Kamis, 05 Februari 2015

Yodium Penting bagi Ibu Hamil

BAHAYA KURANG YODIUM PADA IBU HAMIL
Saat berbicara gizi yang dibutuhkan saat kehamilan, asam folat atau zat besi mungkin sudah kerap dibicarakan. Namun belum banyak yang menekankan penting konsumsi yodium dalam kondisi ini. Yodium secara umum didapat dari garam fortifikasi yodium. Yodium merupakan zat yang memproduksi hormon tiroid, komponen penting bagi perkembangan otak bayi.

Sayangnya, banyak calon ibu yang belum menyadari pentingnya zat ini. Faktanya, di Amerika Serikat saja, studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics mengungkap, hampir sepertiga ibu hamil mengalami kekurangan yodium. Padahal kekurangan yodium parah berhubungan dengan risiko anak pendek (stunting), keterlambatan pertumbuhan mental, bahkan mengurangi kinerja otak.

Menurut American Academy of Pediatrics, peningkatan konsumsi makanan olahan membuat tidak tercukupinya kebutuhan yodium tubuh. Ini karena garam yang terdapat di makanan olahan tidak mengandung yodium.

Karena itu, peneliti merekomendasikan ibu hamil dan menyusui untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung 150 mikrogram yodium dan menggunakan garam beryodium. Selain itu, mereka juga perlu mengasup yodium dari makanan, sehingga total konsumsi mereka di antara 290 hingga 1.100 mikrogram per hari.

Cukup mengonsumsi yodium, kata mereka, selain meningkatkan perkembangan otak, juga dapat melindungi bayi dari ancaman-ancaman lingkungan tertentu, misalnya air dengan nitrat yang berlebihan hingga paparan asap rokok.

sumber: Kompas Health 

Renungan Hari Kamis Biasa IV - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa IV, Thn B/I
Bac I    Ibr 12: 18 – 19, 21 – 24; Injil                      Mrk 6: 7 – 13;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Dalam suratnya penulis memberikan gambaran Allah, baik dari Perjanjian Lama maupun dari Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Allah digambarkan sebagai sesuatu yang sangat menakutkan dan tak terjangkau. Hal ini tampak dari pernyataan Nabi Musa, “Aku sangat ketakutan dan gementar.” (ay. 21). Inilah yang dikenal dengan istilah mysterium tremendum et fascinosum. Gambaran Allah ini berbeda dengan Perjanjian Baru, dimana Allah begitu dekat dan penuh kasih.

Kedekatan Allah dengan manusia itu diperlihatkan dalam Injil. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus mengutus keduabelas murid-Nya pergi berdua-dua. Sebelum pergi, Tuhan Yesus memberi kuasa kepada mereka. Di sini tampak jelas bahwa Tuhan Yesus bukan sekedar berbagi tugas, tetapi juga berbagi kuasa. Sekalipun Tuhan Yesus sadar akan kekuasaan yang dimiliki-Nya, namun Dia mau berbagi kepada para murid-Nya. Ini bisa terjadi karena kedekatan.

Relasi yang jauh sering membuat orang merasa segan. Berbicara pun pasti dengan perasaan takut-takut. Dan karenanya tidak ada kepercayaan. Jika tidak ada kepercayaan, pastilah tidak ada sikap berbagi. Yang ada hanya perintah. Sabda Tuhan hari ini menampilkan wajah lain dari Allah yang begitu dekat dengan kita. Karena kedekatan itu, Allah percaya kepada kita sehingga Ia memanggil dan mengutus kita melakukan kehendak-Nya. Sikap inilah yang dikehendaki Tuhan pada kita. Sikap ini bukan hanya dalam relasi kita dengan Tuhan, melainkan juga dalam relasi kita dengan sesama.

by: adrian