Rabu, 14 Januari 2015

Konsep Diri Remaja

KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI REMAJA
Usia Kematangan
remaja yang matang lebih awal, yang diperlukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.

Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.

Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.

Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.

Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.

Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya, dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.

Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.

Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalanya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 235.
Baca juga artikel lainnya:

Orang Kudus 14 Januari: St. Makrina Tua

SANTA MAKRINA TUA, PENGAKU IMAN
Makrina hidup suci bersama suaminya. Selama 7 tahun ia diasingkan selama masa penganiayaan pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Cucunya yaitu Santo Basilius Agung dan Santo Gregorius dari Nyssa, dididiknya dengan sangat baik. Kakak mereka, Santa Makrina Muda, sesudah tunangannya meninggal dunia, mengasuh kedua adiknya itu, dan kemudian menggantikan ibunya, Santa Emilia, sebagai pemimpin kumpulan wanita yang hidup samadi dan bertobat di tepi sungai Iris, Pontus, Turki. Makrina Tua meninggal dunia pada tahun 340.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 14 Januari:

Renungan Hari Rabu Biasa I - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa I, Thn B/I
Bac I    Ibr 2: 14 – 18; Injil                Mrk 1: 29 – 39;

Hari ini Injil bercerita tentang mujizat-mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Berawal dari penyembuhan ibu mertua Simon dari sakit demamnya. Tindakan itu memancing tanggapan dari orang banyak. Maka dibawalah kepada Tuhan Yesus semua orang sakit dan kerasukan setan. Kepada mereka semua, Tuhan Yesus pun melakukan penyembuhan. Yang sakit menjadi sembuh, setan-setan keluar dari tubuh manusia yang dirasukinya.

Apa yang digambarkan Injil sejalan dengan bacaan pertama, yang diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan refleksi penulis atas tindakan-tindakan Yesus dalam Injil. Penulis melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang lemah. Kelemahan manusia itu terlihat dari sakit dan penderitaan kerasukan. Namun kuasa Yesus Kristus dapat memusnahkannya. Terlebih lagi, berkat kematian Tuhan Yesus di kayu salib, Dia memusnahkan kuasa iblis.

Sabda Tuhan hari ini mau menyampaikan kepada kita bahwa Tuhan Yesus memiliki kuasa atas penyebab penderitaan. Dia telah mengatasinya. Maka dari itu, hendaklah kita datang kepada-Nya dengan segala permasalahan hidup kita. Datang kepada Yesus berarti percaya kepada-Nya. Kita diajak menyerahkan semua persoalan hidup kepada-Nya. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Kita diminta untuk percaya kepada Tuhan Yesus bahwa Dia memiliki kuasa atas kuasa penderitaan umat manusia.

by: adrian