1. Nabi Muhammad SAW dan Islam
Nabi Muhammad berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Ketika hidup di tanah Arab, ada kerinduan bagi orang Arab untuk memiliki identitas religious sendiri, sama seperti orang Yahudi, Kristen, Hindu, dll. Kerinduan ini dibaca oleh Muhammad; dan itulah yang dia perjuangkan. Muhammad menemui media yang suci, yakni agama, dan dia mengambil peran sebagai nabi. Bukankah hal itu juga yang dibutuhkan oleh bangsa Arab saat itu?
Maka Muhammad mati-matian memulai kampanye propaganda yang penuh kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Jika dibandingkan antara surah-surah yang diturun di Mekkah (surah Makkiyah) dan di Madinah (surah Madaniyah), maka terlihat jelas bahwa surah Makkiyah jauh lebih banyak daripada surah Madaniyah. Ini membuktikan bahwa Muhammad membutuhkan banyak wahyu untuk menyakinkan “programnya”, yaitu bahwa dirinya adalah nabi utusan Allah; bahwa apa yang disampaikannya sungguh berasal dari Allah; bahwa bangsa Arab memang sungguh istimewa. Dengan manipulasi licik, retorika yang meyakinkan dan dengan sugesti agama, Muhammad akhirnya sampai ke suatu posisi otoritas dan kekuasaan mutlak.
Akhirnya Muhammad mengungkapkan suatu “rencana ilahi” dengan membersihkan Arab dari orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Dia menyebut mereka dengan sebutan kafir; dan untuk mendukung ini maka diturunkannya wahyu Allah yang memerintahkan pemusnahan orang kafir sampai ke akar-akarnya (QS al-Anfal: 7). Pertama-tama Muhammad membersihkan kabah dari patung-patung yang sudah ada jauh sebelum dirinya lahir, karena kabah telah ditetapkan sebagai makam Ibrahim (QS al-Baqarah: 125). Orang Yahudi dan Kristen yang sudah ada sebelumnya pun, yang juga mengakui Ibrahim (mereka menyebutnya Abraham), tak pernah melihat kabah sebagai makam Abraham. Terlihat jelas Muhammad sangat anti dengan orang Yahudi. Muhammad percaya problem yang dialami umat manusia akan bisa dihilangkan dengan membunuh atau membinasakan orang Yahudi. Muhammad menggunakan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam (bdk. QS al-Maidah: 64 dan 67). Muhammad percaya bahwa dengan berhasilnya misinya dan dengan menundukkan dunia di bawah pedangnya, maka damai akan terwujud.