Selasa, 21 Februari 2017

PENGHORMATAN & PENGHARGAAN KEUTUHAN CIPTAAN DEMI KESEJAHTERAAN HIDUP BERSAMA

Pengantar
“Mewujudkan Hidup Sejahtera” menjadi garapan tema Gerakan APP tahun 2012 – 2016. Hidup sejahtera berarti hidup dalam kebenaran,damai dan sukacita. Ketiga faktor ini merupakan nilai fundamental Kerajaan Allah yang akan meresapi dan mewujud dalam tatanan kehidupan konkret manusia seturut dimensi hidupnya. Dimensi hidup manusia, sebagai makhluk individu (religius) yang hidupnya terarah kepada Allah, akan bertumbuh dan berkembang dalam perjumpaannya di tengah-tengah umat manusia (masyarakat) dan lingkungan hidupnya (alam semesta) sebagai makhluk sosial.
Mewujudkan hidup sejahtera menjadi arah dan tujuan hidup manusia. Panggilan dan tanggung jawab hidup manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial terungkap dan terwujud dalam kerja. Kerja sebagai pengungkapan diri (individu) dan sekaligus menjadi sarana yang efektif untuk melawan kemiskinan dan menuju kesejahteraan hidup (bdk. Amsal 10,4), serta mempraktekkan suatu belarasa yang dapat diwujudkan dengan berbagi hasil kerja dengan mereka yang berkekurangan (bdk. Effesus 4,28). Kerja sebagai wujud keluhuran martabat manusia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kerja itu suci dan untuk mencapai kesucian, manusia harus belajar sepanjang hidup. Kesucian kerja itu dinyatakan dengan mengolah dan mengelola hidup sebagai karunia dan rahmat Allah yang ditujukan untuk mencapai kepenuhan kesejahteraan hidup bersama. Proses pergulatan hidup manusia untuk mengolah dan mengelola hidup sebagai rahmat dan karunia Allah akan melahirkan daya hidup sebagai daya juang untuk hidup pantang menyerah. Daya hidup yang dimaksud adalah ketekunan, keuletan dan kesabaran yang akhirnya akan mendasari dalam proses mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan kesejahteraan hidup. Hal ini, sudah menjadi pengolahan bersama dalam Gerakan APP Tahun 2012 – 2016.
Kemandirian dan keberlanjutan hidup sejahtera terarah pada kesejahteraan hidup bersama. Kesejahteraan hidup bersama mencakup hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam ciptaan dan manusia dengan Allah. Kesejahteraan hidup bersama terbangun dalam keutuhan ciptaan. Pembaharuan dan perubahan hidup terus menerus dalam memandang keutuhan ciptaan sebagai bagian utuh kesejahteraan hidup manusia menjadi tema sentral dalam Gerakan APP Tahun 2017 – 2019, “Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama”. Hal ini melanjutkan Gerakan APP Tahun 2012 – 2016 “Mewujudkan Hidup Sejahtera”.
Dasar Perumusan Gerakan APP

KELUARGA BERWAWASAN EKOLOGIS

Pengantar
Manusia menjadi pusat dan sekaligus tujuan dari pembangunan. Pembangunan yang merusak lingkungan, juga akan merusak manusia. Dalam Evengelii Gaudium, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa alam itu rapuh dan tidak mempunyai kemampuan untuk membela diri terhadap eksploitasi yang dilakukan; oleh manusia. Paus juga mengingatkan bahwa manusia bukan hanya sebagai pengguna alam semesta, tetapi manusia juga harus sekaligus berperan sebagai penjaga dan pemelihara alam semesta. Oleh karena itu, keberhasilan suatu pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia menjadi kunci penting untuk menuju kesejahteraan hidup. Sumber daya alam yang melimpah di Indonesia akan dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar (berkeadilan dan berkeutuhan ciptaan) jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang bermutu. Salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan pendidikan.
Proses pendidikan berawal dari dan dalam keluarga. Dalam pesan hari kedamaian sedunia, Sri Paus Yohanes Paulus II tanggal 1 Januari 1994 menegaskah dan mengingatkan kembali pentingnya keluarga sebagai ruang dan tempat untuk menumbuhkembangkan pendidikan yang berkualitas. Keluarga, sebagai persekutuan pendidikan yang fundamental dan esensial, merupakan sarana yang pertama dan paling istimewa untuk mewariskan nilai-nilai agama dan budaya yang membantu manusia untuk memahami realitas dirinya sebagai bagian dari seluruh ciptaan. Karena didirikan atas dasar cinta kasih dan terbuka bagi anugerah kehidupan, keluarga dalam dirinya sendiri berisikan masa depan masyarakat; dan tugasnya paling khusus ialah untuk secara efektif memberikan sumbangan untuk masa depan yang penuh damai. “Keluarga adalah sal dasar masyarakat, di mana kita meskipun berbeda, belajar hidup bersama orang lain dengan menjadi milik satu sama lain; keluarga juga merupakan tempat di mana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka” (Evangelii Gaudium art.66).
Sejalan dengan hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke-4 tahun 2015, yang merefleksikan keluarga Katolik sebagai sukacita Injil; Panggilan dan perutusan keluarga Katolik dalam Gereja dan masyarakat Indonesia yang majemuk, gerakan APP Tahun 2017 mengambil fokus gerakan “Keluarga Berwawasan Ekologis”, sebagai tema tahun pertama dari tema tiga tahunan Gerakan APP tahun 2017 - 2019, “Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama".
Gerakan APP Tahun 2017, “Keluarga Berwawasan Ekologis” mempunyai sasaran dan tujuan untuk membangun dan mewujudkan perubahan dan pembaharuan iman umat:
1. Menghormati dan menghargai alam semesta sebagal sumber dan penyangga keberlangsungan hidup seluruh ciptaan.
2. Menyadari fungsi dan peran manusia sebagai bagian dari keutuhan ciptaan yang bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara, mengolah dan mengelola alam semesta sebagai rumah bersama.