Perjalanan hidup manusia adalah menuju hidup kekal. Keselamatan kekal yang diharapkan setiap manusia adalah merupakan anugerah dari Allah, karena memang Dia setia dan penuh kasih. Itulah yang diungkapkan dalam bacaan I dan juga bacaan II. Allah-lah yang menggunakan Raja Koresh untuk memberikan kesempatan kepada orang Israel untuk kembali ke negerinya agar bisa kembali membangun Bait Allah. Dan Paulus menegaskan bahwa keselamatan itu karena rahmat atau pemberian dari Allah, bukan karena usaha manusia. Tujuan penegasan Paulus ini adalah agar kita tidak jatuh dalam kesombongan.
Akan tetapi perlu juga disadari, bahwa peran aktif dari manusia juga tetap dibutuhkan. Keaktifan manusia merupakan jawaban manusia atas rahmat Allah. Keaktifan itu berbentuk kepercayaan. Itulah yang mau dikatakan Yesus pada Nikodemus dalam bacaan Injil. Manusia harus percaya kepada Allah, maka keselamatan itu akan dirasakan. Hal ini juga yang ditekankan penulis kitab 2 Taw dalam bacaan I tadi. Hanya mereka yang percaya dan yang mau kembali setia pada Allah diperkenankan pulang ke tanah terjanji.
Kiranya pesan Allah pada kita sangat jelas. Keselamatan sudah ditawarkan kepada kita. Persoalannya, apakah kita mau percaya pada-Nya sebagai bentuk jawaban kita atas tawaran keselamatan itu?? Percaya berarti kita menerima "terang" dan menerima "terang" berarti kita meninggalkan perbuatan jahat dalam hidup kita. Pertanyaannya: maukah kita???
by: adrian