Rabu, 18 November 2015

Orang Kudus 18 November: St. Salomea

BEATA SALOMEA, PENGAKU IMAN
Salomea lahir pada tahun 1201 di Krakow, Polandia. Ia adalah puteri dari Pangeran Leszek I dari Krakow, pemimpin bangsa Polandia, dan Grzymislawa dari Lutsk. Salomea merupakan saudara dari Raja Boleslaw V, Suami dari Santa Kunigunda Kinga. Sejak kecil Salomea telah dipertunangkan dengan Pangeran Koloman dari Hungaria. Salomea dikirim ke Istana Raja Andras II dari Hungaria untuk memperoleh pendidikan serta mempelajari kebudayaan setempat.
Ketika Salomea dan Koloman menikah pada tahun 1215, mereka berjanji untuk menjaga keperawanan mereka. keduanya menjadi pasangan yang saleh, dan atas izin suaminya, Salomea menerima jubah Ordo Ketiga St. Fransiskus. Saat Koloman menjadi raja, Salomea mempertahankan kesederhanaannya. Pada tahun 1225 Raja Koloman gugur dalam pertempuran melawan bangsa Tartar, dan Salomea mengunakan hartanya untuk membantu orang-orang miskin serta membangun gereja.
Pada tahun 1240 Salomea bergabung dengan Ordo St. Klara di Zawichost. Biara ini kemudian dipindahkan ke dekat Krakow. Di tempat inilah, Salomea menghabiskan sisa hidupnya. Ia bahkan sempat menjadi abdis untuk biaranya. Diakhir hidupnya, Salomea meramalkan kematiannya. Salomea meninggal dunia pada 17 November 1268 di Krakow, Polandia. Jasadnya tidak mengalami kehancuran dan mengeluarkan aroma harum. Pada tahun 1623 ia dibeatifikasi oleh Paus Klemen X.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII, Thn B/I
Bacaan pertama hari ini masih diambil dari Kitab Makabe kedua. Di sini ditampilkan kisah heroik satu keluarga. Seorang ibu bersama ketujuh anaknya menampilkan contoh teladan iman yang sungguh menggugah. Kitab Makabe dengan tegas mengungkapkan bagaimana ibu itu menjadi teladan iman yang sangat luar biasa. “Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.” (ay. 20). Ibu ini lebih memilih apa yang baik dan benar, bukan apa yang enak.
Pesan Makabe ini kembali ditegaskan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Lewat perumpamaan tentang Mina, Tuhan Yesus mau menekankan bahwa Kerajaan Allah itu bukan soal enak atau kenyamanan, tetapi terutama soal baik dan benar. Karena apa yang enak bisa saja mencelakakan. Itulah yang terjadi dengan mereka yang tidak mau bersusah payah mengembangkan minanya. Mereka lebih memilih hidup santai. Namun akhirnya mereka mendapat celaka.
Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin melandanya. Demikian pula halnya dengan iman. Semakin kita beriman, semakin kita banyak mendapat tantangan, godaan dan cobaan. Salah satu tantangan adalah kenikmatan duniawi. Kebanyakan orang lebih memilih apa yang enak dan nikmat daripada apa yang baik dan benar. Kenikmatan mengalahkan kebaikan dan kebenaran. Sikap seperti inilah yang hendaknya dihindari. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita senantiasa mencari apa yang baik dan benar untuk kehidupan kita dan sesama. Jangan hanya memikirkan kenikmatan sendiri dan sesaat saja.***
by: adrian