Jumat, 28 Maret 2014

Politik Uang 2: Titip Uang ke Rakyat

Dalam salah satu kegiatan kampanye, seorang calon legislatif (caleg) kedapatan oleh anggota Bawaslu tengah bagi-bagi uang kepada masyarakat. Caleg ini merupakan pendatang baru yang ingin menjadi anggota legislatif. Keesokan harinya, sang caleg itu dipanggil menghadap bawaslu. Di kantor terjadi dialog berikut.

Bawaslu          : Anda telah melanggar hukum.

Caleg Baru      : Peraturan apa yang sudah saya langgar?

Bawaslu          : Anda melakukan politik uang.

Caleg Baru      : Maksudnya? (dengan wajah bingung)

Bawaslu          : Ketika kampanye, Anda membagi-bagikan uang kepada warga. Ini buktinya (menunjukkan rekaman video). Anda terlihat jelas memberi uang kepada masyarakat. Ini pelanggaran.

Caleg Baru  : Saya tidak memberi uang kepada rakyat. Saya hanya menitipkan uang saya kepada rakyat. Nanti setelah saya terpilih jadi anggota legislatif, saya akan mengambilnya kembali. Itu bukan pelanggaran.

Bawaslu          : <#$$%^$#@*&(....??????
Jakarta, 27 Maret 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Politik Uang 1: Kembalikan Uang Rakyat

Dalam salah satu kegiatan kampanye, seorang calon legislatif (caleg) kedapatan oleh anggota Bawaslu tengah bagi-bagi uang kepada masyarakat. Caleg ini merupakan wajah lama yang ingin menjadi anggota legislatif kembali. Oleh karena itu, keesokan harinya, sang caleg itu dipanggil menghadap bawaslu. Di kantor terjadi dialog berikut.

Bawaslu          : Anda sudah melanggar hukum.

Caleg               : Apa yang saya langgar, Pak?

Bawaslu          : Anda melakukan politik uang.

Caleg               : Maksudnya? (wajah bingung)

Bawaslu          : Kemarin, ketika kampanye Anda membagi-bagikan uang kepada warga. Ini buktinya (menunjukkan rekaman video). Anda terlihat jelas memberi uang kepada masyarakat. Ini pelanggaran.

Caleg           : O.., itu toh. Saya tidak memberi uang kepada rakyat. Yang saya lakukan itu adalah saya mengembalikan uang rakyat yang telah saya ambil waktu saya masih aktif di legislatif.

Bawaslu          : %^$#@*&(??????
Jakarta, 27 Maret 2014

Orang Kudus 28 Maret: St. Doroteus

SANTO DOROTEUS GAZA, PENGAKU IMAN
Selagi dalam pendidikan Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. Lebih baik aku memegang ular daripada membolak balik buku pelajaran, katanya. Tetapi lama kelamaan ia mengubah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar dan membaca.

Semangat baru ini kemudian menghantar dia ke dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di sebuah biara di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehigga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang yang kudus. Kata-kata ini menunjuk pada tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempurnaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya adalah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya. Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis: Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagiakan.

Doroteus mencapai kemajuan pesat dalam hidup rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. Ia berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahib. Ia selalu berlaku ramah kepada rekan-rekannya. Tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan percobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab musabab dari semua itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab Ia tahu apa yang penting dan berguna bagi kita. Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke 17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis dan Inggris.

Bagi Doroteus, kesucian tidaklah sama dengan mengejakan mukzijat-mukzijat dan/atau menjalankan puasa dan tapa. Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi kepada kehendak Tuhan atau menhendaki semata-mata apa yang dikehendaki oleh Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang Kudus.

Renungan Hari Jumat Prapaskah III - A

Renungan Hari Jumat Prapaskah III, Thn A/II
Bac I   : Hos 14: 2 – 10; Injil        : Mrk 12: 28b – 34

Dalam kitab Hosea yang menjadi bacaan pertama, Hosea menekankan dua sikap atau tindakan yang disukai oleh Allah. Dua tindakan itu adalah kata-kata penyesalan dan tobat. Dua tindakan ini akan menyurutkan murka Allah dan mendatangkan rahmat belas kasih Allah (ay. 4). Rahmat belas kasih Allah tentulah akan mendatangkan sukacita dan kebahagiaan bagi umat. Hal ini digambarkan seperti bunga bakung, pohon hawar, pohon zaitun, gandum, anggur Libanon.

Injil hari ini berbicara tentang perintah utama, yaitu kasih kepada Allah dan kepada sesama. Yang menarik dari kisah ini adalah pernyataan Yesus kepada ahli Taurat yang memberi penegasan atas jawaban Yesus soal hukum utama tadi. Kepadanya Yesus berkata, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” (ay. 34). Tentulah kita bertanya, kenapa Yesus mengatakan demikian. Jawaban ahli Taurat itu masihlah sebatas kata-kata, belum diwujud-nyatakan dalam perbuatan. Tampak jelas bahwa Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya berhenti pada ungkapan baik saja, melainkan sampai pada perbuatan baik.

Apa yang ditekankan Yesus dalam Injil, sama seperti yang ditegaskan Hosea dalam bacaan pertama. Allah tidak hanya puas dengan kata-kata penyesalan saja, melainkan berlanjut dengan pertobatan. Hal yang sama juga dengan ungkapan baik harus berbuah pada perbuatan baik. Inilah yang dikehendaki Tuhan lewat sabda-Nya hari ini. Masa prapaskah mengajak kita untuk tidak hanya sampai pada ungkapan niat dan kata-kata saja. Pada masa prapaskah kita diminta untuk berpuasa, berderma dan bertobat. Tuhan menghendaki agar ketiga tindakan prapaskah ini mewujud-nyata juga dalam tindakan nyata dalam kehidupan.

by: adrian