Minggu, 14 Februari 2016

Orang Kudus 14 Februari: St. Yohanes Aldomovar

BEATO YOHANES ALDOMOVAR, PENGAKU IMAN
Kepribadian Yohanes, seorang bekas budak belian, sangat dikagumi oleh Santa Theresia Avila. Kepadanya St. Theresia mengungkapkan, “Yan, belajarlah rajin-rajin. Sekali kelak engkau akan mengikuti jejakku.” Kata-kata ramalan itu diturutinya dengan patuh. Sejak saat itu, imamat dan belajar menjadi cita-cita dan program hidupnya.
Yohanes kecil kemudian menjadi sangat pandai. Ia meneladani St. Theresia dalam doa dan tapa. Kepada kawan-kawannya ia berkata, “Apabila tapa dan matiraga itu menyakitkan, maka itulah tanda bahwa tapa dan matiraga itu sesuatu yang menyehatkan.” Akhirnya terjadilah atas dirinya apa yang pernah dikatakan oleh Theresia. Ia menjadi pembaharu disiplin hidup para rahib dalam ordonya, Ordo Tritunggal Mahakudus.
Semasa studinya, Yohanes mengalami banyak sekali cobaan. Namun semuanya itu tidak berhasil menggagalkan cita-citanya. Setelah menyelesaikan studinya ia menjadi rahib yang terkenal dalam Ordo Tritunggal Mahakudus. Kepandaiannya dan ilmunya yang tinggi tidak menjerumuskan dia ke dalam keangkuhan melainkan sebaliknya membuat dia semakin rendah hati. Ia terkenal sebagai pencinta orang-orang miskin dan sederhana.
Cintanya kepada orang-orang itu terbukti ketika wabah pes merajalela pada tahun 1590. Tanpa mempedulikan segala kemungkinan bahaya atas dirinya, ia merawat orang-orang yang tertimpa penyakit yang berbahaya itu. kesehatan badannya yang kurang baik tidak dihiraukannya. Selain itu, sambil tetap menjalankan kerasulannya di Andalusia, ia berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan tata tertib hidup dalam tarekatnya.

Orang Kudus 14 Februari: St. Sirilus

SANTO SIRILUS, PENGAKU IMAN
Sirilus lahir pada sekitar tahun 827 di Tesalonika, Yunani, dengan nama Konstantin. Ia adalah saudara dari Santo Methodius, dan kemungkinan besar ibunya adalah orang Slavia, karena mereka mampu berbahasa Slavia. Keluarganya adalah keluarga bangsawan dan dikatakan masih memiliki hubungan dengan Senat Tesalonika. Sirilus belajar filsafat di Universitas Konstantinopel. Ia kemudian ditahbiskan sebagai seorang imam. Pada saat menjadi biarawan ia mengganti namanya menjadi Sirilus.
Pada tahun 861 Sirilus dikirim bersama saudaranya oleh Kaisar untuk mempertobatkan orang-orang Yahudi Khazars. Dalam tugas ini mereka tidak hanya berhasil, tetapi juga mempelajari budaya dan bahasa Khazars. Kemudian muncul permintaan dari Moravia untuk mengirimkan pengkotbah Injil. Dengan bermodalkan bahasa Slavia yang digunakan di Moravia, dan keberhasilan pada misi sebelumnya, Sirilus dan Santo Methodius mengajukan diri untuk bermisi di Moravia.
Tahun 863 mereka pergi ke Moravia. Di sini mereka menerjemahkan liturgi dan Kitab Suci ke dalam Bahasa Slavia. Apa yang mereka lakukan mendapat pertentangan, karena pada saat itu penggunaan bahasa setempat belumlah dikenal dalam Gereja Barat (bahasa setempat baru digunakan dalam Gereja Barat setelah Konsili Vatikan II).
Sirilus  dan Methodius dipanggil oleh Paus Nikolaus I (858 - 867) ke Roma, tetapi Bapa Paus keburu meninggal sebelum bertemu mereka. penggantinya, Paus Adrian II, menerima mereka dan memberikan dukungan atas perbuatan mereka. keduanya diangkat sebagai Uskup, tetapi Sirilus tidak dapat kembali ke Moravia karena ia meninggal di Roma pada 14 Februari 869 di Italia.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 14 Februari: St. Methodius

SANTO METHODIUS, PENGAKU IMAN
Methodius lahir pada sekitar tahun 826 di Tesalonika, Yunani. Ia adalah saudara dari Santo Sirilus, dan kemungkinan besar ibunya adalah orang Slavia, karena mereka mampu berbahasa Slavia. Keluarganya adalah keluarga bangsawan dan dikatakan masih memiliki hubungan dengan Senat Tesalonika. Methodius belajar filsafat di Universitas Konstantinopel. Ia kemudian ditahbiskan sebagai seorang imam dan menjadi biarawan.
Pada tahun 861 Methodius dikirim bersama saudaranya oleh Kaisar untuk mempertobatkan orang-orang Yahudi Khazars. Dalam tugas ini mereka tidak hanya berhasil, tetapi juga mempelajari budaya dan bahasa Khazars. Kemudian muncul permintaan dari Moravia untuk mengirimkan pengkotbah Injil. Dengan bermodalkan bahasa Slavia yang digunakan di Moravia, dan keberhasilan pada misi sebelumnya, Methodius dan Santo Sirilus mengajukan diri untuk bermisi di Moravia.
Tahun 863 mereka pergi ke Moravia. Di sini mereka menerjemahkan liturgi dan Kitab Suci ke dalam Bahasa Slavia. Apa yang mereka lakukan mendapat pertentangan, karena pada saat itu penggunaan bahasa setempat belumlah dikenal dalam Gereja Barat (bahasa setempat baru digunakan dalam Gereja Barat setelah Konsili Vatikan II).
Methodius dan Sirilus dipanggil oleh Paus Nikolaus I (858 - 867) ke Roma, tetapi Bapa Paus keburu meninggal sebelum bertemu mereka. penggantinya, Paus Adrian II, menerima mereka dan memberikan dukungan atas perbuatan mereka. keduanya diangkat sebagai Uskup, tetapi Sirilus tidak dapat kembali ke Moravia karena ia meninggal di Roma pada 14 Februari 869. Methodius kembali ke Moravia dan menjadi Uskup Agung.
Pada tahun 870, dalam sinode Ratisbon, Methodius dikutuk, diturunkan dan dipenjarakan. Tiga tahun kemudian ia dibebaskan oleh Paus Yohanes VIII. Bapa Paus juga mengembalikan jabatannya. Methodius kemudian menyelesaikan menerjemahkan seluruh Kitab Suci ke dalam Bahasa Slavia, kecuali Kitab Makabe. Methodius meninggal dunia pada 6 April 885 di Moravia, Republik Ceko.
Baca juga orang kudus hari ini: