Janganlah kamu membunuh
orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar. (QS 6: 151)
Tak
bisa dipungkiri bahwa umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah
yang langsung disampaikan kepada Muhammad, yang kemudian ditulis di atas
kertas. Sekalipun ada di kertas, tapi umat islam yakin bahwa itu adalah
kata-kata Allah sendiri. Karena Allah itu suci, maka kertas yang ditulisi
perkataan Allah adalah suci juga. Pelecehan terhadap Al-Qur’an, misalnya dengan menginjak atau
mendudukinya, sama artinya dengan penghinaan terhadap Allah. Umat islam wajib membela Allah sesuai permintaan
Allah, dan orang yang melakukan penghinaan tersebut, berdasarkan perintah
Allah, harus dibunuh (QS al-Maidah: 33).
Dasar
keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung
disampaikan kepada Muhammad adalah perkataan Allah sendiri. Allah sudah
mengatakan bahwa Al-Qur’an itu berasal dari diri-Nya. Berhubung Allah itu
mahabenar, maka apa yang dikatakannya juga adalah benar. Mana mungkin Allah
yang mahabenar itu berbohong? Tak mungkin
Al-Qur’an itu ciptaan manusia, karena manusia bisa berbohong. Logika pikir
orang islam kira-kira begini: Al-Qur’an itu wahyu Allah karena Allah sendiri
yang mengatakannya adalah benar, sebab Allah itu mahabenar yang tak bisa
berbohong.
Selain
itu juga umat islam melihat Al-Qur’an sebagai keterangan
dan pelajaran yang jelas. Ini juga didasarkan pada perkataan Allah sendiri.
Allah telah mengatakan bahwa diri-Nya telah memudahkan ayat-Nya sehingga umat
dapat dengan mudah memahami. Sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup, Allah
memberikan keterangan dan pelajaran yang jelas sehingga mudah dipahami oleh
umat islam. Tak sedikit ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu
yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi
pesan Allah itu. Dengan perkataan lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna
dan pesannya, tak perlu lagi ditafsirkan. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan
apa yang tertulis dalam Al-Qur’an. Seandainya
pun tidak persis seperti yang tertulis, tapi maknanya tak jauh beda dengan apa
yang tertulis. Penafsiran atas wahyu Allah yang berbeda bisa berdampak pada
ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah sendiri.
Berangkat dari premis-premis di atas, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan merupakan perkataan Allah. Apa yang tertulis di atas merupakan kata-kata Allah sendiri yang disampaikan kepada Muhammad. Sebenarnya perkataan Allah kepada Muhammad dalam ayat 151 surah al-Anam terdiri dari beberapa kalimat. Pada intinya, pada ayat ini Allah SWT meminta Muhammad untuk menyampaikan beberapa pesan-Nya. Salah satu pesan Allah itulah yang dikutip dalam tulisan ini, yaitu “Jangan membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar.” Kalimat Allah yang terakhir hendak menegaskan kalau pesan-Nya itu merupakan perintah, dan sebagai perintah maka harus dilaksanakan. Diharapkan agar umat islam dapat memahaminya.