Sabtu, 30 Januari 2016

Orang Kudus 30 Januari: St. Yasinta Mariscotti

SANTA YASINTA MARISCOTTI, PENGAKU IMAN
Yasinta Mariscotti lahir pada tahun 1585 di dekat Viterbo, Italia. Ia adalah puteri dari Marc Antonio Mariscotti dan Ottavia Orsini. Yasinta dibaptis dengan nama Clarice. Ia memperoleh pendidikan pada biara Fransiskan. Dari sini ia kemudian bergabung dalam ordo ketiga Fransiskan di biara St. Bernardine di Viterbo. Yasinta mengikuti saudaranya yang sudah lebih dahulu bergabung.
Pada masa itu Yasinta masih hidup penuh dengan kemewahan duniawi, baik dalam hal makanan, pakaian atau juga barang-barang lainnya. Suatu ketika Yasinta jatuh sakit, dan seorang imam hendak memberinya komuni. Ketika mendengarkan pengakuan Yasinta, imam itu sangat terkejut sehingga ia menegur keras Yasinta.
Yasinta mengikuti kata-kata bapa pengakuannya dan menyingkirkan segala hal duniawi yang ia miliki. Yasinta melakukan pertobatan keras dengan hidup menderita, seperti berjalan tanpa alas kaki, dan tidur di atas papan. Yasinta juga berdevosi terhadap penderitaan Kristus, dan dengan pertobatannya, ia menjadi teladan bagi para biarawati di biaranya.
Yasinta mendirikan kelompok Sacconi yang mendedikasikan karyanya bagi orang-orang lanjut usia dan orang miskin. Yasinta Mariscotti meninggal dunia pada tahun 1640 di Viterbo, Italia. Pada 1 September 1726 ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIII, dan pada 24 Mei 1807 ia dikanonisasi oleh Paus Pius VII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 30 Januari: St. Sebastianus

BEATO SEBASTIANUS, IMAM
Sebastianus berasal dari keluarga miskin. Keluarganya sangat mengharapkan agar ia membantu menghidupi keluarganya. Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih mengugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu. Sebastianus akhirnya memutuskan masuk seminari dan mengikuti pendidikan imamat.
Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan. Ia sendiri sungguh insyaf akan kelemahannya. Satu-satunya jalan keluar baginya adalah dengan melipat-gandakan usaha belajarnya.
Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan. Ia mencapai cita-citanya menjadi imam. Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino. Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya. Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh-sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik. Selama 60 tahun ia mengabdikan hidupnya pada Tuhan, Gereja dan umatnya.
Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat yang luar biasa, yaitu kemampuan membuat mukjizat. Jabatan Uskup Torino, yang ditawarkan kepadanya, ditolak Sebastianus dengan rendah hati. Sebastianus lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara para umatnya. Tentang hal ini Sebastianus berkata, “Apa artinya menjadi Abdi Tuhan? Artinya adalah mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memajukan karya penyelamatan Allah dan Kerajaan-Nya kepada manusia. Semua itu harus dilakukan di tengah-tengah umat.”
Imannya yang kokoh kepada Allah dan kesetiaannya kepada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesama manusia, terlebih rekan-rekan imam se-tarekatnya. Sebastianus meninggal dunia pada tahun 1740.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 30 Januari: St. Bronislaus Markiewicz

BEATO BRONISLAUS MARKIEWICZ, PENGAKU IMAN
Bronislaus Bonaventura Markiewicz lahir pada 13 Juli 1842 di Pruchnik, Galizia, Polandia. Ia adalah putera dari John Markiewicz dan Marianna Gryziecka. Bronislaus memperoleh pendidikan Kristen yang kuat dari keluarganya, dan pada saat ia bersekolah, ia juga memperoleh pengalaman terhadap gelombang anti-agama pada saat bersekolah di Przemysl. Bronislaus kemudian memutuskan untuk measuk seminari tinggi di Przemysl pada tahun 1863, dan pada 15 September 1867 ia ditahbiskan menjadi imam.
Bronislaus berkarya di Paroki Harta dan melanjutkan pendidikan di Universitas Leopoli dan Cracow. Pada tahun 1875 ia menjadi pastor di Gac, kemudian pada tahun 1877 ia menjadi pastor di Blazowa. Tahun 1882 ia menjadi pengajar teologi pastoral di seminari tinggi Przemysl. Bronislaus senang berkarya dengan mengajar iman kepada para tahanan, dan menghabiskan waktu dengan orang miskin, terutama orang muda.
Mengikuti panggilan hatinya, Bronislaus pergi ke Italia pada bulan November 1885 dan bergabung dengan Kongregasi Salesian pada 25 Maret 1887. Ia sangat senang ketika ia dapat bertemu dan belajar langsung dari Santo Yohanes Bosko.
Bronislaus sempat menderita penyakit tuberculosis dan hampir meninggal dunia pada tahun 1889. Pada 23 Maret 1892 ia kembali ke Polandia dan berkarya di Miejsce Piastowe, Przemysl. Ia membuka institute bagi anak-anak muda yang miskin maupun yatim piatu.
Pada tahun 1897 Bronislaus mendirikan dua kongregasi dengan spiritualitas Santo Yohanes Bosko. Setelah memperoleh pengakuan dari keuskupan setempat, ia menjadi direktur untuk serikat yang ia namakan “Kesederhanaan dan Bekerja”. Kongregasi ini baru mendapat pengakuan pada tahun 1921 dan 1928 untuk kongregasi perempuan. Kongregasi ini kemudian mengambil nama Kongregasi Santo Mikael Malaikat Agung/Congregatio Sancti Michaelis Arshangeli (CSMA). Pada tahun 1903 Bronislaus membuka rumah baru di Pawlikowice.
Bronislaus Markiewicz meninggal dunia pada 29 Januari 1912 di Miejsce Piastowe, Przemysl, Polandia. Pada 19 Juni 2005 ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Josef Glemp.
Baca juga orang kudus hari ini:

Jumat, 29 Januari 2016

Cara Menipu Nyamuk

Seorang misionaris baru tiba di Tanah Papua. Pengalaman pertama yang membuatnya sedikit menderita adalah soal nyamuk. Maklum, di Eropa, tempat asalnya, tidak pernah ia bersentuhan dengan binatang kecil penghisap darah itu. Malam pertama di tanah misi membuat dia sama sekali tak bisa menikmati tidur malam, karena diserang oleh nyamuk dari segala penjuru.
Namun, karena sudah jatuh cinta dengan Tanah Papua dan penduduknya, maka misionaris ini berusaha untuk mengatasi persoalannya. Berbagai cara sudah dilakukannya, sampai akhirnya ia menemukan suatu gagasan.
Pada malam sebelum tidur, misionaris ini menyelimuti bantal gulingnya menyerupai tubuh manusia yang berselimut. Dan ketika hendak tidur, ia cepat-cepat masuk ke kolong tempat tidur sambil berkata, “A ha…, nyamuk-nyamuk itu kena tipu!!!”
edited by: adrian, dari cerita Polly Pape
Baca juga humor lainnya:
Air Menjadi Anggur

Kamis, 28 Januari 2016

Orang Kudus 28 Januari: St. Manfredus

SANTO MANFREDUS, PENGAKU IMAN
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang pasti Manfredus hidup pada abad XV. Sejak masa muda, Manfredus gemar membaca riwayat hidup para petapa dan rahib, sehingga sesudah ditahbiskan menjadi imam, dengan berkat uskupnya ia menjadi petapa di sebuah gua di pegunungan Alpen. Ia berpuasa keras dan berdoa terus menerus sehingga banyak orang yang meminta didoakan olehnya. Manfredus meninggal dunia pada tahun 1430.
Baca juga orang kudus hari ini:

Rabu, 27 Januari 2016

Orang Kudus 27 Januari: St. Alberik Citeaux

SANTO ALBERIK CITEAUX, ABBAS & PENGAKU IMAN
Alberik adalah salah seorang biarawan di Collan, Chatillon-sur-Seine, Perancis. Setelah para biarawan dipimpin oleh Santo Robertus Molesme, mereka pindah ke biara baru yang didirikan oleh Santo Robertus. Alberik menjadi prior pada biara itu, dan ketika Santo Robertus memutuskan untuk pergi meninggalkan biara itu karena biara sudah terkorupsi dengan hal-hal duniawi, ia ikut pergi meninggalkan biara itu.
Bersama dengan Santo Robertus dan Santo Stefanus Harding, mereka mendirikan biara di Citeaux, dan Ordo Sistersian (O.Cist) pada 21 Maret 1098. Alberik menjadi prior, sementara Robertus menjadi Abbas.
Pada tahun 1100 Santo Robertus kembali ke biara Molesme karena ia sangat dibutuhkan oleh para biarawan di Molesme. Kepergian Robertus membuat posisi Abbas di Biara Citeaux dipegang oleh Alberik. Tanggal 26 Januari 1109 Alberik meninggal dunia di Citeaux, Perancis.
Baca juga orang kudus hari ini:

Selasa, 26 Januari 2016

Kesalahan Pemimpin yang Tak Disadari

KESALAHAN PEMIMPIN YANG SERING TAK DISADARI
MAJU tidaknya suatu lembaga atau organisasi banyak ditentukan oleh pimpinan. Sekalipun bawahan atau karyawannya baik dan berkualitas, namun jika pemimpin tidak bisa menampilkan performa yang baik, kinerja lembaga akan melambat. Ada banyak hal penyebab karyawan merasa tidak nyaman bekerja. Hal yang sering tidak disadari adalah sikap atasan atau pemimpin. Apa saja sikap yang dimaksud?
Pertama, sikap tidak peduli. Pemimpin yang memandang anak buahnya layaknya robot atau peranti dalam mengenjot produktivitas tentu membuat karyawan tidak betah bekerja. Banyak atasan yang hanya melimpahkan pekerjaan pada anak buah tanpa menjalin komunikasi yang baik. Misalnya, memberi tugas atau jabatan kepada orang tanpa menjelaskan apa tugasnya atau apa yang mau dikerjakan.
Kasus lain, karyawan yang berperforma kerja baik dan berprestasi tidak diberikan apresiasi. Kerja keras karyawan tidak dilihat. Pemimpin hanya mau melihat karyawan yang disukainya saja. Hal ini membuat karyawan lain merasa tidak berharga dan bisa membuat performa kinerja menjadi tidak maksimal.
Kedua, menempatkan orang yang salah dalam tugas atau posisi yang tidak tepat. Atasan yang mempromosikan karyawan hanya karena menyukai karyawan tersebut atau hanya mendengarkan bisikan orang dalam tanpa melihat prestasi dan kinerjanya tentu membuat karyawan lain merasa dirugikan. Apalagi jika penempatan karyawan melalui “jalan belakang”. Hal ini membuat karyawan lain tidak betah bekerja di bawah atasan yang tidak “bersih”.
Lebih aneh lagi, sekalipun ada banyak kesalahan atau pelanggaran dari karyawan yang dipromosikan atasan, namun atasan seakan tidak melihatnya. Hal ini disebabkan karena relasinya bukan berdasarkan relasi fungsional, melainkan like dislike. Hal ini dapat membuat karyawan lain bersikap apatis. Jika ini diteruskan, bukan tidak mungkin perkembangan perusahaan menjadi lamban.

Senin, 25 Januari 2016

Mari Belajar pada Hewan: Cinta Kasih


Dalam dunia hewan, khusus di darat, jaguar atau macan tutul termasuk pemangsa teratas dalam mata rantai makanan. Dia-lah pemangsa paling ditakuti oleh binatang-binatang kecil lainnya. Macan terkenal dengan kesadisannya. Jika membunuh mangsanya, tidak ada perhitungan belas kasih. Tidak ada istilah “peri-kebinatangan” dalam dunia satwa, apalagi satwa liar. Di sini berlaku hukum, “Survival of the fittest.”
Akan tetapi, dalam film ini gambaran tadi berubah total. Seekor jaguar atau macan tutul justru menunjukkan belas kasihnya kepada seekor anak kera. Ia menyingkirkan pola pikir lama, bahwa mangsa lemah harus dilahap. Melihat seekor anak kera (babon), yang induknya menjadi mangsa sang jaguar, macan tutul ini menunjukkan kasihnya dengan menjadi ibu asuh. Anak kera itu adalah makanan bagi macan tutul. Tetapi macan tutul dalam film ini mengasihi anak kera itu. Bahkan ia melindungi anak kera itu dari pemangsa lain (hyena).
Bagaimana dengan kita manusia? Dapatkan kita mengasihi sesama kita yang lemah? Tuhan Yesus pernah mengajarkan para murid-Nya untuk mengasihi orang lemah, hina dan dina (lih. Mat 55: 31 – 46). Tuhan Yesus sendiri sudah memberi contoh teladan selama hidup-Nya. Film ini seakan mengembalikan gaung ajaran Tuhan Yesus. Kita diajak untuk berkaca pada macan tutul agar kita mau dan berani peduli kepada sesama kita yang lemah dan terpinggirkan. Hendaklah kita jangan menggunakan kekuasaan atau kekuatan kita untuk memeras atau menindas yang lemah. Macan Tutul saja bisa, kenapa kita tidak?

Minggu, 24 Januari 2016

Renungan Hari Minggu Biasa III - C

Renungan Hari Minggu Biasa III, Thn C/II
Bac I  Neh 8: 3 – 7, 8 – 11; Bac II       1Kor 12: 12 – 30;
Ada kemiripan antara bacaan pertama dan Injil hari ini. kemiripan itu terletak pada diri Ezra dan Tuhan Yesus. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nehemia, dikisahkan bahwa Ezra, seorang imam sekaligus ahli kitab, membacakan Kitab Taurat. Gambaran ini mirip dengan Tuhan Yesus di Injil, meski kitab yang dibacakan berbeda. Namun yang menjadi daya tariknya bukan terletak ada kemiripan itu, melainkan pada pesannya. Ezra, dalam bacaan pertama, mengajak umat untuk bersukacita. Tapi sukacita itu tidak hanya dinikmati sendirian. “Kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa.” Di sini bacaan pertama mau mengajak kita untuk peduli kepada orang lain.
Sikap peduli ini-lah yang diperlihatkan Tuhan Yesus dalam Injil. Dalam Injil Tuhan Yesus membacakan Kitab Yesaya, dan kemudian menyatakan bahwa nas tersebut sudah terpenuhi dalam diri-Nya. Artinya, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,” (ay. 18), pembebasan kepada orang-orang tawanan dan orang-orang yang tertindas, serta penglihatan bagi orang-orang buta (ay. 19). Di sini mau dikatakan bahwa Tuhan Yesus sangat peduli kepada orang lain. Ia tidak puas hanya dengan diri-Nya sendiri.
Pesan bacaan pertama dan Injil ini kembali direfleksikan dengan bagus oleh Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus. Dalam bacaan kedua, Paulus mau mengajak pembacanya untuk bersikap peduli kepada orang lain. Dasarnya adalah jemaat merupakan satu kesatuan sebagai satu tubuh Kristus. Paulus mengambil perbandingan dengan tubuh yang memiliki banyak anggota. Bagi Paulus, Kristus adalah tubuhnya, sedangkan jemaat adalah anggota-anggotanya. Paulus meminta supaya tiap-tiap anggota tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, melainkan anggota tubuh yang lain. Tujuannya cuma satu, yaitu melayani tubuh yang adalah Kristus.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa kita adalah anggota-anggota dari satu tubuh, yakni Kristus. Tiap-tiap kita memiliki tugas dan perannya masing-masing. Tugas dan peran itu bukan semata-mata untuk kepentingan diri sendiri. Kita dipanggil untuk keluar dari diri sendiri dengan memperhatikan kebutuhan sesama, yang adalah juga anggota tubuh Kristus. Dengan memperhatikan anggota tubuh yang lain, secara tidak langsung kita sudah melayani Kristus.***
by: adrian

Sabtu, 23 Januari 2016

Orang Kudus 23 Januari: St. Yosepha Maria Beniganim

BEATA YOSEPHA MARIA BENIGANIM, PENGAKU IMAN
Nama aslinya adalah Yosepha Teresa. Ia lahir pada 9 Januari 1625 di Beniganim, Valencia, Spanyol. Ia adalah puteri dari keluarga miskin dan menjadi semakin miskin lagi ketika ayahnya meninggal. Saat itu Yosepha masih kecil.
Yosepha menjawab panggilan Tuhan dengan memasuki Biara Agustinian di kotanya dan menjadi biarawati. Ia mengambil nama Yosepha Maria dari St. Agnes. Yosepha lebih dikenal oleh sesama biarawati dengan panggilan Muder Agnes atau Madre Inez dalam bahasa Spanyol. Muder Agnes banyak melakukan kehidupan kontemplasi.
Sekalipun tidak memperoleh pendidikan yang cukup memadai, Muder Agnes diberikan telenta oleh Tuhan untuk dapat mengerti tentang teologi dan juga kemampuan konseling terhadap sesama. Oleh karena kemampuannya ini, nasehatnya menjadi sesuatu yang penting dan sangat berpengaruh bagi orang-orang Spanyol.
Yosepha Maria Beniganim meninggal dunia pada 21 Januari 1692 di Beniganim, Valencia, Spanyol. Pada 26 Februari 1888 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 Januari: St. Henrikus Suso

BEATO HENRIKUS SUSO, PENGAKU IMAN
Terlahir di Konstance, Swiss, pada 21 Maret 1295 dengan nama Hendry von Berg. Kemudian ia lebih suka mengenakan nama ibunya, Suso. Henrikus meninggal dunia pada 25 Januari 1366 di Ulm, Jerman.
Pada usia 13 tahun ia masuk Ordo Dominikan, dan selama lima tahun menjalani pendidikan hidup rohani dalam ordo ini. pad usia 18 tahun Henrikus mengalami suatu pertobatan batin yang luar biasa, suatu sentuhan rahmat yang menghantar dia kepada suatu kehidupan heroik dalam doa dan pertobatan orang-orang berdosa.
Setelah menyelesaikan pendidikan teologinya di Konstance, Henrikus pergi ke Cologne pada tahun 1324 untuk memulai karirnya di bawah bimbingan Master Eckhart. Eckhart sungguh mempengaruhi kehidupan rohani dan ajaran Henrikus secara mendalam.
Pada tahun 1236 Henrikus kembali ke Konstance untuk mengajar teologi di sekolah Biara Dominikan. Dalam kurun waktu itu, ia mulai banyak menulis tentang mistisisme. Dalam bukunya yang berjudul Buku Kecil tentang Kebenaran, Henrikus memaparkan mistisisme secara teoretis dan dengan tegas membela ajaran Eckhart. Dalam buku itu Henrikus menunjukkan kesetiaannya kepada Eckhart sekaligus berusaha membenarkan dirinya terhadap tuduhan-tuduhan yang diberikan kepadanya.
Dalam Buku Kecil tentang Kebijaksanaan Abadi, yang disebut sebagai hasil karya terindah dalam mistisisme Jerman, Henrikus menuliskan percakapan-percakapan rohaninya dengan Kristus. Buku ini penuh dengan devosi kepada luka-luka Yesus, kepada nama Yesus, kepada Maria dan kepada Ekaristi. Henrikus sendiri kemudian menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Latin dengan judul Horologium Sapientia.
Dalam bukunya yang berjudul Kehidupan, Henrikus menuliskan percakapan-percakapan rohani dengan muridnya, Elisabeth Stagel. Buku ini lebih merupakan kisah sebuah jiwa daripada suatu biografi. Ajaran Henrikus hangat, personal dan lembut. Bahasanya indah dan punya daya tarik yang mendalam.
Dari tahun 1335 Henrikus membaktikan seluruh hidupnya dalam karya pewartaan Sabda dan bimbingan rohani kepada umat dan rohaniwan, biarawan-biarawati. Dalam hal ini, Henrikus dikaruniai bakat istimewa. Karya ini mencampakkan dalam kesibukan mengunjungi banyak biara untuk memberikan bimbingan rohani. Ia pergi ke biara suster-suster Dominikan di Swiss dan Netherland. Ia dibantu oleh sahabat-sahabat mistikus Yohanes Tauler dan Henry dari Nordlingen. Karena bakat dan pengalamannya ini, Henrikus diangkat menjadi pemimpin Sahabat-sahabat Allah, suatu serikat religious yang terdiri dari rohaniwan dan awam untuk mendalami bentuk-bentuk kehidupan rohani yang lebih tinggi.
Pada tahun 1343 – 1344, Henrikus menjadi pemimpin imam-imam Dominikan Konstance, yang tinggal di pengasingan Diessenhofen karena menolak mendukung Kaisar Louis dari Bavaria. Pada tahun 1349 ia dikirim ke Ulm untuk mewartakan dan membimbing umat dan rohaniwan di sana. Di sanalah ia menghembuskan nafasnya pada 25 Januari 1366.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 Januari: St. Martina

SANTA MARTINA, MARTIR
Martina dikenal sebagai puteri bangsawan Romawi yang kaya raya. Hari kelahiran dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti. Yang diketahui tentang dirinya adalah bahwa ia adalah seorang wanita dermawan yang membagi-bagikan harta warisan orangtuanya kepada fakir miskin.
Penganiayaan terhadap dirinya hingga mati diperkirakan terjadi ada masa pemerintahan Kaisar Aleksander Saverus (222 – 235). Perlakukan sadis ditimpakan pada diri Martina karena ia tidak mau membawakan kurban kepada dewa-dewa bangsa Romawi. Martina dipaksa dengan berbagai macam cara yang kecam, namun pendiriannya tetap teguh, yakni bahwa imannya akan Kristus yang memberikan kebahagiaan kekal lebih penting dari kehidupan dunia yang fana ini.
Sejumlah mukjizat dihubungkan dengan Martina. Untuk menghormatinya, maka pada abad VII didirikan sebuah gereja kecil. Kemudian pada tahun 1634 Paus Urbanus VIII (1623 – 1644) mendirikan sebuah gereja untuk menghormatinya.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Kamis, 21 Januari 2016

Belajar dari Kasus Pelecehan Nabi Muhammad di Pangkalpinang

SIKAP ABU-ABU TERHADAP PELECEHAN AGAMA
Satu berita menarik di Bangka Pos hari Rabu (13 Januari 2016) adalah kasus pelecehan Nabi Muhammad oleh seorang guru di Pangkalpinang. Pelecehan itu terjadi di media sosialnya, yaitu facebook. Menurut informasinya, guru ini baru memiliki HP Android. Di waktu senggang ia menemukan sebuah tautan di media sosial lain. Karena keinginan tahunya akan kebenaran isi tautan itu, dan juga untuk mencoba barang baru miliknya, ia men-share-kan tautan itu di status facebook-nya.
Tidak diketahui pasti apa sebenarnya isi postingan itu, karena baik facebook si guru maupun sumber utamanya sudah menghilang dari dunia maya. Inti dari postingan itu adalah seputar perbandingan antara Nabi Muhammad dan Rasul Paulus. Koran Tempo Online memuat 5 perbandingan dari 12 perbandingan yang ada di postingan facebook guru tadi. Mungkin karena perbandingan itu merendahkan Nabi Muhammad, misalnya dikatakan bahwa Nabi Muhammad sebagai pembunuh, maka postingan itu dinilai melecehkan atau menghina Nabi Muhammad.
Banyak umat islam Pangkalpinang merasa tersinggung dengan postingan guru tadi dan melakukan aksi protes. Guru tersebut dilaporkan ke walikota, polisi dan juga dinas pendidikan. Seperti diberitakan harian Bangka Pos (hlm 14) ormas-ormas islam menuntut agar guru tersebut membuat permintaan maaf di media massa. Permintaan maaf itu ditujukan kepada seluruh umat islam di Pangkalpinang, Bangka Belitung dan dunia.
Guru di sebuah sekolah menengah di Pangkalpinang ini mengaku sama sekali tidak punya maksud melecehkan atau menghina Nabi Muhammad. Kepada Edison Taher, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, ia mengatakan bahwa ia sendiri sebenarnya tidak paham soal isi tulisan yang di-share-kannya. “Memang, saya mem-posting itu agar ada respons apakah benar atau tidak. Sebab, saya tidak tahu. Saya mohon maaflah kalau menimbulkan keresahan,” kata guru ini.

Rabu, 20 Januari 2016

Orang Kudus 20 Januari: St. Angelo Paoli

BEATO ANGELO PAOLI, PENGAKU IMAN
Francesco Angelo Paoli lahir pada 1 September 1642 di Argigliano, Tuscany, Italia. Ia adalah putera dari Angelo Paoli dan Morelli. Angelo memberikan perhatian yang lebih kepada orang-orang miskin. Ketika masih muda, Angelo mengajarkan ajaran katolik kepada orang-orang miskin di Argigliano.
Pada tahun 1660 Angelo memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel. Ia mengikrarkan kaul pertamanya pada 18 Desember 1661. Selama 6 tahun kemudian ia belajar sampai ditahbiskan sebagai imam. Angelo ditugaskan di Pisa, kemudian ia dipindahkan ke Cupoli, Monte Catino dan Fivizzano.
Angelo memiliki devosi kepada Jalan Salib dengan membawa kayu salib ke bukit di Fivizzano, dan setelah dipindahkan ke Roma ia melanjutkan dengan membawa kayu salib ke Coliseum. Pada tahun 1667 Angelo dipindahkan ke Biara St. Martin di Roma untuk bertugas sebagai pembimbing novis. Di saat yang sama, Angelo juga merawat orang-orang sakit dan miskin di dua rumah sakit di Roma.
Dikisahkan juga bahwa Angelo pernah ditawarkan gelar Kardinal oleh Paus Innosensius XII dan Paus Klemen XI. Akan tetapi, Angelo menolak tawaran tersebut. Selain itu, ada cerita yang mengatakan bahwa Angelo mempunyai karunia untuk mengetahui kejadian di masa depan.
Francesco Angelo Paoli meninggal dunia pada 20 Januari 1720 di Roma, Italia. Pada 18 April 2010 ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Agostino Vallini.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 20 Januari: St. Yohanes Pembaptis Triquerie

BEATO YOHANES PEMBAPTIS TRIQUERIE, MARTIR
Yohanes Pembaptis Triquerie adalah seorang imam Fransiskan Konventual di Laval. Ketika terjadi pergolakan di Perancis, yang dikenal dengan Revolusi Perancis, banyak biarawan-biarawati, juga kaum religius ditangkap. Mereka dimintai sumpah setia kepada penguasa saat itu. Yohanes menolak untuk melakukan sumpah kesetiaan kepada Negara, sehingga ia dibunuh dan menjadi martir Kristus bersama dengan 18 orang lainnya. Mereka semua dikenal sebagai Martir dari Laval.
Yohanes Pembaptis Triquerie meninggal dunia pada tahun 1794 di Laval, Perancis. Pada 19 Juni 1955 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Selasa, 19 Januari 2016

Orang Kudus 19 Januari: St. Ignasius de Azevedo

BEATO IGNASIUS DE AZEVEDO, MARTIR
Ignasius de Azevedo lahir pada tahun 1526 di Oporo, Portugal. Menjawab panggilan Tuhan, Ignasius bergabung pada Serikat Yesus di Coimbra pada 28 Desember 1548. Tahun 1653 ia ditahbiskan sebagai imam.Ignasius ditugaskan ke Braga untuk mendirikan Kolese St. Paulus. Pada tahun 1565 ia pergi ke Roma setelah ditunjuk sebagai procurator untuk India dan Brazil. Oleh SantoFransiskus Borgia, Ignasius ditugaskan untuk mengunjungi Brazil dengan tugas mengevaluasi misi Yesuit di sana. Setelah dua tahun di Brazil, Ignasius kembali, dan dalam perjalanannya ia mencari rekan-rekannya di provinsi Spanyol dan Portugal untuk bermisi ke Brazil. Sebanyak 49 Yesuit berhasil ia kumpulkan di Val de Rosal, Portugal.
Pada 5 Juni 1570 mereka berangkat menggunakan dua kapal menuju Madeira dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Santa Cruz de la Palma. Dua hari perjalanan dari Madeira, kapal mereka dibajak oleh para bajak laut, yang adalah para Huguenot, atau sebutan bagi para penganut kalvinis di Perancis. Ignasius, yang sedang memegang lukisan Bunda Maria, menerima tebasan kalewang Jacques Sourie.
Ignasius de Azevedo meninggal dunia pada 15 Juni 1570 di Palma, Kepulauan Canary. Pada 15 Mei 1854 ia dan rekan-rekannya dibeatifikasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 19 Januari: St. Yakobus Bonnaud

BEATO YAKOBUS BONNAUD, MARTIR
Yakobus Jules Bonnaud lahir pada 27 Oktober 1740 di Cap-Haitien, Nord, Haiti. Sejak kecil ia sudah dibawa ke Perancis. Yakobus memperoleh pendidikan di Kolese La Fleche, sebuah sekolah yang dijalankan oleh Serikat Yesus. Dari sinilah ketertarikannya untuk menjadi seorang Yesuit.
Pada 20 Desember 1758 Yakobus bergabung dengan Serikat Yesus. Ia ditugaskan untuk mengajar selama 2 tahun di Quimper, Britany. Yakobus masuk seminari St. Firmin, dan kemudian melanjutkan ke Flanders untuk memperoleh pendidikan teologi dan hokum Gereja. Pada saat itu Serikat Yesus diusir dari Perancis.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Yakobus ditugaskan di Paris, dimana ia membuat beberapa karya ilmiah. Yakobus kemudian dipindahkan ke Lyon pada tahun 1788, dan ditunjuk sebagai Vikaris Jenderal. Dalam suratnya, Yakobus mengingatkan kepada seluruh umat beriman akan terjadinya penganiayaan. Yakobus menentang keras Revolusi Perancis, dan berusaha membela hak Gereja.
Pada 10 Agustus 1792 Yakobus ditangkap dan ditahan pada sebuah Biara Karmel. Pada 2 September 1792 biara itu diserang, dan Yakobus ikut dibunuh pada penyerangan itu. Yakobus Bonnaud meninggal dunia pada 2 September 1792 di Paris, Perancis. Pada 17 Oktober 1926 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 19 Januari: St. Stefanus Pongracz

SANTO STEFANUS PONGRACZ, MARTIR
Stefanus Pongracz lahir pada tahun 1583 di Transylvania, Hungaria. Ia adalah putera dari sebuah keluarga bangsawan. Untuk menjawab panggilan Tuhan, Stefanus bergabung pada Serikat Yesus. Tahun 1602 ia memulai masa novisiat di Brno. Stefanus belajar di Graz dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1615.
Stefanus ditugaskan di Humenne selama 4 tahun sebelum kemudian dipindahkan ke Kosice, Slovakia. Di sini ia bertemua dengan Melkhior Grodec, yang juga seorang Yesuit. Di kota ini mereka melayani umat katolik di tengah kebencian para penganut protestanisme Kalvinis.
Ketika Gabriel Bethlen, yang adalah seorang pangeran Transylvania, dan juga penganut kalvinis, menguasai kota, Stefanus ditangkap bersama Melkhior dan Marek Krizin. Ketiganya disiksa dan dipaksa untuk menganut protestanisme, tetapi mereka menolaknya sehingga mereka dibunuh.
Stefanus Pongracz meninggal dunia pada 7 September 1619 di Kosice, Slovakia. Pada 15 Januari 1905 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius X bersama kedua rekannya, dan pada 2 Juli 1995 mereka dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 19 Januari: St. Melkhior Grodec

SANTO MELKHIOR GRODEC, MARTIR
Melkhior Grodec lahir pada tahun 1584 di Cieszyn, Salesia, Polandia. Ia adalah putera dari sebuah keluarga bangsawan. Ia menempuh pendidikannya di Kolese Yesuit di Vienna. Karena tertarik menjadi seorang Yesuit, tahun 1603 ia memasuki masa novisiat.
Melkhior kemudian belajar di Praha dan ditahbiskan sebagai seorang imam pada tahun 1614. Ia ditugaskan di Praha sebelum kemudian dipindahkan ke Kosice, Slovakia. Di sini ia bertemua dengan Stefanus Pongracz, yang juga seorang Yesuit. Di kota ini mereka melayani umat katolik di tengah kebencian para penganut protestanisme Kalvinis.
Ketika Gabriel Bethlen, yang adalah seorang pangeran Transylvania, dan juga penganut kalvinis, menguasai kota, Melkhior ditangkap bersama Stefanus danMarek Krizin. Ketiganya disiksa dan dipaksa untuk menganut protestanisme, tetapi mereka menolaknya sehingga mereka dibunuh
Melkhior Grodec meninggal dunia pada 7 September 1619 di Kosice, Slovakia. Pada 15 Januari 1905 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius X bersama kedua rekannya, dan pada 2 Juli 1995 mereka dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 19 Januari: St. William Saultemoche

BEATO WILLIAM SAULTEMOCHE, MARTIR
William Saultemoche lahir pada tahun 1557 di St. German-l’Herm. Ia bergabung dengan Yesuit sebagai seorang bruder pada tahun 1579 di Verdun. Ia bertugas sebagai pengangkut barang di Pont-a-Mousson. William terkenal karena kesederhanaan, ketaatan dan juga karena karakternya yang lemah lembut. Ia kemudian terpilih untuk menemani Yakobus Sales dalam misi ke Aubenas.
Ketegangan di kota itu antara pengikut katolik dan kalvinis sangat mencekam. Keduanya ditangkap oleh Huguenot, sebutan untuk orang-orang kalvinis di Perancis, ketika sedang berdoa. Peristiwa itu terjadi pada 6 Februari 1693. Mereka mengalami banyak siksaan dan aniaya karena tidak mau mengingkari iman katoliknya.
Jika Yakobus dibunuh dengan ditembak dari belakang, Bruder Saultemoche dibunuh dengan ditusuk oleh sebilah pedang. William Saultemoche meninggal dunia pada 7 Februari 1693 di Perancis. Pada 6 Juni 1926 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI.
Baca juga orang kudus hari ini: