Memasuki
masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (4 – 10 Agustus), nama
untuk calon presiden sudah mengerucut pada dua nama, yaitu Joko Widodo dan
Prabowo Subianto. Menjadi teka-teki adalah siapa calon wakil presidennya. Semua
mata politik terarah pada aneka kalkulasi untuk menentukan pendamping bagi
Jokowi dan Prabowo. Proses pemilihan cawapres ini memang dramatis.
Di
kubu Joko Widodo santer terdengar nama Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Banyak
analis menilai peluang Mahfud MD sangat besar. Apalagi ada info Mahfud pernah
menerima telepon dari lingkar dalam Jokowi. Akan tetapi, suara dari PBNU lebih
condong ke Muhaimin Iskandar. Mungkin hal ini membawa Jokowi dalam situasi
dilematis. Karena itu, di menit terakhir tiba-tiba muncul nama Ma’aruf Amin.
Memilih figur ulama memang menjadi suatu keharusan (mengenai hal ini, silahkan
baca: Inilah Sosok Pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019).
Di
kubu Prabowo lebih dramatis lagi. Bukan tidak mustahil Prabowo pusing tujuh
keliling. Semua partai koalisinya mengajukan nama untuk cawapres dengan sedikit
memaksa. Belum lagi menghadapi partai koalisi, Prabowo disodorkan dua nama dari
Ijtima Ulama, yaitu Habib Salim Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad. Ketika
mengajukan dua nama tersebut, Persaudaraan Alumni 212 menyatakan bahwa
keputusan ulama tersebut adalah keinginan Allah. PA 212 tidak setuju dengan
nama yang diajukan Partai Demokrat, sementara SBY, secara santun dan halus,
ngotot agar putranya maju mendampingi Prabowo. Sama seperti di kubu Jokowi, di
menit terakhir tiba-tiba muncul nama Sandiaga Uno.
Kamis,
09 Agustus 2018, merupakan drama pengumuman calon wakil presiden. Menjelang
pengumuman ini, publik disodorkan syahwat-syahwat kekuasaan, yang sayangnya
sama sekali tidak disadari. Syahwat itu lebih ditujukan kepada
kelompok-kelompok keagamaan, yaitu islam. Baik di kubu Jokowi maupun Prabowo
tokoh-tokoh islam saling memamerkan syahwat kekuasaannya, seakan merasa negeri
ini hanya milik umat islam; atau seolah-olah hanya islam-lah yang menentukan
kehidupan bangsa ini.