Rabu, 16 September 2015

Jangan Biarkan Anak Berlama-lama dengan TV atau Gadget

INTERAKSI ANAK DENGAN GADGET & TV HARUS DIBATASI
Orangtua dianjurkan membatasi interaksi anak dengan televisi dan gadget atau gawai. Interaksi yang berlebihan dengan perangkat itu akan menghambat tumbuh kembang anak. Dokter spesialis anak di RS Metropolitan Medical Center (Jakarta), Catharine M Sambo, memaparkan hal itu dalam acara konsultasi dengan orangtua pasien kanker pada anak di rumah singgah Yayasan Kasih Kanker Indonesia.
Dalam kehidupan masyarakat modern, aktivitas anak di depan layar (screen time) termasuk tinggi. Itu tak lepas dari peran orangtua yang memperkenalkan gawai pada anak untuk menjaga komunikasi ataupun memberi hiburan. Jika tak dibatasi, aktivitas itu bisa menimbulkan kecanduan terhadap perangkat tersebut, bahkan sebagian anak melakukan hal itu dalam waktu amat lama.
Aktivitas di depan layar itu dikhawatirkan berdampak pada terbatasnya pergerakan anak dan kemampuan mengungkapkan pemikirannya, demikian ungkap Catherine. Padahal dalam usianya, anak perlu melakukan banyak gerak demi perkembangan psikomotoriknya.
Menurut sejumlah riset, acara anak di televisi dapat mengembangkan kemampuan kognitif, tapi anak tak bisa mengungkapkan pemikiran itu karena jarang berinteraksi. Padahal usia 0 – 2 tahun ialah periode emas anak menangkap kondisi lingkungan, terutama kemampuan berbahasa. Pada masa ini anak setidaknya dapat berbicara dengan kalimat pendek, minimal dua kata. Jadi, orangtua dianjurkan lebih banyak berinteraksi dengan anak, misalnya membacakan dongeng.
Jika pada masa tumbuh kebang, usia 0 – 1,8 tahun, orangtua mengenalkan gawai atau televisi pada anak, aktivitas anak di depan layar sebaiknya dibatasi hanya 1,5 jam per hari. Akan tetapi, orangtua perlu menciptakan kegiatan lebih kreatif agar anak tak kecanduan gawai dan menonton televisi. Misalnya, menciptakan permainan dengan benda bersifat real menggantikan permainan virtual.
Selain mengganggu tumbuh kembang anak, kelekatan pada gawai dan televisi dapat beresiko pada hal lain. Dokter spesialis anak konsultan onkologi hematologi RD Dharmais, Haridini Intan Mahdi, mengungkapkan bahwa aktivitas anak dengan layar televisi dan gawai dapat berpengaruh buruk terhadap saraf anak. Cahaya pada layar tidak baik untuk kesehatan saraf anak.
Oleh karena itu, jika memang orangtua mencintai anaknya, berusahalah menghindari mereka dari perangkat televisi dan gawai.
sumber: Kompas Health
Baca juga tulisan lainnya:

Orang Kudus 16 September: St. Viktor III

SANTO VIKTOR III, PAUS
Viktor III lahir di Benevento, Italia, pada tahun 1026/27. Mulanya ia masuk biara Santa Sophia di Benevento, dan mendapat nama Desiderius. Kemudian ia masuk Ordo Benediktin di Konte Casino. Ia dikenal sebagai seorang rahib yang saleh dan bijaksana. Oleh karena itu, pada tahun 1085, ia diangkat menjadi pemimpin biara (= Abbas) Monte Casino. Setahun kemudian ia ditahbiskan menjadi imam kardinal. Sebagai Abbas ia berusaha memperbaiki kembali gereja biara Monte Casino dan membaharui disiplin hidup para Benediktin di dalam biara itu. Kecuali itu, ia berusaha menciptakan kedamaian bagi orang-orang Normandia.
Pada bulan Mei 1086, Desiderius diminta menjadi Paus. Dengan rendah hati ia menolak jabatan mulia itu karena merasa diri tidak layak. Namun ia dipaksa untuk menjadi Paus demi kelanjutan kepemimpinan di dalam Gereja Kristus. Ia akhirnya menerima juga jabatan mulia itu dan mulai mengenakan pakaian kebesaran sebagai Paus. Tetapi pada waktu itu, ia tidak dapat dengan leluasa memimpin Gereja karena situasi di dalam Gereja penuh dengan pertikaian antar berbagai pihak. Pertikaian itu memuncak dengan hadirnya Guibertus dari Ravenna sebagai Paus tandingan dengan nama Klemens III. Demi menghindari pertikaian yang semakin besar, Desiderius tidak berdiam di Roma sebagaimana mestinya seorang Paus. Ia pergi ke biaranya di Monte Casino. Di sana ia meletakkan lencana kepausannya.
Setelah orang-orang Normandia berhasil mengusir Klemens III dari Roma, barulah dia datang ke Roma untuk memimpin Gereja Kristus. Di sana ia dilantik secara resmi menjadi Paus dengan nama Viktor III. Ia memimpin Gereja Kristus dari tahun 1086 – 1087. Sumbangan terbesar Paus Viktor III ialah melancarkan Perang Salib untuk mengusir orang-orang islam dari Tanah Suci. Serdadu-serdadunya tidak saja memaksa orang-orang islam dari Tunis membayar upeti kepada Takhta Suci di Roma, tetapi juga membebaskan para budak belian yang beragama kristen dari penguasaan orang-orang islam. Paus Viktor III meninggal dunia di Monte Casino pada 16 September 1087
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Rabu Biasa XXIV - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXIV, Thn B/I
Bac I  1Tim 3: 14 – 16; Injil                Luk 7: 31 – 35;

Sabda Tuhan hari ini memiliki pesan hiduplah sebagaimana seharusnya. Dalam Injil pesan ini terlihat dalam perumpamaan yang diberitakan Tuhan Yesus tentang anak-anak yang duduk di pasar. Anak-anak itu berseru, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.” (ay. 32). Perumpamaan ini merupakan kritik Tuhan Yesus kepada orang-orang Yahudi pada waktu itu, karena sikap dan hidup mereka tidak sesuai sebagaimana seharusnya.
Dalam suratnya yang pertama kepada Timotius, yang menjadi bacaan pertama hari ini, Paulus juga menegaskan kesesuaian hidup. Kepada Timotius, Paulus berharap supaya jemaat hidup sebagaimana seharusnya, yaitu sebagai keluarga Allah. Dengan kata lain, karena sudah menerima pewartaan Paulus, umat diajak supaya menampilkan hidup sebagaimana seharusnya. Mereka sudah menjadi anggota sewarga keluarga Allah. Dan karena sudah menjadi keluarga Allah, hendaklah sikap itu ditunjukkan dalam kehidupan.
Sabda Tuhan hari ini benar-benar mengajak kita untuk sadar diri. Kita sebagai orang Kristen, pengikuti Kristus, diajak untuk hidup sebagaimana murid Kristus. Sebagai murid berarti kita harus menyerupai Dia. Kita juga diajak untuk tampil sebagaimana jati diri kita. Seorang pelajar harus benar-benar tampil sebagai pelajar, seorang imam harus benar-benar menjadi imam. Orangtua harus tampil sebagai orangtua, dan lain sebagainya. Dengan tampil sebagaimana seharusnya, maka tidak aka nada persinggungan atau kekacauan lainnya.***
by: adrian