Dewasa kini jamak ditemui
fenomena kekeringan di saat musim kemarau dan kebanjiran di saat musin hujan. Kekeringan
disebabkan kurangnya persediaan air di tanah. Sedangkan banjir disebabkan
saluran air (got, kanal hingga sungai) tak mampu menampung debet air yang
melimpah. Selain banjir, fenomena yang sering terjadi adalah becek, yang
disebabkan karena air yang tergenang. Air tergenang bisa saja karena faktor
kemampuan serap yang rendah.
Kurangnya persediaan air di
tanah terjadi karena selama ini air yang turun dari atas langsung di arahkan ke
got, yang akhirnya bermuara ke laut. Dengan kata lain, air hujan yang turun
dibuang ke laut. Air yang masuk ke tanah sangat terbatas. Hal inilah yang
membuat persediaan air di tanah sedikit. Karena itu, sudah saatnya mengubah
kebiasaan untuk menyimpan air, bukan membuangnya. Tempat penyimpan yang baik
adalah tanah itu sendiri. Ada dua cara penyimpanan air di tanah, yaitu sumur
resapan dan biopori.
Sumur Resapan dan Biopori
Sumur Resapan (infiltration Well)
adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air
hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah. Biopori
merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju
peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara
langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan
dinding lubang.
Biopori atau sumur resapan
merupakan teknik baru dalam memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar kita.
Membuat biopori atau sumur resapan memang tidak serta merta mengatasi
masalah krisis air tanah. Tetapi paling tidak, pembuatannya dapat lebih cepat
mengalirkan air permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di
dalam tanah, sumur ini juga bisa mengurangi banjir.