PAUS AKUI ADA KORUPSI DALAM GEREJA
Dalam perjalanan pulang
kembali ke Roma, setelah lawatannya ke Filipina, Paus Fransiskus menyatakan
bahwa ada orang-orang katolik dan lembaga-lembaga dalam Gereja katolik yang
korup. Orang-orang ini bisa saja mengacu kepada kaum awam, bisa juga kepada
imam atau kaum tertahbis; dan lembaga bisa mengacu pada paroki, yayasan atau
perusahan yang dikelola orang katolik.
Sadar akan fakta ini, di
hari terakhir kunjungannya di Filipina, Paus Fransiskus mendesak umat Filipina
untuk “menolak segala bentuk korupsi.” Hal ini dapat dimaklumi mengingat
korupsi di Filipina termasuk yang terburuk di Asia Tenggara. Filipina berada di
peringkat 85 dari 175 negara di Transparency
International’s Corruption Perceptions Index (CPI) tahun lalu.
Pernyataan Bapak Paus
terkait korupsi yang melanda Gereja, bukanlah baru pertama kali ini saja. Di
tahun-tahun pertama kepemimpinannya, salah satu gebrakan beliau adalah soal
korupsi ini. Paus Fransiskus mengadakan transparansi di lembaga keuangan di Vatikan.
Tuntutan transparansi ini mengisyaratkan adanya korupsi di dalam Gereja.
(Tentang hal ini baca: Paus dan Korupsidi Gereja).
Oleh karena itu, ajakan Paus
ke- 266 untuk menolak segala bentuk korupsi tidak hanya ditujukan kepada warga
Filipina, melainkan juga kepada semua umat katolik di seluruh dunia, termasuk
di Indonesia. Negara Indonesia tak jauh berbeda dengan Filipina, malah lebih
buruk dari Filipina. Tingkat korupsi Indonesia ada di urutan 107.
Untuk mengatasi korupsi,
Paus Fransiskus sudah memberi contoh, yaitu dengan transparansi. Tentu harapan
Paus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, supaya tindakannya itu diikuti
oleh umat katolik di belahan bumi lainnya. Mengingat Gereja katolik masih lekat
dengan sistem hierarki, maka tindakan itu harus diawali dari pimpinan Gereja,
seperti uskup dan pastor paroki. Uskup dapat membuat kebijakan transparasi
keuangan di keuskupan, dan juga “memaksa” setiap paroki untuk membuka laporan
keuangan paroki kepada umat.
Persoalannya, bersediakah
pimpinan Gereja ini membuka laporan keuangannya bagi publik, khususnya umat. Menindak-lanjuti
pesan Paus Fransiskus selama kunjungannya di Filipina, para uskup Filipina
mengadakan pertemuan tertutup di Manila. Salah satu agenda yang mereka bahas
adalah soal korupsi. Uskup Agung Ramon Arguelles dari Lipa mengatakan bahwa
para uskup harus melakukan “beberapa pencarian jiwa karena korupsi telah
memasuki Gereja.”
Batam, 23 Januari
2014
Baca
juga artikel lainnya:
Ini Alasan Paroki WajibTransparansi