Rabu, 12 Juni 2024

RENUNGAN HARI RABU BIASA X, THN II

Renungan Hari Rabu Biasa X, Thn II

Bac I 1Raj 18: 20-39      ; Injil Mat 5: 17-19

Kerap terdengar terkait dengan Tuhan Yesus muncul istilah atau gelar yang mengaitkan-Nya dengan sosok tokoh Perjanjian Lama. Misalnya, Yesus disebut sebagai Adam Baru, Musa Baru atau Elia Baru. Dan masih banyak contoh lainnya. Bacaan liturgi hari ini hendak memberitahu kita kenapa Yesus disebut sebagai Elia Baru.

Bacaan pertama hari ini menceritakan kisah tentang Nabi Elia yang membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman pengaruh Baal. Dari pernyataan Elia (ay. 21) terlihat jelas kalau umat Israel tidak setia lagi kepada Allah, yang telah membebaskan mereka dari penindasan Mesir. Mereka sudah “berlaku timpang dan bercabang hati.” Hati mereka sudah terpaut pada Baal. Karena itulah Elia tampil untuk mengembalikan mereka kepada Allah, diadakanlah “perang” antara Elia seorang dengan 450 imam/nabi Baal, dan kemenangan ada di pihak Elia sehingga umat Israel kembali kepada Allah. Mereka akhirnya berseru, “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” Seperti Elia yang membebaskan umat Israel dari pengaruh Baal dan menghantar umat itu kembali kepada Allah, demikian halnya dengan Tuhan Yesus. Dia membebaskan umat manusia dari belenggu dosa yang telah merusak relasi manusia dengan Allah dan menghantar umat itu kembali kepada Allah.

Tidak hanya soal pembebasan saja identifikasi Yesus dengan Elia, melainkan soal penggenapan Hukum Taurat. Kata “penggenapan” ini tidak hanya dipahami sebagai pemenuhan atau penyempurnaan, tetapi dalam konteks kita dipahami dengan membuat genap. Dengan frasa “membuat genap” berarti sebelumnya ada yang ganjil atau belum genap. Dengan kata lain, sebelumnya ada yang kurang, karena itulah perlu digenapi. Dan itulah yang dilakukan Elia dan juga Yesus, sehingga Dia disebut sebagai Elia Baru. Pada masa Elia yang kurang atau yang ganjil itu adalah ketidak-setiaan bangsa Israel, sedangkan pada masa Yesus keganjilan itu adalah penerapan Hukum Taurat itu sendiri. Ada banyak aturan dijalankan tidak sesuai lagi dengan Hukum Taurat, tetapi dikatakan itulah Hukum Taurat.

Apa pesan Tuhan kepada kita lewat sabda-Nya hari ini. Satu hal yang menarik untuk kita renungkan adalah pola identifikasi. Sebagaimana Yesus yang mengikuti Elia menjadi Elia baru, demikian pula halnya kita. Diharapkan agar kita, yang memang sebagai pengikut Yesus, harus menjadi Yesus yang baru. Jadi, seperti Yesus sebagai tokoh pembebas, demikian pula kita dapat membebaskan saudara-saudari kita dari belenggu dosa, penderitaan atau dukacita. Atau juga dengan berusaha dengan setia menerapkan perintah-Nya dan juga aturan Gereja, bukan dengan menawarkan aturan pribadi dengan mengatas-namakan aturan Gereja.

by: adrian