Beberapa waktu lalu aku
sedang membaca sebuah artikel seorang ahli di bidang manajemen waktu. Suatu
hari si ahli ini berbicara di depan sekumpulan mahasiswa bisnis dan untuk
mengungkapkan suatu poin, ia menggunakan sebuah ilustrasi yang tak akan pernah
dilupakan mahasiswa itu. Setelah aku membagikannya pada kamu, aku berharap kamu juga tak akan melupakannya.
Saat orang ini berdiri di depan sekumpulan para mahasiswa pintar dan
berprestasi ia berkata, “Oke, saatnya kuis.” Ia kemudian membawa sebuah galon
air, sebuah guci besar dan menatanya di sebuah meja di depannya. Ia
melanjutkannya dengan membawa satu lusin batu berukuran kepalan tangan dan
dengan hati-hati memasukkannya satu per satu ke dalam guci tersebut.
Saat guci tersebut terisi sampai ke atas dan tidak ada lagi batu yang muat
di dalam, ia bertanya, “Apakah guci ini sudah penuh?” Setiap orang di kelas
berkata, “Ya.” Kemudian ia berkata, “Benarkah?” Ia menunduk dan mengambil satu
ember kerikil. Kemudian ia menumpahkan beberapa kerikil ke guci dan
mengguncang-guncangkannya, menyebabkan kerikil tersebut berhasil menempati
ruang-ruang di antara batu-batu. Ia tersenyum dan bertanya sekali lagi, “Apakah
guci ini sudah penuh?”