Muhammad adalah utusan Allah,
dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS 48: 29)
Umat islam yakin bahwa Al-Qur’an merupakan
firman yang langsung berasal dari Allah sendiri. Firman itu disampaikan secara langsung
kepada nabi Muhammad (570 – 632 M) melalui malaikat Jibril. Umat islam percaya
hanya Muhammad saja penerima wahyu Allah. Dengan kata lain, wahyu Allah hanya
disampaikan kepada Muhammad. Berhubung Muhammad adalah seorang yang tidak bisa
membaca dan menulis, maka setelah mendapatkan firman Allah itu dia langsung
mendiktekan kepada pengikutnya untuk ditulis. Semua tulisan-tulisan itu
kemudian dikumpulkan, dan jadilah kitab yang sekarang dikenal dengan nama
Al-Qur’an. Karena itu, apa yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah merupakan
kata-kata Allah sendiri. Tak heran bila umat islam menganggap kitab tersebut
sebagai sesuatu yang suci, karena Allah sendiri adalah mahasuci. Penghinaan
terhadap Al-Qur’an adalah juga penghinaan terhadap Allah, dan orang yang
melakukan hal tersebut wajib dibunuh. Ini merupakan kehendak Allah sendiri,
yang tertuang dalam Al-Qur’an (QS al-Maidah: 33).
Keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an
merupakan kata-kata Allah didasarkan pada firman Allah sendiri. Ada banyak ayat
dalam Al-Qur’an, yang merupakan perkataan Allah, yang mengatakan hal tersebut.
Al-Qur’an diturunkan agar menjadi petunjuk bagi umat islam. Setiap umat islam
wajib mengikuti apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an. Untuk kemudahan ini maka
sengaja Allah mudahkan Al-Qur’an (QS al-Qamar: 17). Dengan kata lain, Al-Qur’an
adalah
kitab yang sudah jelas dan mudah dipahami.
Berangkat dari keyakinan-keyakinan umat islam ini, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan merupakan perkataan Allah sendiri, yang langsung disampaikan kepada Muhammad. Mungkin oleh Allah sendiri atau lewat malaikat Jibril. Yang pastinya, Muhammad adalah lawan bicara dalam penyampaian wahyu Allah tersebut.