Senin, 01 April 2019

HAL SEPELE PEMBENTUK KARAKTER ANAK DI MASA DEPAN

Bung Karno, presiden pertama Indonesia, pernah berkata, “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.” Pernyataan Bung Karno ini mau menggambarkan bagaimana kita memaknai masa lalu sebagai cermin di masa kini, bahkan masa depan.
Karena itu, jangan anggap sepele peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dan jangan pernah membuang atau melupakan pengalaman masa lalu. Dalam hal ini Bung Karno pernah juga mengatakan, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”; sebuah pernyataan yang dikenal dengan slogan jasmerah.
Terkait dengan kepribadian, ternyata pengalaman atau peristiwa masa lalu dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian masa depan. Setidaknya ada tujuh hal sepele di masa kecil yang dapat memprediksi karakteristik anak saat dewasa nanti.
1.   Anak yang “tidak patuh” pada aturan dan orangtua, akan mempunyai pendapatan lebih besar. Menurut para ahli, anak-anak yang mempunyai sifat “pemberontak” biasanya tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berani membela apa yang menurutnya benar. Sedangkan anak-anak yang “penurut” ternyata punya pendapatan yang lebih rendah dari mereka yang “pemberontak”.
2.   Anak yang melihat orangtua menyelesaikan pertengkaran akan menjadi lebih baik. Menyelesaikan konflik dengan baik akan membuat anak belajar mengerti bahwa setelah berdebat (bertengkar), orangtua dapat berbaikan dan terlihat lebih bahagia. Hal ini akan membuat anak mampu menyelesaikan masalahnya dan menjadi lebih baik.

BUKAN SEKEDAR PEMIMPIN


Setiap kelompok atau organisasi pasti mempunyai seorang pemimpin. Tanpa pemimpin, sebuah organisasi seperti anak ayam tanpa induknya, akan kehilangan arah. Peran seorang pemimpin dibutuhkan untuk memimpin kelompok atau organisasinya ke arah tujuan yang dicita-citakan. Akan tetapi, keberhasilan sebuah organisasi atau kelompok tidak ditentukan dari ada tidaknya pemimpin, melainkan dari ada tidaknya kepemimpinan. Hal inilah yang dihendak dibahas dalam blog budak-bangka lima tahun lalu, persisnya 1 April 2014, lewat judul tulisan “Pemimpin dari Dalam”.
Tulisan lima tahun lalu tersebut merupakan kutipan dari sebuah tulisan yang dibuat dalam Harian KOMPAS, namun sayangnya tidak ada data tanggal pemuatannya. Akan tetapi, tulisan tersebut mau mengangkat persoalan mengorganisir sebuah organisasi, entah itu organisasi sipil maupun religius. Intinya, kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam mengorganisir sebuah kelompok agar bisa menjadi maju berkembang mencapai apa yang dicita-citakan. Kemajuan itu bukan hanya sebatas kemajuan personal pemimpin saja, melainkan semua elemen organisasi.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga tulisan ini dapat dengan mudah dicerna oleh pembaca mana pun. Pembaca tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menangkap isi pesan tulisan tersebut, karena tulisan tersebut diurai dengan sangat singkat dan padat. Untuk mengetahui isi tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!