Kamis, 10 September 2015

Orang Kudus 10 September: St. Oglerius

BEATO OGLERIUS, PENGAKU IMAN
Oglerius lahir pada sekitar tahun 1136 di Trini, Vercelli, Italia. Ia adalah putra sebuah keluarga kaya. Pada tahun 1148 Oglerius menyaksikan rombongan Paus Eugenius III, Santo Bernardus Clairvaux dan para kardinal, dalam perjalanan dari Asti. Peristiwa ini menarik Oglerius untuk bergabung dengan Ordo Sistersian tiga tahun kemudian.
Oglerius mengikrarkan kaulnya pada tahun 1153. Delapan tahun kemudian ia ditahbiskan sebagai imam. Oglerius memiliki kebiasaan untuk bermartiraga dan berpuasa. Pada tahun 1205 Oglerius ditunjuk menjadi Abbas di Lucedia.
Oglerius sering mendapat tugas untuk mendamaikan pihak-pihak yang berperang. Oglerius juga diberikan tugas oleh Paus Innosensius III untuk memperbaiki biara Sistersian di Tesalonika, akibat serangan orang islam. Oleh Uskup Novara, Oglerius juga diberi tugas untuk mereformasi sebuah biara, dan menyelsaikan masalah yang terjadi antara Lucedia dan Vercelli.
Oglerius dikenal sebagai pembimbing rohani. Selain itu ia banyak membuat tulisan untuk membela ajaran Bunda Maria dikandung tanpa dosa, dan juga homily-homilinya tentang ekaristi. Oglerius meninggal dunia pada 10 September 1214 di Lucedia, Italia. Pada 8 April 1875 kultusnya diakui oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Biasa XXIII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXIII, Thn B/I
Bac I  Kol 3: 12 – 17; Injil                   Luk 6: 27 – 38;

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal ciri murid Tuhan Yesus. Yang utama dalam menjadi murid Tuhan Yesus adalah kasih, kelemahlembutan dan kebaikan. Inilah yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Tuhan Yesus meminta kepada siapa saja yang mengaku murid-Nya untuk melaksanakan hal-hal tadi kepada siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Prinsipnya adalah, “sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (ay. 31).
Ajaran Tuhan Yesus di atas ditegaskan kembali oleh Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, Paulus meminta mereka untuk mengenakan “belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” (ay. 12). Jemaat diharapkan melaksanakan semua itu dalam kehidupannya. Dengan kebajikan-kebajikan inilah maka orang lain akan mengenal mereka sebagai anggota tubuh Kristus, atau sebagai murid Tuhan Yesus.
Hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan mau mengingatkan kita akan tugas dan kewajiban kita sebagai murid Kristus. Sebagai murid-Nya kita diminta untuk senantiasa menampilkan identitas kita. Dalam sabda Tuhan hari ini, Tuhan tidak menghendaki agar tampilan identitas kita hanya sebatas ungkapan saja bahwa saya orang kristen, murid Kristus, atau sebatas KTP saja. Tuhan menghendaki supaya tampilan identitas itu terlihat juga dalam perbuatan, agar melalui kita orang lain dapat mengenal Kristus. Pertanyaan bagi kita sekarang: Sudahkah kita menampilkan identitas kita sebagai murid Tuhan Yesus?***
by: adrian