tuhan Yesus dengan Marta. Di sana ada 3
keutamaan teologal, yaitu harapan, iman dan kasih. Marta mengutarakan
harapannya terkait dengan saudaranya. Ia berharap saudaranya tetap hidup. Tuhan
Yesus menjawabnya dengan pernyataan tentang kebangkitan (ay. 23). Kebangkitan tidak
hanya dimaknai pada kebangkitan akhir zaman melainkan saat kini juga. Namun untuk
itu dituntut iman kepercayaan kepada-Nya (ay. 25-27). Kisah selanjutnya
tentulah kita sudah mengetahuinya: Lazarus hidup kembali. Dalam kisah
kebangkitannya terdapat kasih, yaitu kasih Marta akan saudaranya, serta kasih Yesus
kepada mereka bertiga. Kasih itulah yang menghidupkan Lazarus.
Kasih ini juga yang diwartakan
Yohanes dalam suratnya yang pertama. Dalam bacaan pertama Yohanes meminta kita
untuk hidup saling mengasihi (ay. 7). Yohanes menegaskan bahwa kasih itu
berasal dari Allah (ay. 7) karena Allah sendiri adalah kasih (ay. 8). Selanjutnya
Yohanes mengatakan bahwa kasih Allah itu menghidupkan. Dia telah mengutus
Putra-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya (ay. 9). Dengan
kata lain, mau dikatakan di sini bahwa efek kasih adalah hidup atau kehidupan. Kasih
selalu membawa kehidupan. Inilah yang terjadi pada Lazarus dalam bacaan Injil
tadi. Lawan kasih adalah kebencian. Jika kasih mendatangkan kehidupan, maka benci
mendatangkan kematian.
Sabda Tuhan hari ini mengajak
kita untuk mengembangkan budaya kehidupan dengan mengamalkan perintah kasih. Agama Kristen sudah diidentikkan sebagai agama kasih, karena Tuhannya sudah memberi
perintah kasih sebagai perintah utama dan Tuhannya sendiri adalah wujud kasih
Allah. Karena itu, sangatlah miris jika ada orang Kristen, sebagai pengikut Kristus,
justru mengembangkan budaya kematian dengan menebarkan kebencian dan
permusuhan. Pengikut Kristus harus berani mengambil sikap melawan kebencian dan
permusuhan, dan mulai mengamalkan kasih persaudaraan.
by: adrian