Sabtu, 16 September 2017

Renungan Hari Minggu Biasa XXIV Thn A

Renungan Hari Minggu Biasa XXIV, Thn A
Bac I  Sir: 27: 30 – 28: 9; Bac II           : Rom 14: 7 – 9;
Injil     : Mat 18: 21 – 35;
Manusia adalah makhluk sosial. Kesosialan itu menuntut manusia hidup berdampingan dengan orang lain. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yang menjadi bacaan kedua hari ini, mengatakan bahwa “Tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.”(ay. 7). Tidak ada manusia yang hidup seorang diri. Sebagai makhluk sosial, dia akan hidup bersama orang lain.
Dalam kebersamaan itu tentulah sering terjadi konflik. Tak ada manusia yang sempurna. Kelemahan manusia seringkali merusak relasi antar manusia. Dari sana bisa muncul dendam, permusuhan dan balas dendam. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita untuk tetap menjaga keharmonisan relasi antar sesama. Caranya menyingkirkan dendam, kemarahan, kebencian dan dengan menanam benih kasih dan pengampunan. Yesus Putra Sirakh, dalam bacaan pertama, menyatakan bahwa dendam dan amarah sangat mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya (ay. 30). Penulis mengingatkan bahwa dengan menyingkirkan hal buruk itu, kita sudah mengurangi dosa (ay. 8).
Pesan bacaan pertama kembali ditegaskan oleh Yesus lewat perumpamaan seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Dalam Injil, ditonjolkan perbandingan hutang antara 10.000 talenda dengan 100 dinar, dan perbandingan hukuman menjual si penghutang dengan anak dan istrinya serta harta miliknya (untuk hutang 10.000 talenta) dan memenjarakan si penghutang (untuk hutang 100 dinar). Di balik hukuman itu terlihat jelas aksi balas dendam. Akan tetapi, orang yang berhutang paling banyak mendapat belas kasih pengampunan. Pengalaman mendapatkan pengampunan hendaknya menjadi pelajaran baginya untuk juga mengampuni. Dengan kata lain, perumpamaan Yesus ini mau menampilkan pesan belas kasih dan persaudaraan. Belas kasih yang sudah diterima hendaknya diteruskan sehingga terciptalah persaudaraan.
Pesan sabda Tuhan hari ini sangat relevan dalam kehidupan kita. Tak bisa dipungkiri, dalam berelasi dengan sesama, baik itu di rumah maupun dalam lingkungan masyrakat, sering terjadi konflik di antara kita. Pasti ada satu dua sesama kita berbuat salah kepada kita. Sudah menjadi kecenderungan manusiawi kita untuk melakukan balas dendam. Akan tetapi, melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki kita untuk menyingkirkan kebiasaan balas dendam tersebut. Tuhan ingin supaya kita menaruh belas kasih dengan mengampuni mereka yang berbuat salah. Dengan belas kasih dan pengampunan tulus ini akan terciptalah persaudaraan di antara kita.
by: adrian