Selasa, 29 Oktober 2013

(Pencerahan) Ketegaran & Keberanian

TEGAR MENGHADAPI TANTANGAN
Semua manusia pernah menghadapi hambatan dan tantangan dalam kehidupannya. Tak jarang hambatan ini menghantar kita kepada keadaan terpuruk. Namun sebenarnya keadaan terpuruk bukanlah buruk, bila dihadapi dengan tenang dan bijak serta berjuang terus pantang mundur, dan diiringi doa yang tulus!

Kebanyakan orang takut dan berusaha menghindari tantangan dan rintangan dalam hidupnya. Banyak orang ingin agar perjalanan hidupnya mulus. Harapan akan perjalanan hidup yang mulus adalah sebuah mimpi yang jauh dari kenyataan. Karena tantangan dan rintangan selalu ada dalam hidup ini. Kita butuh cara pandang baru terhadapnya. Setiap tantangan dan rintangan adalah cambuk untuk memotivasi kita mencapai kemajuan dan kemenangan. Ia ibarat angin yang melawan layang-layang, sehingga layang-layang bisa terbang tinggi. Jika tidak ada angin tahu jika tidak melawan angin, layang-layang tidak akan dapat terbang.

A.J. Cronin
pernah mengatakan: "Kehidupan bukanlah jalan yang lurus dan mudah dilalui di mana kita bisa bepergian bebas tanpa halangan. Kehidupan seringkali berupa jalan-jalan sempit yang menyesatkan, di mana kita harus mencari jalan, tersesat dan bingung! Sering rasanya sampai pada jalan tak berujung. Namun, jika kita punya keyakinan Kepada Sang Maha Pemilik Kehidupan, pintu pasti akan dibukakan untuk kita. Mungkin bukan pintu yang selalu kita inginkan, namun pintu yang akhirnya akan terbukti, terbaik untuk kita!"

Saat kita menjelang dewasa, hidup
memang tidak selalu indah. Lihatlah, langit pun tak selalu cerah, suram malam kadang tak berbintang. Itulah lukisan alam. Itulah gambaran alam. Itulah aturan Tuhan. Manusia merupakan bagian dari alam dan hidup dalam aturan Tuhan.

Setiap manusia dianugerahi oleh Allah akal budi yang dengannya manusia dapat berpikir. Salah satu aktivitas berpikir adalah belajar. Hidup adalah belajar. Belajar untuk menyelesaikan setiap teka-teki yang sudah disiapkan oleh-Nya untuk kita. Yang terpenting adalah, dalam kondisi apapun, lakukanlah selalu yang terbaik yang kita bisa.

Seberat apapun masalah
kita, sekelam apapun beban dalam hidup kita, janganlah berlari, apalagi sembunyi! Lari dari masalah bukanlah suatu bentuk solusi penyelesaian masalah, melainkan justru membuat masalah baru lagi. Temuilah Dia dengan lapang dada dan bersihnya hati. Yakinlah, dengan KESABARAN, kita akan bisa bertahan dari segala badai cobaan.

Saat mendapati masalah,
yakinlah, sebenarnya kita tengah dipersiapkan-NYA untuk menjadi sosok yang tegar & berani.

by: adrian, diolah dari email Anne Ahira

Orang Kudus 29 Oktober: St. Narcissius

SANTO NARCISSIUS, USKUP & PENGAKU IMAN
Narcissius hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia adalah seorang lanjut usia ketika ditahbiskan menjadi Uskup Yerusalem. Narcissius adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat. Tiga musuh Narcissius mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissius. Mereka tahu orang macam apa Narcissius itu.

Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissius mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan begitu penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama sekali tidak benar. Narcissius kembali menjadi Uskup Yerusalem sehingga umatnya bersukacita. Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissius berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215.

Renungan Hari Selasa Biasa XXX-C

Renungan Hari Selasa Biasa XXX, Thn C/I
Bac I   : Rom 8: 18 – 25;  Injil      : Luk 13: 18 21

Dalam Injil hari ini Yesus memberikan pelajaran tentang kerajaan Allah. Yesus membandingkan kerajaan Allah itu dengan biji sesawi (ay. 19) dan ragi (ay. 21). Dalam dua perumpamaan itu terdapat satu kesamaan, yaitu dari sesuatu yang kecil akhirnya menjadi besar. Pohon yang besar, di mana burung-burung dapat bersarang dan orang bisa berteduh, berasal dari biji yang kecil. Adonan roti dapat mengembang menjadi besar pun karena diberi sedikit ragi.

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, Paulus menegaskan akan arah perjalanan hidup umat manusia, yaitu “menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” (ay. 19). Dan ini menumbuhkan pengharapan akan keselamatan (ay. 24). Karena itu, Paulus mengajak jemaat agar dalam pengharapan itu “kita menantikannya dengan tekun.” (ay. 25). Ketekunan itu berawal dari hal-hal yang kecil dan sederhana.

Sabda Tuhan hari ini mengajari kita untuk tidak menganggap remeh hal-hal kecil dan sederhana, apalagi berkaitan dengan tujuan akhir hidup kita. Tuhan menghendaki supaya kita membangun kerajaan Allah di dunia ini dari hal-hal yang sederhana. Dalam ketekunan itulah kerajaan Allah dapat terwujud. Tak perlu menunggu sesuatu yang wah atau luar biasa.

by: adrian