Rabu, 19 Februari 2025

Benarkah Surah al-Fatiha Wahyu Allah


Umat islam percaya bahwa ayat-ayat dalam alquran itu adalah kata-kata allah sendiri, yang disampaikannya kepada muhammad. Hal ini sering membuat umat islam bangga dan merendahkan kitabsuci agama lain yang sebatas karangan manusia. Namun, kala ada orang mengkritisi alquran, dan itu tidak sesuai dengan selera islam, umat islam langsung menghakimi pengkritis itu dengan mengatakan bahwa orang itu tak paham bahasa arab atau bahasa asli alquran. Umat islam selalu bersembunyi di balik kesulitan bahasa arab, seolah-olah yang paham bahasa asli atau bahasa arab hanyalah orang yang sejalan dengan mereka.

Video berikut ini mau mengajak anda untuk menggunakan nalar akal sehat. Apapun bahasa dan bangsanya, kaidah bahasa itu selalu sama. Orang yang berbicara itu selalu disebut orang pertama, dan biasanya memakai kata ganti orang saya, aku, kami. Sedangkan lawan bicaranya atau orang yang mendengar selalu disebut orang kedua, dan biasa memakai kata ganti kau, kamu, engkau. Ini berlaku untuk semua bahasa.

RENUNGAN HARI RABU BIASA VI, THN I

Renungan Hari Rabu Biasa VI – Thn I

Bac I Kej 8: 6 – 13, 20 – 22; Injil      Mrk 8: 22 – 26

Dalam Injil hari ini Markus menceritakan kisah penyembuhan orang buta di Betsaida. Diceritakan bahwa ketika Tuhan Yesus dan para rasul-Nya tiba di sana, orang membawa kepada-Nya seorang buta. Dan terjadilah mujizat penyembuhan. Orang buta itu akhirnya kembali bisa melihat. Ada yang menarik dari kisah penyembuhan ini. Kesembuhan tidak terjadi sekali tindakan saja. Setelah Tuhan Yesus melakukan tindakan orang buta itu tidak langsung bisa melihat dengan jelas. “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” (ay. 24). Baru tindakan kedua, orang buta itu sembuh dan bisa melihat dengan jelas.

Apa yang terjadi pada peristiwa penyembuhan orang buta ini, tak jauh beda dengan peristiwa Nuh. Setelah hujan berhenti dan sesudah 40 hari, saat Nuh membuka tingkap bahtera, tidak serta merta mereka bisa keluar dari bahtera, karena air masih menggenangi bumi. Setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya didapat kepastian air sudah kering sehingga mereka yang di bahtera bisa keluar. Dan dikatakan bahwa Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran (ay. 20).

Sabda Tuhan dalam bacaan-bacaan liturgi ini mau menunjukkan kepada kita betapa Allah menghargai proses. Allah tidak menyembuhkan orang buta dengan sekali tindakan saja. Allah juga tidak membuat air bah kering seketika juga. Semua ada tahapannya; ada prosesnya. Dengan proses ini kita diajak untuk bersabar sehingga kita pun dapat menghargai proses. Dengan demikian kita bisa bertekun dalam pengharapan. Keselamatan tidak memberikan hikmah rohani secara instan. Semuanya indah pada waktunya, bukan indah seketika.

by: adrian