Kamis, 04 November 2021

INILAH EFEK TIDAK SEIMBANG HORMON PADA MASA PUBER

 

Masa puber merupakan masa pertumbuhan. Ada banyak perubahan dari diri anak-anak terkait dengan pertumbuhan itu, mulai fisik hingga psikis. Tak dapat dipungkiri, pertumbuhan tersebut tidak terjadi begitu saja. Dibutuhkan begitu banyak faktor. Salah satunya adalah hormon. Akan tetapi, supaya pertumbuhan bisa terjadi atau berjalan normal maka dibutuhkan adanya keseimbangan hormon. Ada efek bila terjadi ketidak-seimbangan hormon.

Dilansir dari PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock mengungkapkan beberapa efek dari tidak seimbangnya hormon (hlm 197).

Kekurangan Hormon Pertumbuhan

Kurangnya jumlah hormon pertumbuhan pada akhir masa kanak-kanak dan awal masa puber menyebabkan anak menjadi lebih kecil dari rata-rata pada waktu ia matang.

Kurangnya Hormon Gonad

Kalau hormone gonad tidak cukup banyak dikeluarkan atau dikeluarkan agak terlambat untuk dapat mengawasi hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan anggota badan berlangsung terlalu lama dan individu menjadi lebih besar dari rata-rata. Kurangnya jumlah hormon-hormon gonad juga mempengaruhi perkembangan normal organ-organ seks dan cirri-ciri seks sekunder sehingga individu tetap kekanak-kanakan atau mengambil cirri-ciri lawan jenis, bergantung pada kapan terjadinya gangguan dalam siklus perkembangan.

Persediaan Hormon Gonad yang Berlebihan

Ketidakseimbangan dalam berfungsinya kelenjar pituitary dan gonad dalam jumlah yang berlebihan pada usia sangat muda, mengakibatkan permulaan masa puber kadang-kadang dimulai sedini usia lima atau enam tahun. Ini dikenal sebagai masa puber yang terlalu awal atau puberty precox. Meskipun anak tersebut matang secara seksual dalam arti bahwa organ-organ seks sudah mulai berfungsi, tetapi bentuknya masih kecil dan ciri-ciri seks sekunder belum berkembang seperti anak yang matang pada usia normal.

diolah kembali dri tulisan 7 tahun lalu