“Kami memberitakan Kristus yang disalibkan untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.” (1Kor 1: 23).
Demikianlah kata-kata Rasul Paulus tentang salib, tempat Tuhan Yesus
tergantung. Bagi Paulus, salib merupakan keselamatan.
Salib sudah dikenal jauh sebelum Tuhan Yesus dihukum mati. Dan salib tidak
selalu diidentikkan dengan sarana hukuman. Ternyata salib juga menjadi salah
satu simbol kota Yerusalem. Inilah yang dikenal dengan Salib Yerusalem.
Bentuknya adalah sebagai berikut: ada satu salib besar di tengah dan empat
salib kecil di samping. Lebih lanjut lihat gambar di samping.
Salib Yerusalem, yang menjadi lambang kota Yerusalem, sudah dikenal jauh
sebelum kelahiran Yesus Kristus. Makna dari gambar tersebut adalah salib besar
merujuk ke kota Yerusalem, sedangkan empat salib kecil mengacu pada empat benua
yang ada di bumi. Pada zaman dulu, orang melihat hanya ada empat benua, yaitu
Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Jadi, Yerusalem berada di tengah-tengah; ia
menjadi pusat bumi. Hal ini sudah dinubuatkan Nabi Yehezkiel dalam kitabnya
(Yeh 38: 12).
Ketika kekristenan mulai muncul, salib Yerusalem tetap dipertahankan. Malah
bisa dikatakan bahwa salib Yerusalem itu bukan lagi menjadi milik orang Yahudi
saja, melainkan milik orang Kristen. Bukankah dengan kematian Tuhan Yesus di
kayu salib membuat orang Yahudi melihat salib sebagai batu sandungan?
Bagi orang Kristen, Salib Yerusalem tidak lagi melambangkan kota Yerusalem,
melainkan Yesus Kristus. Hal ini sesuai dengan cara pandang orang Kristen
sendiri, yang melihat salib sebagai melihat keselamatan dalam Kristus. Orang
muslim juga selalu mengkonotasikan salib dengan Tuhan Yesus dan kekristenan.
Karena itu, di beberapa negara, yang mayoritas penduduknya islam, menggantikan
lambang Palang Merah dengan Bulan Sabit Merah.
Jadi, Salib Yerusalem menjadi milik orang Kristen. Sekalipun namanya tetap
Salib Yerusalem, pemaknaannya sudah mengalami perubahan. Ada beberapa makna
Salib Yerusalem dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus. Pertama, Salib
Yerusalem melambangkan Yesus Kristus dengan keempat Injil. Salib besar adalah
Yesus Kristus, yang adalah Injil itu sendiri, dan empat salib kecil itu
melambangkan keempat penginjil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Kedua, Salib Yerusalem seperti gambaran Seorang
yang diduduk di takhta dan dikelilingi oleh empat makhluk. Ini mirip dengan apa
yang ditulis oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu. Salib besar menunjuk pada Seorang
yang diduduk di takhta, dan empat salib kecil mengacu pada empat makhluk yang
berada di sekeliling takhta itu (lih. Why 4: 1 – 6). Seorang yang diduduk di
takhta itu adalah gambaran Tuhan Yesus.
Ketiga, Salib Yerusalem melambangkan Yesus
Kristus dengan kelima luka-Nya. Ada lima salib yang menunjukkan lima luka Tuhan
Yesus. Salib besar yang di tengah merujuk pada luka lambung Yesus (bekas luka
tombak), dua salib di atas merujuk pada dua luka di telapak tangan (bekas luka
paku), dan dua salib di bawah merujuk pada dua luka di telapak kaki (bekas luka
paku).
Keempat, sama seperti makna awalnya dimana Yerusalem menjadi pusat bumi, demikian pula Yesus Kristus. Dengan ditinggikan di salib (salib besar) Tuhan Yesus menjadi pusat perhatian, pusat kehidupan dan pusat iman umat manusia. Hal ini seperti yang sudah pernah dikatakan-Nya (lih Yoh 12: 32), dan kembali ditegaskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Flp 2: 9 – 11).
diambil dari tulisan 7 tahun lalu