Rabu, 24 Desember 2014

Remaja dan Perubahan Moralitas

PERUBAHAN FUNDAMENTAL DALAM MORALITAS SELAMA MASA REMAJA
  ·      Padangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret
   ·      Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadaan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
    ·      Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ini mendorong remaja lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi daripada masa kanak-kanak dan berani mengambil keputusan terhadap pelbagai masalah moral yang dihadapinya
   ·      Penilaian moral menjadi kurang egosentris
  ·      Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 235.
Baca juga:

Renungan Hari Rabu Adven IV - B

Renungan Hari Rabu Adven IV, Thn B/I
Bac I    2Sam 7: 1 – 5; 8b – 12, 16; Injil                 Luk 1: 67 – 79;

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara tentang Allah yang mahakuasa. Kemahakuasaan Allah terlihat dalam segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Samuel yang kedua, Allah menegaskan kekuasaan Allah di hadapan Raja Daud melalui mulut Nabi Natan. Dalam bacaan pertama terlihat bahwa Daud, yang sudah berkuasa, ingin mendirikan rumah Tuhan. Ada kesan bahwa Allah mau diatur oleh Daud. Karena itulah, Allah kembali menegaskan bahwa Dia-lah yang berkuasa. Kekuasaan itu terlihat dari kehendak-Nya dalam mengatur kehidupan. Allah sendirilah yang akan menentukan siapa yang akan mendirikan rumah bagi-Nya.

Allah yang mahakuasa kembali terlihat dalam Injil hari ini. Injil menceritakan tentang pujian Zakaria atas peristiwa kelahiran puteranya, Yohanes Pembaptis. Dalam pujiannya itu, Zakaria mengungkapkan kemahakuasaan Allah, yang telah menumbuhkan tanduk keselamatan bagi umat manusia. Tanduk keselamatan itu merupakan janji keselamatan Allah, yang telah dinyatakan Allah kepada leluhur manusia. dan salah satu bukti pemenuhan janji Allah itu adalah puteranya sendiri, yang dinilai Zakaria, akan menjadi nabi Allah yang mahatinggi dan akan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya (ay. 76).

Tuhan adalah Allah yang mahakuasa. Inilah yang hendak disampaikan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan mau menyadarkan kita bahwa kekuasaan Allah bukan untuk menakut-nakuti umat manusia, melainkan untuk menyelamatkannya. Allah ingin menyelamatkan manusia dengan turun sendiri ke dunia. Ini bisa terjadi karena Dia adalah mahakuasa. Kemahakuasaan Allah membuat Dia dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Kita tidak dapat mengatur-atur Dia sesuka hati kita. Sebaiknya kita mengambil sikap seperti Zakaria, yang melambungkan madah pujian dan kemuliaan kepada Allah yang mahakuasa.


by: adrian