Menarik untuk Diketahui
Sekalipun buku ini kurang menarik,
namun ada beberapa pernyataan Hazelton yang menarik karena membuka wawasan.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Ka’bah merupakan bagian dari kultus berhala. Ia
sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir. Bahkan tradisi haji sekarang merupakan
bagian dari tradisi kafir pra-islam (hlm 31 – 56). Jadi, baik Ka’bah maupun
ritus haji, bukanlah asli produk islam, melainkan milik kekafiran pra-islam.
2.
Postur sembahyang islam merupakan postur klasik
tawanan di hadapan penakluk, dan masih terlihat sampai saat ini dalam
prasasti-prasasti kemenangan Assyria kuno (hlm 117). Jadi, bisa dikatakan bahwa
cara sembahyang (sholat) islam sekarang ini pengembangan postur tawanan jaman
pra-islam. Postur itu diislamkan, sehingga sikap itu bukan ditujukan kepada
penguasa dunia, tetapi kepada Allah.
3.
Pada halaman 122 dikatakan bahwa Muhammad
menyampaikan pesan yang menyerukan nilai-nilai dan etika yang dulu pernah
menjadi kebanggaan bangsa Arab. Sangat disayangkan kenapa Hazelton tidak
menguraikan nilai dan etika yang bagaimana yang membanggakan itu. Sebab, Abu
Thalib, paman Muhammad, yang adalah pendukung setia dan kuat akan Muhammad,
sampai akhir hidupnya tidak memeluk islam. Malah ia tetap setia memeluk tradisi
leluhurnya, sekalipun Muhammad sudah memintanya untuk mengucapkan syahadat (hlm
160).
4.
Hazelton mengurai ada kemiripan pewartaan
Muhammad dengan Yesus (hlm 126 – 127). Ini salah satu bukti kalau Muhammad
sudah mengetahui kisah Yesus dari Injil. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa Hazelton tidak memaparkan kemiripan itu.
5.
Ternyata ayat-ayat setan itu memang ada. Konon
dikatakan bahwa saat itu Muhammad dirasuki oleh setan sehingga muncullah
pernyataan pujian terhadap tiga anak perempuan Allah (hlm 152 – 156). Namun
otoritas islam berusaha menutupinya, sehingga ketika Salman Rusdhie membuat
novel dengan judul “Ayat-ayat Setan” otoritas islam menyatakan halal untuk
membunuhnya.
6.
Halaman 163 – 172 bercerita tentang Isra’ Mi’raj.
Ada catatan kritis dari Hazleton bahwa kisah itu tidaklah nyata, melainkan
mimpi atau rekayasa. Bagi Hazelton dalam kisah tersebut ada ketidak-sesuaian
geografis dan kronologis.
7.
Untuk pertama kalinya sejak turunnya wahyu
pertama di Gua Hira sebelas tahun sebelumnya, Muhammad bertindak lebih dari
sekedar seorang rasul (atau nabi, pen). Kini dia juga bertindak sebagai seorang
pemimpin, mengemban peran politik yang selama ini dikhawatirkan oleh
musuh-musuhnya di Mekkah. Di usianya yang memasuki lima puluhan awal, dia
berkembang memasuki arena politik dalam misinya (hlm 181). Terlihat jelas kalau
ada ambisi untuk berkuasa dalam diri Muhammad. Hal ini sudah tertanam dalam
dirinya sejak kecil, mengingat masa kecilnya yang suram.
8.
Ada pernyataan Hazelton yang sedikit keliru. Ia
mengatakan bahwa orang Yahudi saat ini akan terkejut oleh fakta keberadaan suku
Yahudi di Arab pada abad VII (hlm 182). Saya menilai pernyataan ini berlebihan.
Justru umat islam modernlah yang bakal terkejut.
9.
Ada ulasan singkat tentang jihad (hlm 207 – 210)
dan perang Badar (hlm 211 – 221). Sangat menarik untuk diketahui.