Di
tengah kesulitan orang muda mewujudkan keinginannya untuk menikah dengan
pasangannya yang berbeda keyakinan, buku “Kado Cinta bagi Pasangan Beda Agama”
seakan menjadi solusi. Hal ini juga diakui oleh penulis, yang membanggakan
bahwa lembaganya merupakan satu-satunya solusi.
Dengan
begitu yakin penulis mengatakan bahwa agama-agama tidak memberi solusi. Suatu kesimpulan
yang gegabah dan konyol. Amat sangat disayangkan, ketika membahas perkawinan
menurut Agama Katolik, penulis sama sekali tidak menggunakan sumber yang
seharusnya. Wawancara pun diambil dari umat yang pemahaman akan hukum Gerejanya
masih lemah. Karena keterbatasan inilah maka diambil kesimpulan yang ngawur.
Tapi, anehnya, penulis justru menyatakan bahwa itulah pendapat Gereja Katolik.
Padahal,
kalau mau dilihat secara benar, hanya Gereja Katolik yang memberi solusi atas
perkawinan beda agama. Di saat agama lain melarang perkaweinan beda agama, agama
katolik masih mentolerir dengan beberapa persyaratan. Jadi, kalau orang mau
menikah dengan tetap memegang keyakinan masing-masing, Gereja Katoliklah
tempatnya.
Lebih lanjut silahkan baca di Budak Bangka: Tinjauan Buku KADO CINTA bagi Pasangan Beda Agama