Kamis, 08 Oktober 2015

Ziarah ke Israel #21

YERIKHO, BUKIT PENCOBAAN
Dari rumah Kayafas, rombongan kami berangkat menuju Qumran. Di sini kami melihat tayangan kisah tentang komunitas Qumran. Ada keyakinan bahwa Yohanes Pembaptis pernah bergabung di komunitas ini, namun keluar. Setelah mengunjungi wilayah ini, kami menuju Yerikho. Tentang kota ini, salah satu cerita yang cukup terkenal dalam Kitab Suci adalah kisah Orang Samaria yang Murah Hati (Luk 10: 30 – 35).

Akan tetapi, diyakini juga bahwa Tuhan Yesus, sebelum melaksanakan tugas perutusan-Nya, Tuhan Yesus mengadakan “retret” selama 40 hari di wilayah ini. Daerah perbukitan merupakan lokasinya. Di sinilah Dia mengalami cobaan dari iblis. Karena itu, daerah ini dikenal juga dengan bukit pencobaan.

Renungan Hari Kamis Biasa XXVII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXVII, Thn B/I
Bac I  Mal 3: 13 – 20a; Injil                 Luk 11: 5 – 13;

Sabda Tuhan hari ini mau memberikan gambaran tentang Allah. Dalam Injil, lewat perumpamaan, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu mahabaik. Dia senantiasa memperhatikan umat-Nya. Namun kepada umat diminta untuk datang dan meminta kepada-Nya. “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapatkan dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (ay. 10). Di sini mau ditegaskan bahwa sekalipun Allah itu mahabaik, umat harus ada berusaha dan berjuang, bukan berdiam diri saja.
Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Maleakhi, disampaikan bahwa ada umat yang berpikiran bahwa percuma beribadat kepada Tuhan. Salah satu alasannya adalah sering mereka melihat ada banyak orang fasik yang hidupnya mujur dan bahagia. Dari sini disimpulkan bahwa Allah pilih kasih. Namun Maleakhi menegaskan bahwa Allah itu mahabaik. Ia mengungkapkan bahwa Allah mengasihi umat-Nya “sama seperti seseorang yang menyayangi anaknya yang melayani dia.” (ay. 17).
Dalam kehidupan kita juga sering melihat orang jahat yang kaya, hidup sukses, sementara orang baik merana bahkan cepat mati. Fenomena ini bukan hanya terjadi dalam kehidupan masyarakat sipil, melainkan dapat ditemukan dalam kehidupan menggereja. Ada imam yang korup hidup sukses berdampingan dengan uskup; ada yang malas tapi menjadi kepercayaan uskup. Hal inilah yang membuat kita terkadang meragukan kebaikan Tuhan. Namun sabda Tuhan hari ini tetap menyadarkan kita bahwa Allah itu mahabaik. Dia tetap memperhatikan kita dengan cara-Nya, bukan dengan cara kita.***

by: adrian