Selasa, 06 Oktober 2015

Orang Kudus 6 Oktober: St. Diego de San Vitores

BEATO DIEGO DE SAN VITORES, MARTIR
Diego Jeronimo de San Vitores y Alonso de Maluendo lahir pada 12 November 1627 di Burgos, Spanyol. Diego sejak kecil ingin bergabung dengan Serikat Yesus, meski orangtuanya lebih ingin ia berkarya dalam bidang militer. Diego bergabung pada novisiat Yesuit di Villarejo de Fuent pada Juli 1640.
Setelah menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologi di Alaca de Henares, Diego ditahbiskan sebagai seorang imam pada 23 Desember 1651. Diego mengajar bahasa di Oropesa dan teologi kepada para Yesuit. Diego kemudian dikirim oleh superiornya untuk menjadi seorang misionaris di Filipina. Diego berangkat dari Cadiz, Spanyol, pada 15 Mei 1660 menuju Meksiko, sebelum akhirnya menuju Filipina.
Di Filipina ia mempelajari Bahasa Tagalog serta menjadi pemimpin para novis dan dekan Universitas Manila. Pada tahun 1664 Diego melaporkan kepada Raja Philips IV dari Spanyol mengenai daerah kepulauan Mikronesia, dan meminta izin untuk melakukan misi ke daerah tersebut. Raja mengizinkannya.
Misi baru ini langsung memperlihatkan hasilnya. Dalam enam bulan, sekitar 13.000 orang dibaptis. Diego memilih Guam untuk melakukan misinya dan ia juga menyebarkan Injil ke Saipan dan Tinian. Bersama dengan Pedro Calungsod, Diego membaptis seorang bayi, tetapi kemudian mereka dibunuh sebagai martir.
Diego de San Vitores meninggal dunia pada 1 April 1672 di Tumon, Guam. Pada 6 Oktober 1985 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 6 Oktober: St. Isidorus de Loor

BEATO ISIDORUS DE LOOR, PENGAKU IMAN
Isidorus de Loor lahir pada 18 April 1881 di Vrasene, flanders, Belgia. Ia adalah putra dari Aloysius dan Camillia, yang merupakan keluarga peternak. Ketika kecil Isidorus senang membantu ayahnya, tetapi panggilannya untuk menjadi seorang imam membawanya bergabung dengan Kongregasi Pasionis di Ere. Pada pesta kelahiran Santa Perawan Maria, Isidorus menerima jubah dan nama: Isidorus dari St. Yosef. Isidorus mengikrarkan kaul kekal pada 13 September 1908.
Isidorus kemudian dipindahkan ke Kortrijk, dan dikenal akan kehidupan doanya, pribadinya yang sederhana dan senang beramal. Ia kehidlangan mata kanannya karena kanker pada tahun 1911. Isidorus de Loor meninggal dunia pada 6 Oktober 1916 di Kortrijk, Flanders, Belgia. Pada 30 September 1984 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Selasa Biasa XXVII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXVII, Thn B/I
Bac I  Yun 3: 1 – 10; Injil                    Luk 10: 38 – 42;

Hari ini Injil menampilkan cerita tentang Martha dan Maria. Ketika Tuhan Yesus mengunjungi mereka, Martha sibuk melayani Tuhan Yesus dan rombongan-Nya, sedangkan Maria duduk mendengarkan perkataan-Nya. Terlihat bahwa Martha mengeluh atas tindakan Maria (ay. 40) Namun justru Tuhan Yesus memuji perbuatan Maria. Bukan berarti apa yang dilakukan Martha itu tidak baik. Apa yang dibuat Marta itu BAIK, akan tetapi apa yang dilakukan Maria itulah yang TERBAIK. Hal ini mengingat waktu Yesus yang singkat.
Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yunus, yang terbaik bagi orang Niniwe adalah bertobat. Itulah yang dikehendaki Allah, sehingga melalui mulut Nabi Yunus disampaikanlah seruan pertobatan. Warga kota Niniwe mendengarkan ajakan itu sehingga akhirnya mereka bertobat. Karena pertobatan itu, Allah tidak jadi melaksanakan petaka yang sudah dirancang-Nya. Dikatakan bahwa Allah menyesal dengan malapetaka yang telah dirancang buat orang Niniwe itu (ay. 10).
Hidup itu memiliki banyak pilihan dan dimensinya. Kepada kita diminta untuk selalu memilih satu dari sekian banyak pilihan itu. Dalam pilihan itu terkadang memiliki nuansa yang sama. Namun kita tetap harus memilih satu dari antaranya. Di antara pilihan-pilihan yang baik, ada satu di antaranya yang terbaik. Karena itu, kita harus memiliki skala prioritas. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi Tuhan. Ini berarti Tuhan menuntut “lebih” pada kita. Salah satu yang terbaik saat ini adalah bertobat. Melalui sabda Tuhan, kita diajak untuk menyesali dosa-dosa kita dan berusaha untuk memperbaiki serta tidak lagi mengulanginya.***

by: adrian