Rabu, 04 Juli 2012

Jambore Akbar Anak-Remaja Dekenat Utara 2012

Foto-foto malam pertama jambore anak & remaja II

Diterima Bapak Uskup


Menikmati makan malam




Hiburan malam






Kenalan: kumpul tanda tangan


Ini dia wajah pendamping TBK


 Tetap ceriah dan semangat






Renungan Hari Rabu Biasa XIII - Thn II

.Renungan Hari Rabu Biasa XIII B/II

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bahwa setan masuk ke dalam babi. Peristiwa ini terjadi di luar daerah Israel. Dan bisa dikatakan bahwa warga yang kerasukan serta mereka yang mengusir rombongan Yesus bukan orang Yahudi. Dengan kata lain, mereka adalah orang kafir. Kita tidak tahu apakah dengan peristiwa ini orang langsung mengidentikkan babi sebagai tempat persemayaman setan sehingga hewan babi diharamkan.

Yang menarik untuk direnungkan adalah dua peristiwa dalam kisah tersebut. Pertama, setan masuk ke dalam babi sehingga babi terjun ke dalam jurang. Secara tidak langsung setan diusir Yesus masuk ke dalam babi. Memang untuk masuk ke dalam babi itu adalah permintaan setan sendiri sebelum diusir. Yang menarik adalah setan mengenal siapa Yesus itu. Karena kenal itulah makanya setan takut dan menghindar sebelum diusir. 

Kedua, Yesus diusir dari daerah itu. Peristiwa babi "kerasukan" dan terjun ke dalam jurang disaksikan langsung oleh para penjaga babi. Mereka melihat Yesus ada di sana. Logikanya, Yesuslah yang menyebabkan babi-babi itu terjun bebas ke jurang. Yesuslah yang mempengaruhi babi-babi itu. Karena itu, pastilah Yesus punya kuasa. Sudah bertahun-tahun penjaga babi itu bertugas menjaga babi, tapi mereka tidak bisa memiliki kuasa mempengaruhi babi seperti yang mereka lihat. Karena mereka berdua tidak sanggup melawan Yesus, maka mereka mencari dukungan dari warga kota. Bersama warga kota mereka mengusir Yesus.

Jangan lihat ruginya, tapi lihatlah baiknya. Inilah pesan yang mau disampaikan Tuhan lewat Injil hari ini. Orang-orang Gadara, ketika Yesus datang, hanya melihat babinya yang mati. Mereka tidak melihat bahwa dalam babi itu ada setan; dalam babi yang mati kuasa Allah mengalahkan setan. Orang-orang Gadara hanya melihat dari sisi ekonomi saja. Mereka hanya melihat babi yang mati, lupa akan dua orang yang kerasukan setan yang menimbulkan ketakutan warga. Kematian babi-babinya tentulah akan mendatangkan kerugian besar. Mereka tidak melihat kebaikan yang ditawarkan oleh Yesus dengan mengusir kuasa kejahatan.

Dewasa ini manusia sudah dirasuki oleh budaya hedonisme, konsumtivisme dan materialisme, sehingga segala sesuatu dilihat dari sisi nikmat dan untung. Jika sesuatu itu tidak mendatangkan keuntungan dan kenikmatan, maka sesuatu itu akan ditinggalkan, meski ia menawarkan kebaikan. Bisa dilihat ada banyak orang malas ke gereja atau doa kelompok karena dinilai tidak mendatangkan untung

Karena itulah, Injil hari ini mau mengajak kita untuk dapat melihat tawaran kebaikan dari Tuhan. Kita jangan menjadi bodoh seperti orang Gadara yang hanya melihat satu sisi saja, yaitu ekonomi, dan melupakan sisi yang lain, yaitu keamanan. Untuk itu tepat nasehat penulis kitab Amsal, " Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat."

by: adrian

Orang Kudus 4 Juli: St. Elisabeth dari Portugal


SANTA ELISABETH DARI PORTUGAL, PENGAKU IMAN
Puteri Raja Pedro III dari Aragon dan cucu Santa Elisabeth dari Hungaria ini lahir pada tahun 1271 dan meninggal dunia di Estremoz pada 4 Juli 1336. Ia dijuluki "Pembawa Damai" karena keberaniannya menghentikan pertikaian antara Castile, Aragon dan Portugal pada abad XIV. Teladan hidupnya di kemudian hari menjadi contoh bagi para ibu rumah tangga, terlebih-lebih bagi mereka yang mangalami penderitaan batin karena ulah suaminya.

Pada usia 12 tahun ia dinikahkan dengan Raja Dionisius I dari Portugal, seorang raja yang rajin dan adil tetapi bejat dalam kehidupan pribadinya. Ia lekas cemburu dan tidak mempercayai kesetiaan isterinya, padahal ia sendiri tidak setia dan sering berbuat serong. Meskipun diliputi kebejatan moral suaminya, Elisabeth tetap teguh memegang prinsip-prinsip imannya. Setiap hari ini secara tetap berdoa memohon peneguhan Tuhan. Ia terkenal sebagai seorang permaisuri yang sederhana dalam hal makan -- minum dan berpakaian. Kegiatan-kegiatan amalnya sangat luar biasa. Ia membantu wanita-wanita yang tidak menikah, menyiapkan penginapan kepada para peziarah dan mendirikan sejumlah lembaga amal, seperti sebuah rumah sakit di Coimbra, sebuah tempat penampungan bagi anak-anak yang terlantar dan sebuah rumah bagi wanita-wanita pendosa yang bertobat. Di samping anak-anak kandungnya sendiri, ia juga merawat dan mendidik anak-anak suaminya yang lahir dari perkawinan gelapnya dengan wanita-wanita lain.

Kesucian hidup Elisabeth dan doa-doanya berhasil meluluhkan kekerasan Dionisius dan menghantarnya kepada pertobatan. Setelah bertobat, Dionisius meninggal dunia pada tahun 1325. Sepeninggal Dionisius, Elisabeth menjadi seorang biarawati dalam Ordo Fransiskan di Coimbra. Sambil terus mengusahakan perdamaian di antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal, Elisabeth akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ketika sedang dalam suatu perjalanan misi untuk menghentikan suatu konflik yang melibatkan juga puteranya Raja Alfonso IV. Ia dimakamkan di kota Coimbra. Pada tahun 1625 ia digelari "kudus" oleh Gereja.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun