Senin, 14 April 2014

Iseng-iseng Berkreasi

Gambar ini hanya mengambil sampel mengendarai motor. Kita bisa menerapkannya
untuk hal lain. Intinya, semua halangan untuk maju dapat ditangani atau diatasi.
Dengan KEMAUAN, maka segalanya bisa terlaksana.
Di mana ada kemauan, pasti ada jalan!
Setiap orang pasti punya kelemahan.
Semua orang tentulah pernah mengalami kegagalan.
Tapi KEMAUAN bisa mengatasi kelemahan dan kegagalan itu.
Kelemahan bukan tanda untuk menyerah.
Kegagalan bukan berarti kalah.
Dengan KEMAUAN kita dapat bangkit lagi dan berjuang.
Yesus tiga kali jatuh dalam jalan salib.
Tapi KEMAUAN-NYA untuk menyelesaikan misi membuat DIA bangkit
Dan meneruskan jalan salib hingga tuntas.
Kematian-Nya adalah kemenangan.
Karena dengan kematian-Nya manusia diselamatkan.

Jakarta, 14 April 2014
by: adrian

(Inspirasi Hidup) Kembali ke Jati Diri Imam

SAATNYA PARA IMAM & KAUM RELIGIUS HIDUP SEDERHANA
Paus Fransiskus meminta Kongregasi Tarekat Hidup Bakti dan Hidup Kerasulan Vatikan untuk mengevaluasi kehidupan imam dan kaum religius. Setelah mengadakan evaluasi, kongregasi yang bertanggung jawab untuk sekitar 900 ribu imam, bruder, dan suster dalam ordo-ordo religius di seluruh dunia, menggelar konferensi dekat Vatikan, yang dihadiri  sekitar 500 bendahara dari ordo-ordo seluruh dunia. Dalam konferensi itu, sekretaris kongregasi, Uskup Agung José Rodríguez Carballo, menyerukan agar kaum religius menolak kekayaan untuk mengikuti Yesus. (Lebih lanjut baca di sini.)

Apa fakta yang terlihat di balik seruan itu? Adalah fakta bahwa dewasa ini banyak imam dan kaum religius hidup dalam kelimpahan kemewahan. Fakta ini menjadi keprihatinan Paus Fransiskus sehingga beliau meminta kongregasi untuk mengadakan evaluasi. Paus merasa prihatin karena yang terjadi selama ini merupakan bentuk pengingkaran atas janji (kaul) kemiskinan yang diucapkan oleh para imam dan kaum religius.

Fakta imam yang kaya mewah juga sudah menjadi keprihatinan blog ini. Hal ini terlihat dari beberapa tulisan seperti dalam cerpen DiakonYudas dan Ternyata..., dalam opini Kemiskinan Kristiani, Korupsi di Gereja, Transparansi Keuangan, Kaul Kemiskinan, Transparansi, dan beberapa tulisan lain atau dalam inspirasi hidup dan pencerahan.

Oleh karena itu seruan Vatikan ini hendaknya bukan menjadi suara-suara di padang gurun atau ibarat “anjing menggonggong, kafila jalan terus”. Perlu disadari bahwa seruan atau ajakan Vatikan kepada para imam dan juga kaum religius bukan lahir dari pemikiran sesaat atau inspirasi tiba-tiba, melainkan dari permenungan mendalam berdasarkan fakta yang ada. Karenanya, apa yang dikatakan oleh Mgr. Carballo merupakan tamparan untuk menyadarkan para imam dan kaum religius yang selama ini terbuai oleh kenikmatan kemewahan duniawi.

Menolak kekayaan, sebagaimana yang disampaikan oleh Mgr. Carballo, tidak harus dimengerti secara hurufiah. Seruan itu dapat dipahami sebagai ajakan untuk hidup sederhana. Atau secara tidak langsung mau dikatakan, Vatikan ingin agar para imam dan kaum religius kembali kepada jati dirinya, menghayati kaul kemiskinan yang telah diikrarkannya.

Bagaimana kelanjutan dari seruan Vatikan ini? Semuanya berpulang kepada para imam dan kaum religius. Seperti sabda Yesus, “Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan.” (Mat 11: 15), demikian pula halnya dengan para imam dan kaum religius. Jangan sampai Yesus mengecam, sebagaimana ia mengecam kaum Farisi, yang bisa berkata-kata namun tidak bisa melaksanakan. Kecaman Yesus ini bisa diterjemahkan sebagai kecaman-Nya kepada para imam dan kaum religius (lihat di sini).
Jakarta, 18 Maret 2014
by: adrian

Orang Kudus 14 April: St. Tiburtius, Valerianus & Maximus

SANTO TIBURTIUS, VALERIANUS & MAXIMUS, MARTIR
Ketiga pemuda ini dikenal sebagai pahlawan iman Kristen yang dibunuh oleh penguasa Romawi di kota Roma. Jenazah mereka dikuburkan di Katakombe Praetaxtatus, Roma sekitar 229 / 230.

Tiburtius adalah adik kandung Valerianus. Kisah tentang keanggotaan mereka dalam Gereja hingga menjadi martir dihubungkan dengan Santa Sesilia. Sesilia adalah tunangan Valerianus, pemuda yang belum menganut agama Kristen. Ketika hari pernikahan mereka tiba, Sesilia dengan tulus membisikkan kepada Valerianus, calon suaminya agar membatalkan saja pernikahan mereka karena ia telah menjanjikan kemurnian dirinya kepada Tuhan. Valerianus yang tulus hati itu mengindahkan permohonan Sesilia, calon istrinya. Ia tidak marah, malah sebaliknya meminta Sesilia agar mengajari dia iman Kristen dan mengusahakan pembaptisannya. Demikian pula Tiburtius adik Valerianus.

Setelah menjadi Kristen, kedua kakak-beradik ini dengan giat menyebarkan iman Kristen dan rajin menguburkan jenazah para martir yang dibunuh. Melihat itu, penguasa Romawi menangkap dan menyiksa mereka. Pada peristiwa itu, Maximus seorang tentara Romawi yang turut dalam penyiksaan atas diri Tiburtius dan Valerianus, terharu dan kagum akan ketahanan dan ketabahan hati kedua bersaudara itu. Lalu ia pun dengan berani mengaku dirinya sebagai seorang murid Kristus. Akibatnya ia pun disiksa dan dibunuh bersama Tiburtius dan Valerianus.

Renungan Hari Senin Pekan Suci, Thn A

Renungan Hari Senin Pekan Suci, Thn A/II
Bac I   : Yes 42: 1 – 7; Injil           : Yoh 12: 1 – 11

Dalam bacaan pertama, Yesaya menyampaikan nubuat Allah tentang seorang hamba yang kepadanya Allah berkenan. Hamba Allah ini dipanggil untuk menyelamatkan manusia, membuka mata orang buta, dan membebaskan orang-orang tahanan. Apa yang disampaikan Yesaya merujuk kepada Yesus, karena memang Yesus adalah Hamba Allah. Allah berkenan kepada-Nya. Gambaran Yesaya tentang hamba Allah itu terpenuhi dalam diri Yesus.

Injil hari ini menampilkan Yesus yang tak lama lagi akan masuk ke dalam kisah sengsara dan kematian. Hal ini terlihat dari peristiwa pengurapan dengan minyak narwastu murni oleh Maria, saudari Lazarus. Minyak narwastu, selain sebagai minyak wangi biasa, dapat juga digunakan orang untuk mengurapi orang yang sudah meninggal. Karena itulah, seperti yang dikatakan Yesus, peristiwa itu “mengingat hari penguburan-Ku” (ay. 7). Tak lama lagi Yesus akan berpisah dengan para murid-Nya. Tugas-tugas lain akan menjadi tugas para murid, termasuk memperhatikan orang-orang miskin.

Selain mau menegaskan pemenuhan nubuat Nabi Yesaya dalam diri Yesus, sabda Tuhan hari ini juga mau menegaskan akan kematian Yesus yang tak lama lagi. Kematian itu merupakan jalan hidup. Yesus sudah mengetahuinya. Namun Yesus tidak lari. Dalam kematian-Nya itu, Yesus mau mengingatkan kita bahwa kita hendaknya melanjutkan karya Yesus, sebagaimana yang dikatakan-Nya kepada para murid. Kematian Yesus bukan hanya untuk ditangisi, melainkan untuk melanjutkan karya misi-Nya.

by: adrian