Minggu, 19 Oktober 2014

Memang, TV One Memang Beda

Hari Jumat, 17 Oktober 2014, sekitar jam 11.00 WIB, terjadi peristiwa politik yang sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat pasca pilpres 2014 yang lalu. Peristiwa itu adalah pertemuan antara pelaga pilpres lalu: Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Karena itu, dua stasiun TV swasta menjadikannya sebagai breaking news.

Kedua stasiun televisi itu adalah TV One dan Metro TV. Kedua stasiun ini, sejak masa kampanye pilpres lalu, sudah bersaing sengit. TV One, dengan mottonya: “Memang Beda”, selalu menunjukkan perbedaan berita dari Metro TV. Misalnya, kalau Metro TV mengangkat-angkat Jokowi, maka TV One berusaha menjatuhkannya. Yang paling mencolok adalah hasil hitung cepat pilpres kemarin. Ketika Metro TV menampilkan beberapa lembaga survei kredibel yang memenangkan pasangan Jokowi – Jusuf Kalla, TV One justru sebaliknya. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba muncul empat lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo – Hatta. TV One tetap setia dengan mottonya: “Memang Beda.”

Orang Kudus 19 Oktober: St. Petrus Alkantara

SANTO PETRUS ALKANTARA, PENGAKU IMAN
Pedro Garavito – demikian nama kecil Santo Petrus Alkantara, lahir pada tahun 1499 di Alkantara, Spanyol, dekat perbatasan Portugal. Ayahnya menjabat sebagai gubernur dan ahli di bidang hukum. Ia cerdas sekali dan semenjak masa mudanya, ia banyak mengalami karunia-karunia Allah yang istimewa. Ia suka berdoa berjam-jam di rumah dan di gereja. Pernah suatu hari ibunya mencari-cari dia di berbagai sudut kota di antara kawan-kawannya, namun tidak menemukannya. Lalu ia pergi ke gereja dan di sana ia menemukan Pedro sedang dalam keadaan ekstase di hadapan Sakramen Mahakudus. Ia bukan seorang pemuda pengkhayal. Ia rajin sekali bekerja. Di sekolah ia dikenal cerdas. Orang tuanya mencita-citakan pangkat duniawi yang tinggi baginya, namun dia sendiri memprotes. “Terserahlah kepada Tuhan. Apakah yang dikehendaki-Nya dari padaku!” katanya.

Renungan Hari Minggu Biasa XXIX - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Yes 45: 1, 4 – 6; Bac II                     1Tes1: 1 – 5b;
Injil      Mat 22: 15 – 21;

Bacaan-bacaan liturgi hari ini seakan tidak saling berkaitan satu sama lain. Akan tetapi ketiganya memiliki kesamaan tema, yaitu pujian kepada Allah harus diberikan kepada Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, Nabi Yesaya menyampaikan firman Allah kepada umat Israel. Dikatakan bahwa Allah Israel berkuasa atas segala-galanya. Tidak ada yang lain. Oleh karena itu, bangsa Israel hanya dapat menyembah dan memuji Allah Israel itu. Tidak ada yang lain.

Paulus dalam bacaan kedua juga menyampaikan syukurnya kepada Allah. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus mengungkapkan dasar pujian dan syukurnya kepada Allah adalah perbuatan iman dan kasih serta harapan yang dilakukan oleh jemaat. Sekalipun yang melakukan semua itu adalah umat, namun karena Paulus sadar bahwa Allah turut berperan di dalamnya, maka sudah layak bila ucapan syukur disampaikan kepada Allah.

Dalam Injil Tuhan Yesus dihadapkan pada sebuah pertanyaan menjebak oleh orang-orang Herodian dan murid-murid kaum farisi. Sekalipun tahu bahwa itu adalah sebuah jebakan, Tuhan Yesus tetap memberi jawaban. Dan justru dalam jawaban-Nya itu terkandung pesan agar umat tidak melupakan Allah meski mereka hidup dalam dunia. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Di sini Tuhan Yesus mau mengatakan kepada para penanya bahwa sekalipun mereka hidup di dunia dan menggunakan sarana dunia, hendaklah mereka tidak lupa juga akan Allah. Pujian, sembah dan syukur adalah hak Allah yang musti diberikan.

Terkadang kita lupa dari mana kita berada. Tak sedikit orang melupakan Tuhan ketika ia menikmati hidup dalam kenikmatan dunia. Orang berpikir bahwa apa yang dirasakan semata-mata usaha kerja kerasnya atau perantara lain. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa kehidupan kita di dunia ini tak bisa dilepaskan dari peran serta Allah. Melalui sabda-Nya Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menyampaikan syukur dan pujian kepada Allah atas segala anugera yang Dia berikan.

by: adrian