Sabtu, 01 Maret 2014

Medan Pastoral Tg Balai: Situasi Pulau Burung Km 00













Orang Kudus 1 Maret: St. David

SANTO DAVID, PENGAKU IMAN
David mungkin lahir di Cardigan, Wales, Inggris pada tahun 520 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia terkenal sebagai seorang biarawan yang aktif mendirikan biara-biara: kurang lebih 12 biara yang didirikannya. Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian Barat Daya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya sebagai pemimpin tertinggi.

Dalam kedudukannya itu, David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik. Banyak perintis Gereja Irlandia dididik di Menevia; antara lain Santo Finnianus dari Clonard, yang dijuluki sebagai bapa Monastik Irlandia. Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyak gereja kuno -- lebih dari 50 buah gereja -- di bagian Selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya. David meninggal dunia pada tahun 601 di Menevia. Ia digelari Kudus pada tahun 1120 pada masa kepemimpinan Sri Paus Kalistus II (1119-1124), dan diangkat sebagai pelindung suci Wales.

Renungan Hari Sabtu Biasa VII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa VII, Thn A/II
Bac I   : Yak 5: 13 – 20; Injil         : Mrk 10: 13 – 16

Dalam Injil hari ini Markus bercerita tentang orang datang kepada Yesus dengan membawa anak-anak mereka. Tujuan mereka adalah agar Yesus memberkati anak-anak itu. Akan tetapi para rasul memarahi mereka. Mungkin mereka berpikir anak-anak tidak layak mendekati Yesus; atau anak-anak bakal akan menyusahkan mereka saja. Justru Yesus balik marah kepada para rasul-Nya. Yesus menyatakan bahwa anak-anak juga punya hak untuk menerima berkat dari-Nya. Sikap menghalang-halangan anak-anak untuk dekat dengan Tuhan adalah tindakan salah dan jahat. Dan Yesus sudah mencegah hal itu terjadi.

Apa yang dilakukan oleh Yesus kepada para rasul-Nya itu, kemudian direfleksikan oleh Yakobus. Dia melihat bahwa Sang Guru memberi contoh teladan kepada mereka dan juga kepada umat manusia. Karena itu, dalam suratnya Yakobus mengajak kita untuk berusaha mencegah sesama kita yang hendak melakukan perbuatan jahat. Sebagai murid Yesus, kita berkewajiban membantu sesama agar tidak jatuh ke dalam dosa. “Barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” (ay. 20).

Dosa selalu mendatangkan maut. Setiap manusia dipanggil untuk tidak berbuat dosa. Namun, karena kelemahan daging kita sering jatuh ke dalam dosa. Jika kita menghadapi masalah ini sendirian, tentulah akan menjadi sulit. Tidaklah demikian bila dalam kebersamaan. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk hidup solider, saling meneguhkan dan menguatkan dalam iman agar tidak jatuh ke dalam dosa. Apabila ada yang hendak berbuat dosa, maka kita dipanggil untuk mencegahnya. Apabila ada yang berbuat dosa, maka kita harus menyadarinya. Inilah kehendak Tuhan dalam bacaan liturgi hari ini.

by: adrian