Senin, 20 Juli 2020

AKU DEKAT, AKU DAPAT


Pagi itu saya keluar dari pastoran sekitar jam 07.00. Saya mau mencari inspirasi buat bahan retret kaum muda-remaja wilayah St. Mikael, Tanjung Batu. Hari Minggu lalu (7 Juli) setelah misa, dua remaja, Paulina dan Wiliam, menghampiri saya dan langsung minta diadakan retret untuk mengisi liburan. Setelah berbagai pertimbangan soal tempat dan waktu dikemukakan, akhirnya diputuskan retret diadakan pada tanggal 23 – 25 Juli.
Saya menyusuri jalan lingkar, mencari pondok yang bisa dijadikan tempat untuk merenung. Awalnya saya menemukan “pondok”, yang biasa dipakai orang untuk memancing, di ujung aspal jalan lingkar. Saya masuk dan duduk sebentar di situ sambil menikmati suasana. Baru duduk sekitar 15 menit, cahaya matahari, yang sebelumnya diselimuti awan sehingga terasa sejuk, mulai menyengat kulit. Saya sedikit merasa terganggu karena tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya saya memutuskan pindah, mencari tempat lain.
Kembali saya menyusuri jalan lingkar yang belum beraspal, menuju arah PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara). Tak jauh dari PLTB ada sebuah pondok kecil yang biasa digunakan orang proyek untuk mengawasi proyek penimbunan dan pembuatan jalan lingkar. Tak ada orang di sana. Situasinya teduh dari sinar mentari. Karena itu saya ke pondok itu. Di pondok itu ada sebuah kursi dan meja. Sangat cocok untuk merenung dan menulis. Apalagi pandangannya langsung ke laut.
Tak lama saya di pondok itu, tiga orang pemuda dengan sebuah motor bebek menghampiri pondok, tempat saya merenung. Setelah berhenti di depan pondok, samping motor saya, seorang dari mereka turun dan kemudian dua lainnya pergi berlalu. Tinggallah kami berdua di pondok itu. Saya memulai pembicaraan dengan bertanya soal pekerjaannya.