Senin, 09 September 2013

(Inspirasi Hidup) Belajar dari Kesalahan

Penjual Topi dan Kera Liar


Seorang penjual topi berjalan melintasi hutan. Karena cuaca panas, ia memutuskan istirahat sejenak dibawah pohon besar. Sebelum merebahkan diri, ia meletakkan keranjang berisi topi-topi dagangan di sampingnya. Beberapa jam ia terlelap & terbangun oleh suara-suara ribut. Ia sadar bahwa semua topi daganganny telah hilang.

Kemudian ia memdengar suara monyet-monyet diatas pohon. Ia mendongak ke atas & betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan monyet yang semua mengenakan topi-topinya. Ia berpikir keras bagaimana caranya ia bs mendapatkan kembali topi-topi dagangannya.

Pedagang itu menggaruk-garuk kepalanya. Ternyata monyet-monyet itu menirukan tingkah lakunya. Kemudian ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Ternyata monyet-monyet itupun melakukan hal yang sama. Ia mendapat ide. Ia membuang topinya ke tanah, monyet-monyet itupun ikut menirukannya. Segera saja si pedagang mengumpulkan topi-topinya dan melanjutkan perjalanan.

50th kemudian, cucu dari pedagang topi itu juga menjadi penjual topi dan telah mendengar cerita tentang monyet-monyet itu dari kakeknya. Suatu hari, persis seperti kakeknya ia melintasi hutan yang sama. Ia beristirahat dibawah pohon yang sama dan meletakkan keranjang berisi topi-topi dagangannya di sampingnya. Ketika terbangun iapun menyadari kalau monyet-monyet di pohon telah mengambil topi-topinya.

Iapun ingat akan cerita kakeknya. Ia mulai menggaruk-garuk kepala dan monyet-monyet itu menirukannya. Ia melepas topinya dan mengipas-gipaskan ke wajahnya, monyet-monyet itu masih menirukan. Nah sekarang ia merasa yakin akan ide kakeknya.Kemudian ia melempar topinya ke tanah. Tapi kali ini ia terkejut karena monyet-monyet itu tidak menirukannya. Mereka tetap memegangi topi-topi itu erat-erat.

Kemudian seekor monyet turun dari pohon, mengambil topi yang tersisa yang dilemparkan oleh cucu penjual topi itu, lalu menepuk bahunya sambil berkata, “Bro, Emangnya cuma elo aja yg punya kakek…..? ”.

Ayo, belajar dari kesalahan, monyet aja bisa kok

sumber: http://insancoach.wordpress.com/category/kisah-inspiratif/  (21 Juni 2012, jam 22: 45)

Orang Kudus 9 September: St. Petrus Klaver

SANTO PETRUS KLAVER, PENGAKU IMAN
Imam Yesuit dari Spanyol ini lahir di Verdu, Katalonia, pada tahun 1581. Selama 40 tahun ia berkarya sebagai misionaris di antara para budak belian negro di Kartagena, Kolumbia. Semasa mudanya, ia belajar di Universitas Barcelona. Di sini ia berkenalan dengan imam-imam Serikat Yesus dan mulai tertarik dengan cara hidup mereka. Setelah menyelesaikan studinya di Barcelona, ia masuk novisiat Serikat Yesus di Tarragona pada tahun 1601. Dari sana ia dikirim pembesarnya ke kolese Montesione di Palma Mayorca. Di kolese ini ia bertemu dan bersahabat baik dengan bruder Alphonsus Rodriquez, penjaga pintu kolese. Bruder inilah yang membimbing dia tentang cara hidup penyangkalan dan penyerahan diri semata-mata kepada Tuhan. Alphonsus jugalah yang mendorong dan menyemangati dia untuk menjadi rasul bagi para budak negro di Amerika Selatan.

Pada tahun 1610 selagi masih belajar di seminari, atas permintaannya sendiri Petrus Klaver dikirim ke Kartagena, Kolumbia, pantai Utara Amerika Selatan. Kartagena adalah kota pelabuhan yang sangat ramai dan merupakan pintu gerbang masuknya para budak negro yang didatangkan dari Afrika. Di kota inilah Petrus mengabdikan seluruh hidupnya demi keselamatan para budak negro yang malang itu.

Di kota Kartagena, Petrus ditahbiskan menjadi imam pada  tahun 1616, disusul kemudian dengan pengikraran kaul kekalnya. Ketika mengucapkan kaul kekalnya, ia menambahkan sebagai kaul keempat suatu janji untuk bekerja semata-mata bagi orang-orang negero yang dipekerjakan di tambang-tambang emas Kartagena. Dia minta dengan sangat agar tidak dipindahkan ke tempat lain. Sejak itu Petrus menjadi “budak pada budak” demi keselamatan mereka. Petrus mengabdikan dirinya baik di bidang perawatan kesehatan jasmani maupun jiwanya. Ia mewartakan Injil dan mengajar mereka tentang kasih Tuhan. Dalam 40 tahun karyanya, ia berhasil mempermandikan 300.000 orang, tidak hanya orang-orang negro tetapi juga para pelaut, pedagang dan pemimpin-pemimpin kota.

Bagi orang-orang yang sakit dan miskin, ia menyediakan obat-obatan, makanan dan pakaian. Banyak mujizat dilakukannya terutama untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Mantelnya yang dikenakan pada si sakit selalu menyemburkan bau harum semerbak dan dapat menyembuhkan mereka.

Tuhan menyertai dan memberkati Petrus dan karyanya. Kesuciannya lambat laun diketahui seluruh penduduk kota. Para pemimpin masyarakat yang semula tidak senang padanya karena usahanya membela para budak itu, mulai tertarik dan mengaguminya. Petrus kemudian jatuh sakit keras selama 4 tahun dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 September 1654, tepat dengan pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Para pemimpin kota memerintahkan agar Petrus Klaver dimakamkan secara meriah atas biaya mereka.

Oleh Paus Leo XIII, Petrus Klaver dinyatakan sebagai kudus pada tahun 1888, dan diangkat sebagai pelindung karya misi di tengah bangsa negro.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Biasa XXIII-C

Renungan Hari Senin Biasa XXIII, Thn C/I
Bac I   : Kol 1: 242: 3; Injil       : Luk 6: 6 11

Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, Paulus mengungkapkan bahwa ia bersukacita dalam penderitaan demi jemaat. Paulus tak peduli apakah orang mengenal dirinya atau tidak, yang penting umat dapat “mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus.” (ay. 2). Pada Kristus terdapat “segala harta hikmat dan pengetahuan.” (ay. 3). Inilah yang utama, karena hikmat dan pengetahuan itu mendatangkan keselamatan.

Berbeda dengan Paulus, para ahli Taurat dan kaum Farisi tidak dapat menemukan hikmat dan pengetahuan itu. Mereka masih setia pada aturan yang bagi Yesus menghalangi orang untuk menikmati keselamatan. Karena itulah Yesus menantang mereka dengan bertanya, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat: berbuat baik atau berbuat jahat; menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” (ay.  9).

Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa mencari hikmat dan pengetahuan-Nya. Dan setelah kita menemukannya, hendaklah kita mau membagikannya kepada sesam kita. Artinya, kita diminta untuk membawa keselamatan bagi orang lain.

by: adrian