Jumat, 02 Januari 2015

Imbalan Menolong Aktivis

Seperti biasa, saat masa pra paskah banyak umat datang mengaku dosa. Ketika tiba waktunya, Anto masuk ke bilik pengakuan. Setelah menjalani ritual wajib, ia mulai mengakukan dosanya.

Anto    : Bapa, saya telah berdosa besar terhadap sesama.

Romo  : Seperti apa itu?

Anto   : Pada saat reformasi, saya menyembunyikan seorang aktivis pejuang HAM dan demokrasi, yang dikejar-kejar rezim otoriter.

Romo  : Wah, itu bukan dosa. Apa yang kamu lakukan itu baik. Tuhan sangat senang. Tuhan Yesus pernah berkata, “Apa yang kamu lakukan untuk saudara-Ku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku.”

Anto   : Aku menyembunyikan dia di dalam gudang bawah tanah rumahku. Dan lagi…, aku minta dia bayar uang sewa 100 ribu per hari.

Romo  : Oo…, kamu bertobat karena itu toh. Kalau gitu…

Anto    : Tapi, hingga kini aku belum bilang dia bahwa rezim otoriter sudah 
              tumbang.

Romo  : %$#@&^%$????
Jakarta, 25 Oktober 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 2 Januari: St. Gregorius Nazianze

GREGORIUS NAZIANZE, USKUP & PUJANGGA GEREJA
Keluarga Gregorius adalah keluarga yang saleh dan diberkati oleh Tuhan. Ibunya beserta kedua adiknya: Gorgonia dan Caesarius, juga diakui Gereja sebagai orang kudus.

Gregorius menjalani pendidikannya di Nazianze, kemudian berturut-turut ia belajar di Kaesarea – Kapadokia, Kaesarea – Palestina, Aleksandria dan Athena. Di Athena ia bertemu dengan Basilius, teman kelasnya. Keduanya bersahabat. Bersama Basilius, Gregorius mengasingkan diri di sebuah pertapaan di Pontus. Tetapi kemudian karena desakan dari ayahnya, Gregorius kembali ke daerah asalnya. Di sana ia ditahbiskan menjadi imam dan kemudian ditahbiskan menjadi uskup. Ketika berumur 50 tahun, ia diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Di Konstantinopel ia menyaksikan keadaan hidup iman umat yang menyedihkan karena terpengaruh ajaran sesat Arianisme yang sudah menyebar luas. Tempat ibadat pun tidak ada.

Gregorius memulai karyanya sebagai uskup dengan membangun sebuah gereja darurat. Gereja ini disebutnya “anastasis” yang berarti kebangkitan. Kaum arian yang menentangnya dihadapinya dengan tenang dan sabar. Kepada umat ia selalu berkata, “Kita harus menghadapi mereka (kaum arian) dengan budi bahasa yang manis dan kesabaran yang tinggi agar bisa mengalahkan mereka.”

Ia banyak menulis dan mengajar di kota-kota yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, untuk membela ajaran iman yang benar. Pertentangan dengan kaum arian terus meruncing, terlebih-lebih karena semakin banyak umat yang kembali ke ajaran iman yang benar karena pengaruh Gregorius. Kaum arian berusaha membunuhnya dengan menyuruh seorang pemuda. Namun usaha ini gagal pemuda tangguh itu seketika berubah hatinya tatkala berdiri di hadapan Gregorius yang saleh itu. Ia berlutut dan mengakui niat jahatnya.

Gregorius lebih suka hidup menyendiri dalam kesunyian pertapaan daripada hidup di tengah keramaian kota dengan segala masalahnya. Oleh karena itu, tak berapa lama setelah ayahnya meninggal, ia kembali ke Nazianze untuk menggantikan ayahnya. Di sana ia mengajar dan banyak menulis buku-buku pengajaran iman dan pembelaan agama. Semua tulisannya itu merupakan warisan berharga bagi Gereja. Dari tulisan-tulisannya kita mengetahui bahwa Gregorius adalah seorang teolog dan filsuf yang arif.

Gregorius meninggal dunia pada tahun 390. Oleh Gereja beliau digelari kudus dan dihormati sebagai Pujangga Gereja.

sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Masa Natal II - B

Renungan Hari Jumat Masa Natal II, Thn B/I
Bac I    1Yoh 2: 22 – 28; Injil                        Yoh 1: 19 – 28;

Hari ini bacaan-bacaan liturgi diambil dari tulisan Yohanes. Bacaan pertama diambil dari Surat Yohanes yang Pertama. Dalam suratnya ini, Yohanes berbicara tentang kemunculan anti-kristus. Bagi Yohanes, anti-kristus ini sama saja dengan pendusta. Mereka tidak mengakui Yesus sebagai Kristus, atau meragukan keallahan Yesus. Menyangkal Yesus sama artinya tidak mengakui kemahakuasaan Allah. Di sini mau ditekankan kesatuan antara Allah Bapa dengan Yesus sebagai Allah Putera. Dasarnya adalah bahwa Yesus itu merupakan Sabda Allah (Bapa) yang menjadi daging (Yoh 1: 14).

Jika dalam bacaan pertama ditampilkan pendusta akan Yesus Kristus, Injil justru sebaliknya. Injil hari ini menampilkan sosok Yohanes Pembaptis yang memperkenalkan Yesus Kristus. Tentang Yohanes Pembaptis ini dikatakan bahwa ia tidak dusta. Sekalipun terkesan hebat, Yohanes Pembaptis tidak menyatakan diri sebagai Mesias, justru sebaliknya dia datang untuk menyiapkan jalan bagi Sang Mesias.

Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang dusta dan jujur dalam iman. Melalui sabda-Nya Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa jujur dalam iman. Kejujuran dalam iman menyiratkan adanya sikap rendah hati, sebagaimana ditampilkan dalam sosok Yohanes Pembaptis. Hanya orang angkuh saja yang suka berdusta. Kejujuran menjadi salah satu pilar penting dalam membangun relasi, baik itu dengan Tuhan maupun dengan sesama. Oleh karena itu, Tuhan juga menghendaki supaya kita bersikap jujur dalam kehidupan ini.

by: adrian