GEREJA DALAM KEKACAUAN
“Kekacauan
berkembang semakin parah, juga di dalam Gereja, dan kini menyebar ke segala
penjuru dunia. Yang pertama akan digempur adalah para imam. Mereka membiarkan
diri dijerumuskan oleh ketidaksetiaan. Setiap hari jumlah mereka yang
membiarkan diri dijerumuskan oleh kesesatan ini semakin besar.
Atas nama
kemajuan, sejumlah imam telah menjadi hamba dunia dan hidup menurut dunia.
Mereka telah menggantikan doa dengan kegiatan yang menyibukkan; mereka telah
menggantikan mati raga dengan terus memburu penghiburan dan kenikmatan; mereka
telah mengganti kekudusan dengan semakin patuh kepada dosa. Mereka telah
menjadi jasad berjalan, kubur yang dicat putih, yang masih menyebut diri imam,
tetapi oleh Puteraku Yesus, tidak lagi diakui sebagai imam.
Dan sayang sekali, tidak jarang orang-orang
seperti itulah yang paling dihargai, yang berhasil mencapai sukses dan yang
ditempatkan pada kedudukan dengan tanggung jawab besar.
Mereka yang tetap
setia biasanya adalah mereka yang dianiaya, yang paling tidak diacuhkan dan kadang-kadang sengaja disingkirkan.
Dengan demikian
kegelapan merajalela dan awan setan berusaha menutupi segala sesuatu: setiap
hari kemurtadan semakin besar.”
10 Maret 1977
diedit dari: Marian Centre Indonesia,
Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih
Bunda Maria. (hlm 284 – 285)