Kamis, 29 Agustus 2024

RENUNGAN HARI JUMAT BIASA XXI/II

Renungan Hari Jumat Biasa XXI, Thn II

Bac I 1Kor 1: 17 – 25; Injil      Mat 25: 1 – 13

Dalam bacaan pertama dan Injil terdapat satu kata yang sama yaitu bodoh dan/atau kebodohan. Meski sama, pesan yang mau disampaikan berbeda. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada umat di Korintus, kebodohan itu dipuji. Yang dimaksud “bodoh” di sini adalah orang yang menerima pemberitaan salib Kristus, dan menerima di sini berarti percaya. Bagi Paulus kebodohan itu merupakan “kekuatan Allah” (ay. 18) yang mendatangkan keselamatan (bdk. ay. 21). Jadi, menjadi orang bodoh karena pemberitaan salib Kristus (ay. 18) atau pemberitaan Injil (ay. 21) berarti menjadi orang yang diselamatkan.

Berbeda dengan perumpamaan Yesus dalam Injil hari ini. Dalam Injil Yesus memberikan perumpamaan tentang lima gadis bodoh dan lima gadis bijak. Dari cerita itu terlihat jelas bahwa lima gadis bodoh itu akhirnya tidak selamat. Di saat lima teman mereka berbahagia dalam pesta perjamuan kawin, lima gadis bodoh itu berada di luar. Mereka tidak bisa masuk ke dalam pesta. Bahkan tuan pesta berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” (ay. 12). Dengan perkataan lain, kebodohan lima gadis bodoh itu mendatangkan celaka bagi mereka. Kebodohan mereka dikecam Yesus. Tuhan Yesus menghendaki supaya pendengar-Nya tidak seperti mereka, melainkan harus menjadi bijak.

Sekalipun ada perbedaan penggambaran tentang kebodohan, yang pastinya Tuhan menghendaki kita selamat. Sumber keselamatan itu ada dalam pemberitaan salib Kristus, yang adalah juga warta Injil. Yesus sudah tahu bahwa kelak pemberitaan tentang diri-Nya menimbulkan perbantahan. Karena itulah, Dia mengajak para murid-Nya untuk bersikap bijak. Baik pada zaman Paulus maupun masa sekarang, berhadapan dengan pemberitaan salib dan Injil Kristus orang dihadapkan pada pilihan percaya atau tidak percaya yang berdampak pada keselamatan atau kebinasaan. Orang bijak tentulah memilih selamat, meski karena pilihan itu ia dinilai bodoh dan memalukan.

by: adrian