Dewasa ini,
hampir semua orang yang menikah pernah menjalani hidup pacaran. Hanya
segelintir orang saja yang membangun hidup rumah tangga tanpa melalui proses
pacaran. Kenal sebentar, sama-sama suka, langsung nikah. Tidak jarang usia
pernikahannya hanya seumur jagung, meski ada juga yang langgeng.
Pacaran
bisa menjadi tahap awal bagi pernikahan. Melalui pacaran, orang bisa saling
mengenal satu sama lain. Memang harus diakui, selama masa pacaran ada saja yang
disembunyikan, entah itu keburukan, kelemahan atau juga kekurangan. Orang
selalu menampilkan yang terbaik pada masa pacaran, sekalipun itu palsu. Karena
itu, janganlah terlampau kelewat batas dalam berpacaran. Harus diingat, pada
pacaran tidak ada ikatan, tidak seperti pada pernikahan.
Pacaran
sangat jauh berbeda dengan pernikahan, justru pada pembatasannya. Salah satu
batasannya adalah hubungan seks. Hubungan seks hanya diperkenankan pada
pernikahan, pada orang yang berstatus suami dan isteri (makanya disebut juga
hubungan suami isteri). Selagi pacaran, hubungan ini terlarang. Jadi, jangan
berpacaran sampai melampaui batas.
Apa efek seks pra-nikah bagi kehidupan rumah tangga? Karena pada pacaran tak ada ikatan yang kuat antara cowok dan cewek, maka cowok bisa meninggalkan cewek kapan saja dia mau. Bila sudah terlanjur melakukan hubungan seks, maka umumnya cewek dikenal sebagai barang bekas, sedangkan cowok tidak. Sebuah penelitian mengungkapkan beberapa efek lain, yaitu berpotensi untuk menciptakan konflik dalam keluarga, menimbulkan kecemburuan, salah pengertian antar pasangan, konflik soal anak, dll.
diambil dari tulisan 6 tahun lalu