Selasa, 13 Oktober 2015

Orang Kudus 13 Oktober: St. Honoratus Kosminski

BEATO HONORATUS KOSMINSKI, PENGAKU IMAN
Waclaw Kozminski lahir pada 16 Oktober 1829 di Biala Podiaska, Polandia. Ia adalah putra dari Stefen Kozminski dan Aleksandra Kahlowa. Pendidikan dasarnya ia selesaikan di Plock dan ia melanjutkan pendidikannya pada bidang arsitektur di sekolah seni di Warsaw. Pengaruh ateisme di sekolah membuatnya kehilangan iman, dan pada April 1846 ia dipenjara karena masalah politik.
Pada 15 Agustus 1846 Waclaw kembali mendapatkan kepercayaannya kepada Tuhan. dan pada 27 Maret 1847 ia dibebaskan dari penjara. Setelah menghirup udara bebas, Waclaw mengambil keputusan untuk mengikuti Tuhan. Setahun setelah bebas, pada 21 Desember 1848, Waclaw memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Kapusin. Ia memilih nama baru: Honoratus.
Tanggal 27 Desember 1852, Honoratus ditahbiskan menjadi imam setelah menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologinya. Honoratus dikenal sebagai seorang pemberi homily dan pembimbing spiritual yang baik. Ia selalu mempromosikan Ordo Ketiga Fransiskan yang beranggotakan kaum awam. Honoratus juga membantu Angela Truzkowska dalam mendirikan Kongregasi Felician.
Selama pendudukan Rusi, Honoratus menolak untuk meninggalkan negaranya. Honoratus pindah ke kota Zakroczyn pada Januari 1863, dimana ia melanjutkan karyanya. Di sini secara sembunyi-sembunyi Honoratus mendirikan sekitar 25 Kongregasi biarawan maupun biarawati, yang seluruhnya disetujui Takhta Suci pada 21 Juni 1889. Honoratus menyerahkan dirinya sebagai pelayan Bunda Maria pada tahun 1867. Pada tahun 1892 Honoratus pindah ke Nowe-Miasto. Beberapa masalah terjadi pada beberapa kongregasi yang ia dirikan, namun Honoratus tetap menyerukan ketaatan kepada Gereja Katolik.
Honoratus meninggal dunia pada 16 Desember 1916 di Nowe-Miasto, Polandia. Pada 16 Oktober 1988 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Selasa Biasa XXVIII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXVIII, Thn B/I
Bac I  Rom 1: 16 – 25; Injil                 Luk 11: 37 – 41;

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, Paulus menasehati umat agar hidup sebagai orang benar. Bagi Paulus, “orang benar akan hidup oleh iman.” (ay. 17), artinya apa yang terlihat di luar merupakan pancaran dari dalam (iman). Orang itu berbeda dengan orang bodoh yang hanya memperhatikan luaran, sedangkan yang dalamnya buruk. Mereka itu sekalipun mengenal Allah, namun tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya (ay. 27). Di sini Paulus mau mengajak umat untuk menampilkan konsistensi antara iman dan perbuatan; iman itu harus ditampakkan dalam perbuatan-perbuatan nyata.
Sikap seperti inilah yang ditegaskan Tuhan Yesus dalam Injil. Akan tetapi sikap itu tidak tampak dalam diri kaum Farisi. Terjadi inkonsistensi antara iman dan perbuatan. Mereka lebih mengutamakan tampilan lahiriah daripada batiniah. Padahal, bagi Tuhan Yesus, yang lahiriah itu merupakan cerminan yang batiniah. Karena itu, Tuhan Yesus menghendaki supaya kaum Farisi mengubah sikapnya, memperhatikan terlebih dahulu bagian dalam hatinya baru hal-hal luar.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mawas diri. Tuhan meminta kita agar jangan hanya memperhatikan tampilan lahiriah kita saja, melainkan juga bagian hati kita. Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa membersihkan terlebih dahulu bagian dalam diri kita. Dengan bagian dalam diri kita yang bersih, maka kita akan tampil sebagai “orang benar” di hadapan Allah. Dan hendaknya kita menjaga konsistensinya.***

by: adrian