Setahun yang lalu, aku bertemu seorang ibu muda yang mengisahkan liku-liku perjalanan imannya. Beberapa kali air matanya menetes dan suara isak tangisnya terdengar saat dia menceritakan kisah ziarah hidupnya yang tidak mudah itu. Ibu ini berasal dari keluarga katolik, dan bertumbuh sebagai wanita katolik. Namun kehendak Tuhan memang mungkin berbeda-beda jalan-Nya untuk setiap orang, termasuk dirinya. Dalam usia yang muda, ia menjadi yatim piatu. Karena kesulitan hidup, perjalanan imannya menjadi susah.
Kesulitan ekonomi membuatnya hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga
SMA, lalu ia bekerja seadanya. Kemudian dia bertemu dengan seorang laki-laki
yang berbeda agama dengannya. Cinta memang sering tak bisa dipahami dengan
akal. Karena laki-laki itu bekerja baik, dan awalnya kelihatan sebagai seorang
yang berhati lembut dan penyayang, maka dia pun memutuskan untuk mengikuti
suaminya; dan meninggalkan imannya.
Namun ternyata semuanya berubah setelah ia menikah dan meninggalkan
imannya. Pelan-pelan sifat suaminya berubah dan yang aslinya muncul. Ternyata
dia seorang yang keras dan fanatik dengan agamanya. Lalu, pekerjaan suaminya
juga mulai mengalami kegagalan karena berbagai hal. Ketika dia mulai memiliki
anak, kebutuhan keluarga bertambah namun penghasilan keluarga berkurang,
sementara dia hanya menjadi ibu rumah tangga sejak menikah. Dengan semua
kesusahan hidupnya, ibu muda ini pun hanya bisa pasrah.
Namun rencana Tuhan memang lain. Dalam ketidakpastian hidup dan masa depan
keluarga, tiba-tiba dia rindu kembali ke Gereja, mengikuti misa dan menerima
komuni. Dia hanya mengurung niat itu dalam hatinya, karena takut suaminya
marah. Sampai suatu waktu, dia menyampaikan niatnya itu kepada suami, dan
tenyata benar suaminya marah dan menolak. Mendengar itu, dia semakin sedih dan
takut. Namun hatinya tetap mengatakan untuk tidak menyerah. Lalu ia mulai
berdoa Rosario sendirian. Malam hari saat suaminya tidur atau waktu lain ketika
dia sendirian di rumah.
Suatu malam suaminya bermimpi. Dalam mimpi itu dia melihat seorang perempuan berpakaian putih berkilau, berparas cantik sekali, dan wajah yang berseri-seri mendatanginya. Dia kaget melihatnya, namun juga terkagum-kagum. Tiba-tiba dia terbangun, dan memandang istrinya yang berbaring di sampingnya, namun tidak berkata apa-apa. Ketika bangun pagi dia mengatakan kepada istrinya bahwa dia tidak berkeberatan istrinya ke gereja. Beberpa hari kemudian dia mengantar istrinya ke gereja. Dan di sana dia sempat melihat patung Bunda Maria di dalam gereja. Selesai misa, dia menjemput kembali istrinya pulang ke rumah. Di rumah dia bertanya, patung perempuan siapa yang ada di dalam gereja itu. Istrinya hanya menjawab, itu patung Bunda Maria, Ibu Yesus…, dan ia pun hanya terdiam.