Jumat, 14 Juli 2017

MENGUBAH KEKOSONGAN IMAMAT MENJADI BERLIMPAH

Kehidupan manusia tak pernah berjalan mulus; pasti selalu ada gelombang dalam hidup. Misalnya dalam dunia perdagangan. Kadang situasi dagang sedang bagus sehingga mendatangkan keuntungan yang banyak; dan hal ini tentu membawa sukaacita dan kebahagiaan. Namun kadang situasi dagang sedang sepi dan lesu sehingga keuntungan sedikit, malah justru rugi; dan hal ini akan membawa kedukaan dan stres.
Fenomena ini tak jauh beda dengan diri Petrus dan kawan-kawannya sebagaimana dikisahkan dalam Lukas 5: 1 – 11. Dalam teks tersebut digambarkan bahwa Petrus, Yohanes dan Yakobus adalah orang dengan profesi nelayan. Dikatakan bahwa saat itu perahu mereka kosong. Mereka sudah bekerja semalam-malaman, tapi tak mendapatkan ikan. Tentulah hal ini mendatangkan kelesuan, kedukaan dan frustasi.
Akan tetapi, akhir cerita kisah Petrus dan kawan-kawannya adalah sukacita. Perahu mereka yang awalnya kosong, kini penuh berlimpah, bahkan perahu mereka nyaris tenggelam (ay. 7). Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Memang hal tersebut tak bisa dilepaskan dari mukjizat. Namun ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya mukjizat tersebut.
Pertama, membiarkan Yesus masuk ke dalam perahu kosong. Dan Yesus tetap berada di dalam perahu itu hingga perahu itu penuh dengan ikan. Kedua, melakukan sesuatu yang baru. Setelah selesai mengajar, Yesus meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang dalam. “Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (ay. 4). Semalaman Petrus dan kawan-kawannya sudah mencari ikan, namun tidak mendapatkan hasil. Mereka pulang dengan perahu kosong. Mungkin karena mereka tidak bergerak ke tempat yang dalam, atau mereka hanya berdasarkan kebiasaan saja. Ketiga, melakukan sesuai dengan kehendak Yesus. Petrus adalah seorang nelayan. Sudah bertahun-tahun ia menggeluti profesi itu. Jadi, dari segi pengalaman, Petrus jauh lebih tahu soal danau dan ikan daripada Yesus. Namun, karena Yesus memintanya, Petrus mengikuti saja. “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5).