Jumat, 26 Oktober 2018

MUSA, YESUS DAN MUHAMMAD


Musa, Yesus dan Muhammad adalah tiga tokoh penting dalam tiga agama besar dunia, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Ketiga agama itu dikenal dengan istilah Agama Samawi. Dapat dikatakan bahwa Musa, Yesus dan Muhammad merupakan peletak dasar religiositas tiga agama tadi. Musa sebagai peletak dasar bagi agama Yahudi, Yesus Kristus bagi kekristenan, dan Muhammad bagi agama Islam. Akan tetapi, tiga agama ini menyatu pada sosok Abraham.
Sebagai peletak dasar religiositas, ketiga tokoh tersebut mewakili masanya. Dan kebetulan kehadiran mereka dalam sejarah kehidupan manusia tidaklah sama, namun menunjukkan garis linear. Masing-masing hidup dengan sejarahnya. Musa hidup antara tahun 1527 – 1407 SM, Yesus Kristus hidup sekitar tahun 5 SM – 33 M, dan Muhammad hidup antara tahun 570 – 632 M.
Jadi, terlihat jelas bahwa setelah Musa meletakkan dasar religiositas bagi agama Yahudi, muncullah Yesus Kristus. Kemunculan-Nya jauh setelah kematian Musa. Sama halnya dengan kemunculan Muhammad. Jauh setelah Yesus Kristus wafat, dimana kematian-Nya melahirkan kekristenan, hadir Muhammad dengan dasar-dasar keislaman.
Karena kehadiran tokoh-tokoh ini searah dengan sejarah manusia (gerak maju), maka sangat mudah dikatakan kalau kehadiran tokoh membawa pembaharuan atas dasar-dasar religiositas tokoh sebelumnya. Hal ini mirip seperti pemikiran filsafat Yunani kuno, yang didominasi oleh tiga filsuf terkenal, yaitu Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates (469 – 399 SM) meletakkan dasar-dasar pemikiran. Ketika Plato hadir (427 – 347 SM), ia membaharui beberapa pemikiran Sokrates. Namun ketika Aristoteles hadir (384 – 322 SM), giliran dia memperbaiki beberapa pemikiran Plato. Pemikiran Aristoteles bukan tidak sama dengan pemikiran Plato saja, melainkan juga dengan Sokrates.

KISAH MUKJIZAT ROSARIO

Rosario adalah salah satu bentuk benda rohani dalam agama Katolik. Dia biasa digunakan untuk berdoa, sebagai bentuk devosi kepada Bunda Maria. Devosi sendiri merupakan bentuk penghormatan kepada Bunda Maria. Karena itu, umat katolik yang hendak menghormati Bunda Maria, dia akan berdoa rosario. Bunda Maria sendiri, oleh Paus Pius V (1566 – 1572) Santa Maria sebagai Ratu Rosario. Untuk mengetahui kenapa bulan Oktober dikenal sebagai Bulan Rosario, silahkan klik “Oktober Bulan Rosario”; untuk mengetahui sejarah rosario, silahkan klik “Sejarah Rosario”.
Selain untuk berdoa, rosario sering juga dipakai sebagai asesoris. Karena itu, jamak ditemui orang katolik menggantungkan rosario di lehernya atau di dalam mobilnya sebagai hiasan. Akan tetapi, bukan sembarang hiasan, karena rosario bisa dijadikan sebagai bentuk identitas. Maka, ketika orang melihat ada mobil dan di dalamnya ada tergantung rosario, orang langsung mengasosasikannya dengan orang katolik.
Akan tetapi, rosario biasa dipakai oleh orang katolik sebagai “senjata” untuk melawan kekuatan jahat atau melunakkan hati Allah sehingga harapan permohonannya dikabulkan. Tulisan berikut ini berupa sharing pengalaman seorang yang menggunakan rosario untuk meluluskan harapan dan permohonannya. Dalam kaca mata iman, rosario mendatangkan mukjizat.
Lebih lanjut mengenai kisah mukjizat rosario ini silahkan klik di “Ketika Rosario Menjawab Permohonan”. Selamat membaca.

KELUARGA BERENCANA ALAMIAH


Pada dasarnya, keluarga berencana (KB) adalah keluarga yang mempunyai rencana dalam segala sendi kehidupannya. Tetapi, KB lebih difokuskan pada perencanaan kelahiran dan jumlah anak. Alasannya adalah adanya kecemasan bahkan ketakutan akan tantangan hidup yang semakin berat dan kesejahteraan keluarga yang terancam suram karena banyaknya jumlah penduduk yang tak sebanding dengan pertambahan luas tanah; pertambahan jumlah penduduk tak sebanding dengan tersedianya lapangan kerja sehingga pengangguran semakin menumpuk. Untuk pembatasan kelahiran dipakailah alat-alat kontrasepsi, seperti pil/injeksi, alat (kondom, diafragma, IUD), susuk dan pemandulan (vasektomi atau tubektomi)
Selain karena penggunaan alat-alat kontrasepsi juga mempunyai efek samping, seperti darah tinggi dan darah rendah, jantung berdebar-debar, kegemukan, siklus kewanitaan berubah, dan lain sebagainya, Gereja Katolik menolak penerapan KB di atas dengan alasan:
a)   Hubungan seks hanya sebatas pemenuhan hawa nafsu
b)   Istri hanya dilihat sebagai alat pemuas hasrat seksual
c)   Korban dari KB di atas hanya sepihak, yaitu istri
d)   Bisa terjadi eksploitasi seks secara tak terkendali
e)   IUD bersifat abortif.
Sebagai solusinya Gereja menawarkan Keluarga Berencana Alamiah (KBA), yaitu suatu metode pengaturan kelahiran dengan memanfaatkan keadaan biologis, yaitu masa subur dan tidak subur. Di sini pasangan suami istri (pasutri) lebih menghargai kesempurnaan ciptaan Tuhan yang ada dalam dirinya dengan tidak mengubah atau mengacaukannya karena suatu alat. Dengan kata lain, pasutri mau mensyukuri karunia dan anugerah Tuhan pada diri mereka dan pasangannya.