Kamis, 02 Juli 2015

Orang Kudus 2 Juli: St. Yohanes Fransiskus Regis

SANTO YOHANES FRANSISKUS REGIS, IMAM
Yohanes Fransiskus Regis lahir di Fontcourverte, wilayah Keuskupan Norbonne, Perancis, pada tahun 1579. Ia dididik di Kolese Bezeirs, milik Serikat Yesus. Pada tahun 1615, ketika berumur 18 tahun, ia masuk Serikat Yesus. Setelah mendapat pendidikan intensif di dalam tarekat itu, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1631.
Awal kariernya sebagai imam dimulainya di Languedoc. Wilayah kerja ini tergolong sulit, baik geografiknya maupun penduduknya. Keadaan goegrafisnya bergunung-gunung, baik di Perancis Tenggara maupun di perbatasan Swiss. Sedangkan penduduknya masih buta huruf, kurang beradab dan kasar tingkah lakunya. Banyak tantangan yang dihadapinya dalam karya pelayanan umat.
Meskipun demikian, Yohanes yang ramah, sopan dan lembut hati ini sungguh kuat pendiriannya dan pantang mundur dalam menghadapi semua kesulitan ini. Ia dengan penuh semangat naik turun gunung untuk mengajar agama dan melayani sakramen-sakramen demi membawa mereka kembali kepada Kristus. Pada musim panas, ia bekerja di kota, mengunjungi rumah-rumah sakit dan penjara-penjara. Di sana ia mengajar, berkotbah dan mendengarkan pengakuan. Ia membantu siapa saja yang datang kepadanya meminta bantuan.
Kesuksesannya di Montpellier dan Sommiers mendorong Uskup de la Baume dari Viviers memanfaatkan Yohanes sebaik-baiknya guna melayani umat. Yohanes bekerja keras selama lima tahun di wilayah itu untuk membawa kembali umat kepada penghayatan iman yang benar. Ia berhasil menobatkan sejumlah besar penganut agama protestan.
Empat tahun terakhir hidupnya, Yohanes tinggal di Valey. Di sana ia mendirikan sebuah perkumpulan yang giat dalam karya sosial untuk membantu para miskin. Ia meninggal dunia pada tahun 1640 di la Louvesc
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Biasa XIII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XIII, Thn B/I
Bac I  Kej 22: 1 – 19; Injil                   Mat 9: 1 – 8;

Bacaan pertama hari ini masih diambil dari Kitab Kejadian, yang menampilkan kisah Abraham. Di sini hendak ditampilkan ketaatan Abraham kepada Allah. Abraham diminta oleh Tuhan untuk mempersembahkan putera tunggalnya. “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (ay. 2). Sekalipun perintah Allah itu bertentangan dengan keinginan dan akal sehat Abraham, namun Abraham tetap melaksanakannya. Kenapa Abraham mau saja melakukan semua itu? Jawabannya adalah karena dia percaya kepada Allah. Abraham percaya bahwa Allah selalu ingat akan janji-Nya dan tak akan mencelakakan dirinya.
Sikap percaya ini juga yang diangkat Injil hari ini, dengan menampilkan kisah penyembuhan orang lumpuh. Tuhan Yesus menawarkan kepercayaan kepada orang lumpuh itu. Ada dua hal yang saling berkaitan dalam peristiwa itu, yaitu pengampunan dosa dan penyembuhan. Dan orang lumpuh itu menanggapi tawaran Tuhan Yesus dengan sikap percaya sehingga ia mendapatkan rahmat kesembuhan. Dengan memperoleh kesembuhan, berarti juga ia mendapatkan rahmat pengampunan.
Terkadang kita menemukan rencana Tuhan atas diri kita tidak sesuai dengan keinginan kita, atau malah tidak masuk akal sehat kita. Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk senantiasa percaya kepada-Nya. Walaupun kehendak Tuhan itu bertentangan dengan keinginan kita, hendaklah kita tetap menaruh kepercayaan kepada-Nya. Dibutuhkan sikap berserah diri, menyerahkan hidup kita kepada penyelenggaraan ilahi. Kita harus yakin bahwa Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menderita, sebaliknya Ia ingin kita bahagia.***

by: adrian