Rabu, 11 November 2015

Orang Kudus 11 November: St. Teodoros Konstantinopel

SANTO TEODOROS KONSTANTINOPEL, MARTIR
Teodoros lahir di Kerak (sekarang: Yordan), dan meninggal di Bithynia, Asia Kecil pada tahun 841. Mulanya ia menjadi biarawan di Yerusalem, dan setelah ditahbiskan menjadi imam, ia dikirim ke Konstantinopel bersama saudaranya Santo Theophanes untuk melancarkan perlawanan terhadap kaum bidaah Ikonoklasme yang didukung oleh Kaisar Leo V (813 – 820). Ikonoklasme adalah aliran kepercayaan yang menentang dipasangnya gambar-gambar atau ikon-ikon suci di dalam gereja. Akan tetapi, atas perintah raja, Teodoros dan Theophanes dibuang ke sebuah pulau di Laut Hitam, terutama karena mereka berani mencela perceraian kaisar dan isterinya, dan menentang usaha raja untuk mengeluarkan semua gambar suci dari dalam gereja.
Kemudian, ketika Theophillus, juga seorang penganut Ikonoklasme, menjadi kaisar (829 – 842), mereka kembali ke Konstantinopel. Namun kemudian mereka ditangkap sekali lagi dan dibuang. Jadi, dua kali mereka mengalami pembuangan itu. akibatnya Teodoros meninggal di Bithynia, Asia Kecil, pada tahun 841, sebagai akibat dari penganiayaan atas dirinya. Sedangkan Theophanes, setelah pembuangan, menjadi uskup di Nicea. Ia wafat pada tahun 845.
Teodoros sangat gigih dalam membebaskan Gereja dari kekuasaan dan pengawasan Negara, yang dianggapnya selalu meremehkan semangat kristiani. Ia juga dikenal sebagai tokoh pembaharu hidup membiara yang sangat besar engaruhnya di kalangan Gereja Timur. Selama berada di tempat pembuangan itu, ia sangat rajin menulis berbagai karya tulis: katekese, kotbah, nyanyian dan buku-buku untuk membela iman yang benar.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 11 November: St. Theodoros Studite

SANTO THEODOROS STUDITE, ABBAS & PENGAKU IMAN
Theodoros lahir pada tahun 759 di sebuah kota dekat Akroinum, Asia Kecil. Dalam soal kehidupan membiara di Konstantinopel, Byzantium, Beliau tergolong seorang rahib dan abbas yang mempunyai pengaruh besar. Ia tetap menjunjung tinggi penghormatan kepada gambar-gambar kudus yang dipajangkan di dalam gereja sebagai perlawanan terhadap bidaah Ikonoklasme. Ikonoklasme adalah aliran kepercayaan yang menentang dipasangnya gambar atau ikon suci di dalam gereja. Sebagai akibat dari perjuangannya mempertahankan ajaran-ajaran Gereja, ia beberapa kali dibuang dan akhirnya meninggal dunia pada 11 November 826 di Akritas (sekarang: Cape Gallo, Yunani).
Pada tahun 794 ia menjadi abbas sebuah biara, yang didirikan di lahan perkebunan milik ayahnya di Sakkoudion, dekat Olympus. Dalam kedudukan itu ia melancarkan kritik terhadap perkawinan kembali Kaisar Konstantinus VI (780 – 797), setelah perceraiannya; kritikan itu mengakibatkan pembuangan atas dirinya ke Salonika. Tetapi pada tahun 797 ia diizinkan kembali oleh penguasa yang baru. Tak lama kemudian para perompak-perompak islam memaksa Theodoros bersama rahib-rahibnya pindah ke Konstantinopel. Di sini mereka diizinkan menetap di sebuah biara pertapaan di Studion. Pada tahun 799 Theodoros menjadi abbas di biara Studion dan aktif menulis beberapa karangan tentang crak hidup membiara.
Pada tahun 809 Theodoros sekali lagi dibuang demi melindungi Nicephoras, seorang awam yang diangkat menjadi patriarch Konstantinopel. Tetapi pada tahun 813, dari tempat pembuangannya, Theodoros mendukung Patriarkh Nicephorus dalam usahanya melawan bidaah ikonoklasme. Karena hal ini, Nicephorus pun segera menyusul Theodoros ke pembuangan. Tujuh tahun kemudian Theodoros diizinkan kembali ke Konstantinopel, namun pertentangan yang terus menerus dilancarkannya terhadap para penganut ikonoklasme mengakibatkan pembuangannya yang terakhir di Akritas hingga wafatnya pada 11 November 826. Ia dimakamkan pertama di Akritas, dan kemudian relikuinya dipindahkan ke biara Studion pada tahun 844.
sumber:Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Rabu Biasa XXXII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXXII, Thn B/I
Bac I  Keb 6: 1 – 11; Injil          Luk 17: 11 – 19;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Kebijaksanaan. Di dalam kitabnya penulis menyampaikan apa yang dikehendaki Allah bagi para raja dan para penguasa di ujung-ujung bumi. Penulis mengingatkan mereka bahwa kekuasaan dan pemerintahan yang mereka dapat berasal dari Allah (ay. 3). Oleh karena itu, mereka diharapkan tidak hanya bertanggung jawab atas kuasa yang mereka terima, melainkan juga diminta untuk hidup menurut kehendak Allah (ay. 4). Melaksanakan tugas demi kesejahteraan rakyat merupakan wujud sederhana pertanggungjawaban dan terima kasih kepada Tuhan atas pemberian kuasa itu.
Dalam Injil hari ini pun Tuhan Yesus menyinggung soal tanggung jawab atas anugerah yang didapat. Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah berterima kasih. Hal ini dicontohkan melalui kisah penyembuhan 10 orang kusta. Dari 10 orang kusta yang sembuh itu, hanya satu orang saja yang datang kembali kepada Tuhan Yesus untuk menghaturkan terima kasih. Ironisnya, orang itu adalah orang asing. Di sini Tuhan Yesus mau mengajarkan supaya orang tahu berterima kasih atas karunia yang telah diterima.
Terima kasih adalah dua kata yang sangat mudah diucapkan, namun sulit diwujud-nyatakan. Mengucapkan kata terima kasih atas apa yang kita telah terima merupakan tindakan mulia sekalipun sangat sederhana. Dengan mengucapkan kata terima kasih, kita telah mewujudkan rasa hormat kita kepada sang pemberi dan juga atas apa yang kita terima. Sikap inilah yang mau disampaikan sabda Tuhan hari ini. Tuhan menghendaki supaya kita tidak lupa melakukan hal ini dalam kehidupan, karena sadar atau tidak, kita sering kali menerima anugerah-anugerah, baik dari Tuhan maupun sesama. ***
by: adrian