MARTIR-MARTIR VIETNAM

Sejak
abad ke-16 perkembangan agama Katolik cukup pesat di seputar Annam, Cochin
China dan Tonkin. Kehidupan iman umat tidak diganggu, kecuali oleh serangan
lokal yang membawa korban seperti antara lain dua orang praja, yaitu Emmuel Trien (1979) dan Yoanes Dat (1798) yang mati dipenggal
kepalanya. Akan tetapi pada abad ke-19 kesetiaan umat Vietnam kepada Yesus
betul-betul diuji oleh serentetan badai gelombang penganiayaan yang berat.
Banyak keguguran saksi iman di seluruh negeri itu. Puluhan ribu orang Kristen
mati sebagai saksi iman antara 1833-1862. Beberapa misionaris ditangkap,
disiksa dan akhirnya di bunuh. Mereka adalah Ignatius Delgado OP (1838) mati kelaparan dan kepayahan; Dominik Henares OP (1838) bersama
seorang katekis, Franz Chien mati
dipenggal; Uskup Yoanes Karolus Corney
(1837) dikunci dalam kandang bambu untuk dipertontonkan kepada warga masyarakat
dan disiksa selama tiga bulan sebelum sebilah pedang memisahkan kepalanya; AndreasTrong -- seorang tentara --, Peter Thi (1839) dan seorang petani
bernama Antonius Dieh (1838)
dihabisi nyawanya karena ketahuan menjamu seorang misionaris. Petrus Dumoulin -- imam misionaris -- menerima
kabar bahwa ia diangkat menjadi Uskup, waktu sedang meringkuk dalam penjara.
Bersama dua orang imamnya, yaitu Peter
Choa dan Vinsen Diem, beliau
menunggu giliran pelaksanaan hukuman mati (1838).
Puluhan
tahun seluruh umat dicekam kegelisahan dan ketakutan yang silih berganti. Dan
walaupun Uskup Pigneau membantu Nguyen ke jenjang mahkota kekaisaran, namun
putranya yaitu Minh Menh dan penggantinya, Thu-Duc, melancarkan penganiayaan
terhadap umat Kristen sampai tahun 1887. Mikhael
Ho-Dinh-Hy, seorang mandarin dan pejabat tinggi pemerintah-dipenggal
kepalanya di Hue (1857) karena melindungi dan membimbing umat yang
tercerai-berai. Pada tahun 1860, seorang kapten pasukan kaisar, yaitu Yosef Thi dibunuh. Yosef Kang (1861) disesah sampai mati di Travi, karena ingin
membebaskan Uskup Hieronimus Hermosilla. Pada tahun itu juga Uskup Stafan Cuenot -- yang ditabhiskan
Uskup di Singapura (1833) -- meninggal dalam penjara (1861); sedangkan pastor Teofanes Verard disiksa dengan kejam
hingga mati. Di Saigon Pater Paul Hank
dan seorang imam baru Paul Leo
dibunuh pula karena kecintaan mereka kepada Yesus Kristus.
Kaum
muda pun tidak ketinggalan dalam penganiayaan itu. Pada tahun 1859, Peter Tuam dan Peter Thae dinjak-injak gajah sampai lumat tubuhnya. Juga teman
mereka yang lebih muda, yaitu Paul Bao,
Dominik Duyet, dan Dominikus Nick dicekik oleh para algojo
penjara Nam-Dinh. Umat Katolik Vietnam berkali-kali diuji kesetiaan mereka pada
Yesus Kristus dalam kobaran api pembantaian, supaya kehidupan iman mereka
tampak bagaikan emas yang disepuh bagi Tuhan. Sekarang pun umat Katolik Vietnam
masih mengalami berbagai hambatan dalam penghayatan imannya.