Sabtu, 27 Februari 2016

Cuma Gereja Katolik Beri Solusi Perkawinan Campur

SOLUSI GEREJA KATOLIK ATAS PERKAWINAN BEDA AGAMA
Agak miris mendengar cerita dari beberapa pastor paroki tentang seorang pemuda katolik menikah dengan pemudi islam dan masuk islam. Pada kesempatan lain lagi ada cerita soal seorang pemudi katolik menikah dengan pemuda protestan dan masuk protestan. Semua ini terjadi, meninggalkan iman katolik, karena mereka menikah menurut agama pasangannya (islam dan protestan)
Yang membuat hati semakin sedih adalah di antara mereka itu awalnya sangat aktif di kegiatan Gereja. Ada yang dikenal sebagai aktivis OMK. Bahkan ada yang mengaku bahwa di hatinya haanya ada Yesus. Menjadi pertanyaan, kenapa harus meninggalkan Gereja Katolik?
Tentu jawaban sederhananya adalah karena perkawinan. Baik yang menjadi islam maupun yang menjadi protestan sama-sama menikah menurut tata cara perkawinan agama pasangannya.
Menikah adalah hak setiap manusia. Setiap pribadi mempunyai hak untuk menikah dengan siapa saja. Ada sesuatu yang ideal bahwa pernikahan itu terjadi di antara orang-orang seiman. Namun kita tidak dapat menutup mata akan terjadinya perjumpaan antar anak manusia yang berbeda keyakinan. Ada banyak faktor yang melatar-belakanginya. Perjumpaan-perjumpaan dua anak manusia yang berbeda keyakinan ini dapat berakhir pada pernikahan.
Ketika hendak menikah inilah masalah kemudian mulai muncul. Awalnya masing-masing pihak akan kukuh dengan keyakinannya. Namun entah bagaimana, seringkali pihak katolik menjadi lemah dan akhirnya mengikuti kemauan pasangannya. Semangat militan untuk mempertahankan kekatolikan sangat lemah. Dan mungkin ditambah pengetahuan yang kurang, membuat pihak katolik mau saja menikah menurut tata cara agama pasangannya.