Kamis, 04 Februari 2016

Orang Kudus 4 Februari: St. Carlo Spinola

BEATO CARLO SPINOLA, MARTIR
Carlo Spinola lahir pada sekitar tahun 1565 di Madrid, Spanyol. Ia adalah putera dari Tassarolo, seorang bangsawan Italia. Carlo memperoleh pendidikan di Spanyol, sebelum ia mendapat pendidikan di kolese Yesuit di Nola, dan tinggal bersama pamannya, Kardinal Filippo Spinola, Uskup Nola. Terdorong oleh kemartiran Rudolfo Acquaviva, Carlo akhirnya bergabung dengan Serikat Yesus di Nola.
Pada tahun 1584 Carlo belajar filsafat di Naples, kemudian ke kolese Brera di Milan. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1594, dan ditugaskan sebagai pastor paroki di Cremona. Permintaannya untuk menjadi misionaris dikabulkan pada tahun 1596. Ia berangkat bersama Pastor Jerome de Angelis menuju Nagasaki, Jepang. Dibutuhkan waktu 6 tahun bagi Carlo untuk sampai ke Jepang dikarenakan berbagai hal, mulai dari kapal karam, ditangkap bajak laut dan ditahan di Inggris.
Carlo tiba di Malaka pada tahun 1600, dan sampai di Jepang pada tahun 1602. Ia terlebih dahulu mempelajari budaya Jepang sebelum pergi menuju Miyako atau Kyoto. Carlo menjadi minister Serikat Yesus, dan mengajar matematika serta astonomi. Tujuh tahun kemudian ia pindah ke Nagasaki. Saat dimulainya penganiayaan terhadap umat Kristen oleh pemerintah setempat, Carlo tetap bertahan di Jepang melayani umat secara sembunyi-sembunyi selama 4 tahun sampai ia tertangkap pada 13 Desember 1618.
Selama 4 tahun ia dikurung dalam sebuah kandang burung dan ia harus menyogok para penjaganya agar dapat memperoleh perlengkapan untuk merayakan misa. Carlo bahkan sempat menerima pengucapan kaul beberapa novis Yesuit.
Bersama dengan tahanan lainnya, Carlo dihukum mati dengan cara dibakar perlahan-lahan. Carlo Spinola meninggal dunia pada 10 September 1622 di Nagasaki, Jepang. Pada 7 Mei 1867 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 4 Februari: St. Fransiskus Pacheco

BEATO FRANSISKUS PACHECO, MARTIR
Fransiskus Pacheco lahir pada sekitar tahun 1568 di Ponte da Lima, Braga, Portugal. Ia bersekolah di sebuah sekolah yang dikelola imam-imam Serikat Yesus. Dari sinilah muncul ketertarikan untuk mengikuti panggilan Tuhan. Fransiskus akhirnya bergabung dengan Serikat Yesus pada tahun 1585. Fransiskus dikirim sebagai misionaris ke Goa dan melanjutkan pendidikannya. Ia kemudian dikirim ke Makau untuk belajar sampai ia ditahbiskan.
Fransiskus dikirim ke Jepang pada tahun 1604 dan selama 4 tahun berkarya di Osaka dan Miyako (atau Kyoto). Ia kemudian ditunjuk sebagai kepada kepala kolese Yesuit di Makau, dan pada yahun 1614 ia kembali ke Jepang sebagai Vikaris Jenderal untuk Uskup Luis de Cerqueira di Nagasaki.
Ketika terjadi penganiayaan umat Kristen, Fransiskus diasingkan ke Makau, tetapi ia kembali ke Jepang secara sembunyi-sembunyi dengan menyamar sebagai pedagang. Ia berkarya di Takaku serta pulau Amakusa dan Kani. Fransiskus ditunjuk sebagai Provinsial Serikat Yesus, dan memindahkan tenpat tinggalnya ke Kurchinotsu, Arima. Fransiskus akhirnya tertangkap setelah ia dikhianati oleh umatnya yang menyangkal imannya.
Fransiskus ditempatkan di Shimabara bersama para Yesuit lainnya, katekis dan keluarga Kristen lainnya. Ia ditahan bersama Giovanni Battista Zila, Vincent Caun. Di dalam penahanannya, Fransiskus menerima kaul yang diucapkan para katekis untuk bergabung dengan Serikat Yesus. Ia juga membentuk komunitas yang menjalankan hidup membiara dalam keterbatasan mereka.
Pada 20 Juni 1626 mereka dibawa ke Nagasaki dan bergabung dengan Balthasar de Torres. Bersama 9 orang Yesuit, Fransiskus  menjadi martir disaksikan oleh 9 umat Kristen yang menyusul mereka sebagai martir. Fransiskus Pacheco meninggal dunia pada 20 Juni 1626 di Nagasaki, Jepang. Pada 7 Mei 1867 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 4 Februari: St. Yohana Valois

SANTA YOHANA VALOIS, PENGAKU IMAN
Yohana Valois lahir pada sekitar tahun 1464. Ia adalah puteri dari Raja Louis XI (1461 – 1483). Ketika menanjak remaja ia dipaksa ayahnya menikah dengan seorang pangeran dari Orleans. Saat suaminya naik takhta, menggantikan ayahnya pada tahun 1498, Yohana meminta agar pernikahan mereka dibatalkan. Alasannya bahwa pernikahan tersebut hasil paksaan ayahnya, bukan keputusan kehendak bebasnya. Bapa Paus mengabulkan permohonannya.
Setelah itu Yohana tinggal di Bourges. Di sana pada tahun 1501, ia mendirikan Ordo Annonciades, sebuah ordo kontemplatif bagi penghormatan abadi kepada Bunda Maria. Istananya kemudian diubahnya menjadi biara induk untuk ordonya. Sebagai seorang biarawati, Yohana dikenal sebagai seorang yang sabar, baik hati dan saleh. Ia ditetapkan kudus oleh Paus Pius XII (1939 – 1958) pada tahun 1950.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 4 Februari: St. Rudolfo Acquaviva

BEATO RUDOLFO ACQUAVIVA, MARTIR
Rudolfo Acquaviva lahir pada 2 Oktober 1550 di Atri, Naples, Italia. Ia adalah putera seorang bangsawan di Atri. Rudolfo merupakan keponakan dari Claudio Acquaviva, Superior Jenderal Yesuit kelima, dan juga sepupu dari Santo Aloysius Gonzaga. Mengikuti jejak pamannya, Rudolfo bergabung dengan Serikat Yesus pada 2 April 1568 di novisiat Sant Andrea. Rudolfo menyelasaikan pendidikan filsafat dan teologi di Roma, dan ditahbiskan pada tahun 1678 di Lisbon.
Rudolfo kemudian dikirim sebagai misionaris ke Goa, India. Di sini ia mengajar filsafat di kolese St. Paulus. Kemudian Rudolfo dikirim lagi sebagai misionaris kepada Mogul Agung Akbar. Ia berusaha memberitakan Injil kepada Mogul dan rakyatnya, tetapi gagal membuat mereka percaya. Rudolfo kemudian ditarik dan ditunjuk sebagai superior misi di Salsette. Ia memutuskan memulai tugasnya dengan pergi ke desa Cuncolim bersama Alphonsus Pacheco, Anthony Francis, Fransiksus Aranha dan Petrus Berno.
Kedatangan mereka mendapat perlawanan dari umat Hindu di desa itu. Ketika mereka memilih tempat untuk mendirikan kapel di kemudian hari, warga semakin marah karena tanah itu sebelumnya adalah kuil hindu. Karena itu, warga membunuh mereka semua.
Rudolfo Acquaviva meninggal dunia pada 25 Juli 1583 di Cuncolim, India. Pada 16 April 1893 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 4 Februari: St. Yakobus Berthieu

SANTO YAKOBUS BERTHIEU, MARTIR
Yakobus Berthieu lahir pada 27 November 1838 di Polminhac, Auvergne, Perancis. Pada tahun 1864 ia ditahbiskan menjadi imam diosesan, dan berkarya selama 9 tahun. Yakobus kemudian bergabung dengan Serikat Yesus saat berusia 35 tahun. Masa novisiatnya dimulai di Pau pada 31 Oktober 1873. Sebelum masa novisiatnya berakhir, ia dikirim dalam misi ke Madagaskar. Sesaat sebelum berangkat, ia mengucapkan kaul.
Karya misionarisnya dimulai di Pualu St. Maria. Pada tahun 1880 karya yang sudah berhasil ia jalankan harus terhenti karena ia diusir oleh Pemerintah Perancis yang anti dengan Gereja Katolik. Selain itu terjadi perang sehingga Yakobus harus berjalan kaki menuju Tamatave, dimana rekan-rekan Yesuit berada. Yakobus mengisi waktu yang kosong karena dilarang mengajar dengan berkebun dan bercocok tanam.
Pada tahun 1885 kedamaian muncul kembali, dan Yakobus membuka misi di Ambrositra. Tahun 1891 ia mulai melakukan evangelisasi di Anjozorofady, dekat Tananrive. Akan tetapi di tahun 1895 misinya kembali mendapat gangguan dari perang. Ia terpaksa membawa penduduk desa pergi menuju ibukota, karena desa mereka sudah tidak aman lagi.
Di tengah perjalanan mereka diserang oleh orang-orang Menalamba. Mereka berpencar, dan Yakobus mendapat penampungan pada sebuah desa. Keesokan harinya desa ini juga diserang oleh orang-orang Menalamba. Yakobus ditangkap dan dipukul. Jubahnya disobek dan ia dipaksa berjalan di tengah hujan untuk menemui pemimpin mereka. pemimpin mereka menjanjikan kebebasan bagi Yakobus jika ia mau menjadi penasehat dan mengingkari imannya. Yakobus menolak sehingga kepalanya dipukul, yang menyebabkan ia meninggal dunia.
Yakobus Berthieu meninggal dunia pada 8 Juni 1896 di Ambiatibe, Madagaskar. Pada 17 Oktober 1657 ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus VI, dan pada 21 Oktober 2012 ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 4 Februari: St. Yosef Leonissa

SANTO YOSEF LEONISSA, PENGAKU IMAN
Terlahir dengan nama Eufranio Desideri. Eufranio lahir pada 8 Januari 1556 di Leonissa, Umbria, Italia. Ia adalah putera dari Yohanes Desideri dan Serafina Paolini. Ketika berusia 12 tahun orangtuanya meninggal dunia. Eufranio kemudian diasuh oleh pamannya, Battista Desideri, yang adalah seorang guru di Viterbo, Italia. Battista memiliki rencana untuk menikahkan Eufranio, tetapi Eufranio sendiri punya rencana untuk hidup mengikuti panggilan Tuhan.
Ketika Eufranio jatuh sakit, ia memutuskan untuk kembali ke Leonissa. Di sini ia tertarik untuk hidup sebagai seorang kapusin. Setelah sembuh Eufranio melanjutkan kembali pendidikannya di Spoleto, Italia. Kemudian ia bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin tanpa berkonsultasi dengan keluarganya. Pada 8 Januari 1573 Eufranio diterima dan memilih nama Yosef.
Setelah menjalani semua proses, Yosef ditahbiskan menjadi imam pada 24 September di Amelia, Italia. Ia menjadi seorang pengkotbah yang terkenal. Yosef bahkan diceritakan berhasil mempertobatkan sekelompok bandit. Pada tahun 1587 ia ditugaskan untuk melayani orang-orang Kristen yang menjadi tahanan di Konstantinopel. Di sini selain melayani orang-orang Kristen yang tertangkap atau menjadi budak, Yosef juga berkotbah sehingga beberapa kali ia ditangkap.
Yosef pernah ditangkap dan ditahan selama 1 bulan karena dituduh sebagai mata-mata. Setelah itu ia pergi menghadap sultan untuk meminta diberlakukannya kebebasan beragama, tetapi hal itu justru membuat sultan marah dan memerintah menangkap Yosef serta menghukumnya mati. Yosef digantung dengan diikat tangan dan kakinya ke bagian kiri dan kanan, sementara api dinyalakan di bawahnya sehingga Yosef merasa sesak nafas.
Pada hari ketiga, menurut sebuah cerita legenda, seorang malaikat membebaskan Yosef dari siksaan tersebut. Namun ada cerita lain yang mengatakan bahwa seorang prajurit membebaskannya karena merasa kasihan. Yosef kembali ke Roma bersama dengan seorang Uskup Yunani yang telah bertobat dan kembali kepangkuan Gereja Katolik.
Di Italia Yosef kembali menjadi seorang pengkotbah dan juga melayani para tahanan, orang sakit dan miskin. Ia mendirikan rumah sakit, penampungan tuna wisma dan bank makanan. Setelah Konsili Trente, Yosef juga membantu menyebarkan hasil konsili melalui kotbahnya.
Yosef Leonissa meninggal dunia pada 4 Februari 1612 di Umbria, Italia karena menderita kanker. Pada 22 Juni 1737 ia dibeatifikasi oleh Paus Klemen XII, dan pada 29 Juni 1746 ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIV.
Baca juga orang kudus hari ini: